TRIBUN-MEDAN.COM – Rekam jejak karyawan PT KAI pelaku terorisme diungkap Ketua RT 02 Komplek Bumi Sari Indah (BSI), Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bahkan terkuak karyawan PT KAI pelaku terorisme Dananjaya Erbaning (DE) pernah menjenguk narapidana terorisme.
Adapun sebelumnya, DE (28), karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 di Bekasi, Jawa Barat.
Di rumah DE yang ada di Bekasi, petugas menemukan 18 senjata api berbagai jenis di antaranya air gun yang dimodifikasi senjata api dan pabrikan.
Selain itu ditemukan peluru dengan jumlah yang banyak dan bendera ISIS di rumah terduga teroris itu di Bekasi.
Setelah penangkapan DE, Densus 88 menggeledah rumah orangtua DE di Komplek Bumi Sari Indah (BSI), Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (14/8/2023) sore sekitar pukul 15.30 WIB.
Ketua RT 02, Idris mengatakan, proses penggeledahan berlangsung selama 2 jam.
Baca juga: Terduga Teroris di Bekasi Ternyata Warga Kabupaten Bandung, Masa Kecilnya Dikenal Pendiam dan Baik
Baca juga: TERUNGKAP Oknum Pegawai PT KAI Jadi Teroris Terinspirasi dari Kerusuhan Mako Brimob 2018!
"Sore tadi, kurang lebih 1,5 jam hingga 2 jam, saya melihat di sana sekitar satu jam, karena saya juga telat," katanya ditemui dikediamannya, Senin.
Idris mengungkapkan, anggota Densus 88 tersebut mengangkut sejumlah barang yang diduga barang milik DE.
"Ya tadi penggeledahan, sebagian barang ada yang dibawa sama petugas," ujarnya.
Sejumlah barang yang dibawa petugas, dibungkus plastik putih.
Meski tak bisa menjelaskan secara detail barang apa saja yang disita, namun ia mengatakan salah satunya tabung gas berukuran kecil yang biasa digunakan untuk pistol angin.
"Barang bukti tadi saya lihat sepintas dimasukan ke plastik putih ada yang saya lihat sendiri seperti tabung gas yang untuk pengisian pistol angin gitu,”
“Buku-buku kurang jelas karena dibungkus pakai plastik putih. Ada yang dibungkus plastik hitam," bebernya.
Idris juga mengatakan DE memiliki rekam jejak yang berhubungan dengan teroris.
Idris menjelaskan, sekitar 5 tahun yang lalu, pihaknya pernah didatangi petugas kepolisian yang tengah memantau kegiatan DE.
"Informasi yang saya dapat, dia itu pernah menjenguk narapidana teroris beberapa kali, kemudian dia dipantau sama polisi. Sempat polisi itu meminta pengurus juga ikut memantau kegiatan DE," ujarnya.
Baca juga: Saat Erick Thohir Sibuk Nyapres, BUMN Malah Jadi Sarang Teroris dan Mau Serbu Markas Brimob
Baca juga: Pegawai PT KAI Terduga Teroris Diciduk Densus 88 di Bekasi, Ini Tanggapan Perusahaan
Saat itu, polisi tak menemukan indikasi DE terlibat jaringan teroris. "Ya katakanlah sempat dibiarkan, karena katanya enggak terlibat juga, tapi enggak tahu sekarang tiba-tiba ditangkap," tutur dia.
Ketua RT Idris mengatakan rumah yang digeledah oleh Densus 88 dihuni oleh ibu DE dan kakak pertama DE. "Sekarang yang tinggal di sini, hanya orangtua tepatnya ibunya dan kakak pertamanya," ujar Idris. Senin.
Menurutnya, DE beserta keluarganya tinggal lebih dulu di Komplek BSI dibanding dirinya. Keluarga DE datang dari Purbalingga.
"Kalau di sini semua pendatang, keluarga DE itu kalau lihat dari KK sih dari Purbalingga. Sama saya juga terus terang duluan keluarga almarhum Pak Wahyudi (ayah DE),”
“Kalau saya datang ke sini 2010-an, kalau dia dari 2008-2009-an. Jadi duluan keluarga dia dibandingkan saya," ucapnya.
Idris juga mengatakan DE menghabiskan waktu kecil dan sekolah di Komplek BSI, namun ia jarang bergaul.
"Kurang lebih mulai 5 atau 6 tahun yang lalu jarang di sini. Jarang tinggal di lingkungan BSI, di RT 2 jarang, banyaknya di luar," jelasnya.
Namun sosok DE berbeda dengan orangtuanya yang aktif bersosialiasi.
"Orangnya jujur aja baik, cuma kurang bergaul, Pak, di lingkungan RT 02 RW 20. Anaknya kurang bersosialisasi. Tapi untuk orangtuanya bagus sekali sosialisasinya," bebernya.
Setelah lulus kuliah, DE sempat bekerja di beberapa tempat hingga akhirnya di PT KAI.
"Kerjanya emang di luar, macam-macam, kerjanya jadi yang saya tahu itu terakhir kerja di PT C terus keluar, pindah lagi ke Kereta Api. Dari situ tahunya sampai situ aja, dari situ saya tidak tahu. Yang jelas tadi sore ada berita pemeriksaan di rumah orangtuanya," jelas dia.
Sementara itu warga setempat, Rahmat Gunawan (53), membenarkan di lingkungan komplek, DE dikenal anak yang baik.
Namun DE sudah lama tak tinggal di rumah orangtuanya.
"Jadi kasian ke ibunya, mungkin tak tahu apa-apa, takutnya drop soalnya sudah sepuh. Tahu-tahu digeledah, saya aja kaget apalagi ibunya," katanya.
Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi orangtua DE, terutama stigma masyarakat. "Ya tentu warga di sini juga kaget, dengan kejadian ini, tak menyangka," ucapnya.
Setelah penggeledahan, rumah keluarga DE terlihat lengang dan sepi serta tertutup.
Tak ada kendaraan apapun di depan rumah milik keluarga DE.
(*/TRIBUN-MEDAN.COM)
Baca juga: Terduga Teroris di Bekasi Ternyata Warga Kabupaten Bandung, Masa Kecilnya Dikenal Pendiam dan Baik
Baca juga: Pegawai BUMN Terduga Teroris yang Diciduk Densus 88 di Bekasi Ternyata Sudah Dua Minggu Dipantau
Baca juga: Saat Erick Thohir Sibuk Nyapres, BUMN Malah Jadi Sarang Teroris dan Mau Serbu Markas Brimob
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News