Viral Medsos

KEJANGGALAN Kematian Aldi Nababan Dibeberkan Kamaruddin Simanjuntak hingga Suruh Lakukan Otopsi

Editor: AbdiTumanggor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamaruddin Simanjuntak Minta Otopsi Jenazah Aldi Nababan, Beberkan Sejumlah Kejanggalan Kematian Aldi Nababan. (HO)

TRIBUN-MEDAN.COM -  Kejanggalan kematian mahasiswa Aldi Sahilatua Nababan (23) di Bali disampaikan Advokat Kamaruddin Simanjuntak.  

Diberitakan sebelumnya, Aldi Sahilatua Nababan (23), mahasiswa asal Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar kosnya di Bali.

Korban ditemukan tewas di kamar kosnya yang beralamat di Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan By Pass Ngurah Rai No 23, Benoa, Kuta Selatan. Tepatnya pada Sabtu (18/11/2023) sekitar puku 08.30 WITA. Kemudian, keluarga korban menerima kabar duka pada Sabtu (18/11/2023).

Kakak korban, Monalisa Nababan menyampaikan ia diberitahu, adiknya meninggal pada Sabtu (18/11/2023) jam sembilan pagi waktu setempat.

"Kami dapat kabar hari Sabtu jam sembilan pagi," kata Monalisa kepada Tribun Medan.

Adapun bagian tubuh korban yang mengalami kerusakan fatal. "Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser. Darahnya mengalir sampai ke teras kosan," sebutnya.

Jenazah korban pun dibawa sampai ke Medan, tepatnya ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. "Awalnya keluarga berembuk dulu untuk diautopsi karena ada kejanggalan dari awal, tapi karena ada isu dipersulit di sana. Jadi kami pikir dari pada lama menunggu, mending dipulangkan dulu," ucapnya.

Jenazah korban yang diketahui meninggal pada hari Sabtu, baru bisa diautopsi pada Senin (20/11/2023).

Terpantau dari unggahan Kamaruddin Simanjuntak melalui akun Facebooknya, ternyata dirinya yang menyuruh pihak keluarga Aldi Nababan untuk melakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Sebelumnya, jenazah telah dibawa dari Kualanamu menuju Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Namun, di tengah jalan tepatnya di Tebing Tinggi, Kamaruddin Simanjuntak menyuruh putar balik ambulans agar dilakukan otopsi terhadap jenazah di RS Bhayangkara Medan.

"Pada hari Minggu yang lalu di Siborongborong, saya mendesak orangtuanya, Monalisa dan keluarganya, para Pimpinan Polri dan Ambulance, agar segera putar balik dari Tebing, lalu Jenazah dibawa ke RS di Medan, untuk Visum Et Repertum dan Otopsi,"tulis Kamaruddin Simanjuntak, Sabtu (25/11/2023).

Kamaruddin Simanjuntak menyoroti soal kematian Aldi Sahilatua Nababan tersebut. Menurutnya, kalau bunuh diri, tidak mungkin kakinya di ubin dengan posisi terlipat. Kemudian, telurnya pecah dan berdarah. Soal darah di lantai, kata Kamaruddin Simanjutak, diduga berasal dari telinga, hidung dan mulut.

"Kondisi tulang kaki dan tangan keseleo, hingga tidak bisa tertutup rapi. Tidak bisa dipakaikan baju,"jelas Kamaruddin.

Kuasa Hukum dari keluarga Brigadir J ini juga menjelaskan, bahwa handphone korban Aldi Nababan terbuka dan bisa dibaca umum. Maka, menurut Kamaruddin Simanjuntak, kematian Aldi Nababan mencurigakan, sebab ada tulisan CCTV, patut diduga korban mati karena pembunuhan.

Penjelasan Kamaruddin Simanjuntak ini telah dikonfirmasi Tribun Medan melalui DM, namun belum ada tanggapan saat postingannya itu ditayangkan, Sabtu.

Lokasi penemuan mayat Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa asal Tapanuli Utara, di kamar kos di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.(Tribun-Bali/Istimewa)

Tanggapan Polresta Denpasar

Sebelumnya, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, awalnya korban yang bernama Aldi Sahilatua Nababan alias ASN (23) itu ditemukan dalam kondisi terlilit tali tampar ikat.

Menurutnya, setelah petugas kepolisian datang ke kamar kos, dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam.

"Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat di dalam kamar kosnya,” ungkap AKP Sukadi, Rabu (22/11/2023).

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar. Kedua kakinya menyentuh lantai.

Hidung korban mengeluarkan darah, ada proses pembengkakan, dan kulit mengeluarkan cairan.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai."

"Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” jelasnya.

Dijelaskan AKP Sukadi, penemuan mayat pemuda asal Siborong-borong, Sumatera Utara, itu terjadi pada Sabtu (18/11/2023), sekitar pukul 08.30 Wita.

Korban yang merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta (PTS) di Denpasar itu, kata AKP Sukadi, pertama kali ditemukan oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43).

Mulanya, Artana curiga dengan kondisi di sekitar kamar korban yang dipenuhi oleh lalat hijau. Artana kemudian mengetuk pintu kamar kos namun tak mendapat respon.

“Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau dan saksi berusaha mengetuk pintu kamar kos korban tetapi tidak ada respons,” ungkap AKP Sukadi.

Selain itu, Artana melihat darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos. Hal tersebut yang membuatnya kemudian melaporkan ke Polsek Kuta Selatan.

Pihak keluarga tidak menyetujui otopsi

AKP Sukadi menerangkan, saat penanganan awal oleh polisi, keluarga korban sempat membuat surat pernyataan tidak menyetujui autopsi.

Pihak keluarga, kata Kasi Humas, hanya mengizinkan jenazah mendapat tindakan suntik formalin. “Pada saat penanganan awal pihak kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah dan hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban,” ungkapnya.

Keluarga korban juga dikatakan setuju bahwa jenazah dibawa ke kampung halamannya di Medan, yang tertuang dalam surat pernyataan. “Serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orangtua korban, juga orangtua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari,” imbuh AKP Sukadi.

Namun, setibanya jenazah korban di Medan, orangtua korban justru mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah.

AKP Sukadi menerangkan, keluarga korban meminta dilakukan autopsi terhadap korban di RS Bhayangkara Medan. “Dan saat jenazah korban sampai di Medan, orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan,” jelas AKP Sukadi.

Tunggu Tim Dokter Medan

Sementara, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Losa Lusiano Araujo, menerangkan, kini kasus kematian ASN dilakukan pemeriksaan autopsi oleh tim dokter di RS Bhayangkara Medan.

Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan tambahan yaitu toksikologi dan patologi.

“Saat ini kasus kematian korban telah dilakukan pemeriksaan autopsi oleh tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan terhadap jenazah serta dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan toksikologi dan patologi,”ujarnya kepada Tribun Bali.

“Saat ini kami masih berkoordinasi dengan tim Dokter Forensik RS Bhayangkara Medan menunggu hasil pemeriksaan otopsi,” tambahnya.

Hancurnya hati ibunda Aldi Nababan 

Di sisi lain, hancurnya hati Aprilina Lumbantoruan, ibunda Aldi Sahilatua Nababan yang seharusnya melihat putranya wisuda pada Desember ini. Kini, harapan Aprilina Lumbantoruan melihat anaknya wisuda sirna usai Aldi Sahilatua Nababan ditemukan tewas tak wajar di Bali. Adapun Aldi Sahilatua Nababan seharusnya akan mengikuti wisuda pada Desember 2023 ini.

Namun kini, harapan sang ibunda melihat putranya mengenakan toga pun sirna. Diketahui, Aprilina sehari-hari bekerja sebagai pedagang di pasar.

Ibu dari Aldi Sahilatua Nababan histeris di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (22/11/2023). (Tribun Medan/Alfiansyah)

Aprilina bekerja keras demi bisa membiayai kuliah sang putra di Bali. Nahas, jelang hari wisuda anaknya justru ditemukan meninggal dalam kondisi tak wajar.

Aldi Nababan rencananya akan mengikuti wisuda pada Desember 2023. Namun pada Sabtu (18/11/2023) pagi itu Aprilina yang sedang berjualan di pasar seperti biasanya mendapat telepon yang mengaku dari kepolisian di Bali. Mahasiswa asal Medan itu dikabarkan sudah meninggal dunia.

"Ibu jangan syok ya, kami mau mengabarkan kalau Aldi meninggal di kamar kosnya," kata Aprilina menirukan ucapan polisi di ujung telepon saat itu.

Bak tersambar petir di siang bolong, Aprilina pun langsung histeris mendengar kabar tersebut.

"Saya langsung jungkir balik di situ," ujarnya dikutip Tribun-Medan.com dari TribunTrend.com, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Ngaku Royal, Peneror Order Fiktif Transfer Uang 26 Kali dan Belikan Cincin, Tapi Kalah Sama Anak DPR

Baca juga: Viral Detik-detik Ayah Tabrak Anaknya saat Bermain di Depan Rumah, Sang Kakak Histeris

Ia menuturkan bahwa saat itu dirinya sedang berjualan sendiri. Mendengar Apriliana histeris, teman-temannya di pasar pun langsung menghampiri dirinya.

"Kata orang-orang di sana, jangan dulu panik, siapa tahu itu berita kosong, penipu," ungkap Apriliana.

Namun dirinya meyakini kabar itu benar, sebab orang yang meneleponnya tidak meminta uang.

Kemudian ia pun dibantu teman-temannya di pasar untuk menelepon ke nomor yang menghubungi Apriliana.

Teman-temannya lalu meminta bukti foto bahwa Aldi benar meninggal dunia.

"Dikirim foto dari jendela, foto anakku di dalam kondisi tergantung tapi tersungkur di lantai," kata dia.

Selain itu Apriliana juga mengaku melihat darah di tubuh Aldi Nababan.

Foto Aldi Sahilatua Nababan semasa hidup yang ditunjukkan sang kakak, Monalisa Nababan. (Tribun Medan/Alfiansyah)

"Badannya memar semua sama mukanya, dari hidung keluar darah dan mulut juga," ujarnya.

Apriliana juga mengungkap bahwa anaknya itu sudah hampir dua tahun di Bali.

Selama kuliah di Bali, Aldi pun rutin menghubungi keluarganya.

"Tiga hari sekali ngomong sama saya, kalau sama kakak adiknya sehari sekali," kata dia lagi.

Kepada keluarganya, Aldi tidak pernah bercerita kalau ia ada masalah.

"Dia sayang sekali sama aku, kalau ada masalah pasti bilang," ujarnya.

Bahkan jika tak ada uang, Aldi pun akan meminta pada ibunya.

"Misalnya kurang uang pasti dia minta, misalnya minta Rp 50 ribu buat makan," tutur Apriliana.

Dirinya juga mengaku banting tulang demi menyekolahkan anaknya tersebut.

"Untuk menyekolahkannya saja sudah sulit sebenarnya," kata dia.

Kasus kematian Aldi Sahilatua Nababan masih menjadi misteri. Kakak korban, Monalisa Nababan mengungkapkan kejanggalan kematian sang adik.  (HO)

Aldi kuliah di Elizabeth Internasional sejak Januari 2022.

Aldi Nababan mengambil jurusan Double Major Room Division selama satu tahun.

Pada Juni-Desember 2022 Aldi magang di Ritz Carlton Nusa Dua Bali.

Aldi Sahilatua mengajukan cuti pada 19 Desember 2022.

Mahasiswa itu pun rencananya akan diwisuda pada Desember 2023 ini.

Namun Aldi ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan pada 18 November 2023 di kamar kosnya.

Baca juga: Gunawan Dwi Cahyo Mendadak Singgung Soal Kelakuan Buruk Istri, Sindir Okie Agustina?

Baca juga: Presiden Jokowi Terbitkan Aturan Baru, Menteri hingga Wali Kota yang Ikut Pilpres Tak Harus Mundur

Kasus tewasnya mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan (ASN) di Bali. Mayat mahasiswa asal Siborongborong tersebut ditemukan pada Sabtu, 18 November 2023 lalu sekitar pukul 08.30 WITA. Korban ditemukan meninggal dunia di dalam kamar kos di Jalan By Pass Ngurah Rai, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. (tribun-bali.com) (tribun-bali.com)

Lantas seperti apa sosok Aldi Sahilatua Nababan?

Aldi Sahilatua Nababan adalah mahasiswa asal Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Selama ini, Aldi Sahilatua Nababan sedang menjalani pendidikan di Elizabeth International Bali.

Menurut Monalisa Nababan, Aldi Sahilatua Nababan merupakan sosok yang tidak memiliki masalah dengan siapapun.

Selama ini, kata Monalisa, adiknya itu tidak pernah bercerita memiliki musuh.

Padahal, Aldi Sahilatua Nababan dikenal sebagai sosok yang terbuka pada keluarga sepanjang hidupnya.

"Kalaupun dia ada masalah selalu cerita," kata Monalisa pada Rabu (22/11/2023), dikutip dari Tribun-Medan.

"Karena selalu sebelumnya dia juga pernah ada masalah belanja terlalu banyak jadi harus banyak yang dibayar, itu pun jujur," sambungnya.

Selain itu, Aldi juga dikenal sebagai sosok yang tidak pernah menyembunyikan masalah dan peduli terhadap orang tuanya.

"Nggak pernah menyembunyikan masalah karena anaknya pun suka berteman, anaknya hemat bahkan sangking mikirkan orang tua," kata Monalisa.

"Pihak kampus juga bilang kalau korban ini anaknya baik, sopan di kelas nggak pernah ada masalah di kampus," pungkasnya.

Pengakuan kekasih Aldi Nababan

Belakangan, muncul pengakuan Angelina, kekasih Aldi Sahilatua Nababan, mahasiswa yang tewas mengenaskan di kamar kos di Bali.

Kendati lama putus komunikasi, Angelina ingat Aldi pernah mengeluh dan banyak pikiran bahkan sempat menyinggung punya utang kepadanya.

Namun di sisi lain, rekan Aldi di Medan, Sumatera Utara mempertanyakan alasan Angelina menghapus isi percakapan dengan Aldi. 

Kekasih Aldi Sahilatua Nababan bernama Angelina turut jadi sorotan karena pengakuannya. Mengaku tidak mengetahui apapun dan sudah lama tidak komunikasi (Kolase Instagram/Tribunnewsbogor.com)

Keluhan itu disampaikan Aldi sebelum ditemukan tewas mengenaskan dalam kamar kos di Bali, Sabtu (19/11/2023).

Aldi Nababan ditemukan tewas tergantung dengan kondisi kaki menapak di lantai.

Melihat kondisi Aldi yang tewas mengenaskan ini, keluarga menilai ada yang janggal.

Keluarga hakulyakin Aldi Sahilatua tewas dibunuh, bukan bunuh diri menurut perkiraan sementara polisi.

Sebelum tewas, rupanya Aldi sempat mengeluh kepada Angelina.

Karena keluhan itulah, Angelina menduga Aldi Sahilatua Nababan sedang terlilit utang.

"Sepertinya iya (terlilit utang), cuma saya juga kurang tahu," kata Angel kepada teman Aldi, inisial D, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

Tak hanya terjerat utang, Aldi sempat mengeluh sedang banyak pikiran.

"Dia pernah ngeluh sih dulu banyak pikiran," kata Angelina lagi.

Kendati demikian, Angelina mengatakan Aldi tidak pernah menceritakan masalah yang menderanya.

"Padahal saya mau aja mendengarkan," jawab Angel.

Angelina pun mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Aldi Sahilatua pada 4 November 2023.

"Kami kenal hanya 3 bulan saat saya magang di Bali setelah itu LDR," jelasnya.

Menurut Angelina, mahasiswa asal Medan itu memang jarang membalas pesannya.

Terakhir kali Angelina berkomunikasi dengan Aldi terjadi pada 4 November 2023.

"Terakhir chat tanggal 4 Nov itu pun belum dibalas," kata dia lagi.

Karena jarang komunikasi tadi, Angelina juga mengaku sudah ingin putus dengan Aldi.

"Makanya sebenarnya saya udah mau putus dari lama tapi belum ketemu waktu yang pas," ungkapnya.

Namun dia menegaskan tidak ada pertengkaran antara dia dan Aldi Nababan.

"Baik-baik aja dia bilang mau belajar Bahasa Inggris dll," katanya.

Angelina juga sempat mengungkit soal utang Aldi pada dirinya.

"Dia jg ada utang ke saya blm dibayar tapi saya ikhlaskan saja," tulisnya.

Namun rupanya kini chat itu ditarik oleh Angelina.

"Beberapa pesan ditarik2 dia," kata D kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (23/11/2023).

Beruntung D sudah sempat men-screen shoot percakapan itu.

Rekan Aldi Pertanyakan Alasan Angelina Hapus Percakapan

Terpisah, rekan Aldi, NR (26) membagikan percakapan Aldi dengan Angelina.

Pasalnya, NR sempat meminta bukti percakapan sang kekasih dengan Aldi.

Namun, sang kekasih justru mengaku telah menghapus bukti percakapannya dengan Aldi di ponselnya.

Ini jadi tanda tanya besar bagi rekan-rekan Aldi di Medan, dikutip dari Tribun-Bali.com.

"Masuk logika, enggak?," ungkap NR saat dihubungi Tribun Bali, Kamis (23/11/2023).

Selain itu, rekan-rekan ASN mengaku mendapat jawaban yang dingin dari sang kekasih.

NR juga menyoroti sikap kekasih Aldi yang tak menunjukkan rasa belasungkawanya atas kematian kekasihnya itu.

Mahasiswa yang tewas di Bali, Aldi Sahilatua Nababan, rupanya sempat mengeluh pada kekasihnya, Angelina. (Kolase Instagram Aldi Sahilatua Nababan)

"Kami sempat bertanya (ke kekasih ASN). Cuma (direspons) agak dingin. Pacar meninggal sekali pun sudah renggang, enggak ada buat status apa-apa," jawab NR.

Disinggung soal sosok perempuan yang tengah menjalin asmara dengan Aldi, NR mengaku tak mengetahuinya secara detail.

Pasalnya, NR mengetahui kekasih Aldi melalui unggahannya di media sosial.

Lebih jauh, rekan-rekan Aldi di Medan tak mengetahui secara pasti tentang kekasihnya.

Sebab, Aldi tak pernah bercerita soal kekasihnya itu.

"Tahu (pacar Aldi). Itu kami lihat dari akun dia (akun media sosialnya). Kami kebetulan ada grup untuk bahas dia (ASN). Nggak ada satu pun teman kami yang pernah diceritakan ASN tentang pacar barunya," terang NR.

Di akhir, NR berharap agar kasus kematian rekannya itu segera mendapat atensi dari kepolisian.

Seperti misalnya memeriksa sejumlah pihak dengan status sebagai saksi.

"Kalau bisa mereka dijadikan saksi. Kalau tidak salah di Polda Bali, kayaknya pacarnya belum dijadikan saksi," pungkas NR, rekan Aldi di Medan.

Kondisi Jenazah Aldi Mengenaskan

Di pihak lain, Keluarga korban menduga Aldi dibunuh karena ada beberapa bagian tubuh korban yang mengalami luka tak wajar.

Semua bermula ketika dari keluhan Monalisa di media sosial, dikutip Rabu (22/11/2023) siang.

Monalisa mengatakan adik laki-lakinya, ASN (23) ditemukan meninggal dunia.

Lokasi penemuan mayat mahasiswa asal Medan, Sumatra Utara di kamar kos di Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali, Sabtu (18/11/2023). (Tribun-Bali.com)

Dia menduga adiknya meninggal akibat pembunuhan karena sejumlah bagian tubuh mengeluarkan darah dan engsel siku tangan bergeser.

Mengutip dari Tribun-Bali.com, ASN sendiri ditemukan tidak bernyawa pada Sabtu (18/11/2023) pukul 08.30 WITA.

Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar kos-kosan No 10 Gg Kunci, depan Ez Tragia, Kel. Benoa, Kec. Kuta Selatan, Bali.

Kondisi mayat mahasiswa di kamar kos di Benoa ini dalam keadaan mengenaskan.

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar alias terlilis tali tampar ikat.

Sementara kedua kakinya disebut menyentuh lantai.

Selain itu, hidung korban dikatakan mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, dan kulit korban mengeluarkan cairan.

Sementara menurut Monalisa, bagian sensitif korban pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut-hidung mengeluarkan darah, dan engsel siku tangan bergeser.

Kasus ini sendiri ditangani Polsek Kuta Selatan dan Polresta Denpasar.

Menurut Monalisa, jenazah sudah dikirimkan ke Medan, Sumatra Utara untuk diotopsi di RS Bhayangkara Medan.

Namun pihak keluarga tidak boleh ikut menyaksikan proses otopsi, bahkan tidak boleh menyaksikan hingga merekam proses otopsi.

Penemuan jenazah pemuda asal Medan itu terjadi pada Sabtu 18 November 2023 sekitar pukul 08.30 Wita.

Jenazah salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi swasta itu, kata AKP I Ketut Sukadi, pertama kali ditemukan oleh pemilik kos, Nyoman Risup Artana (43).

Pasalnya, Artana mulanya curiga dengan kondisi di sekitar kamar korban yang dipenuhi oleh lalat hijau.

Lantaran curiga, Artana kemudian mengetuk pintu kamar kos tetapi tak kunjung mendapat respons.

Selain itu, Artana disebut melihat darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos.

Karena itu, Artana kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Kuta Selatan.

Penjelasan Teman Aldi Nababan

Sementara, teman mendiang ASN berinisial D curigai sikap pemilik kos yang dinilai janggal.

Dimana saat keluarga menyinggung soal CCTV di kos, jawaban dari sang pemilik kos malah dinilai janggal.

Sosok Aldi Sahilatua Mahasiswa Asal Medan Tewas di Kosan Bali, Kondisi Jasad Ditemukan Mengenaskan (instagram/monalisanababan_)

Teman ASN berinisial D merasa janggal dengan kehadiran CCTV yang ada di rumah kos itu.

Menurut D, tidak ada CCTV yang mengarah ke arah kamar kos.

"Alasan dia (pemilik rumah kos), CCTV tidak ada (yang meng)arah (ke kamar) kos," kata D dikutip Tribun-Medan.com, Jumat (24/11/2023).

Pernyataan berbeda justru diucap pemilik kos, Nyoman Risup Artana.

Menurut D, pemilik kos mengatakan CCTV sedang rusak.

"Bapaknya beralasan lain, katanya rusak. Jadi mereka itu serba bohong," kata D.

Monalisa pun sempat merasa janggal dengan sikap anak bapak kos.

Menurutnya, anak bapak kos lebih banyak diam ketika ditanya.

"Alasannya masih syok," kata Monalisa, kakak Aldi Sahilatua Nababan.

Baca juga: TANGIS Driver Ojol, Motor Hasil Bongkar Tabungan Dicuri Saat Salat di Masjid, Pelaku Tinggalkan Helm

Baca juga: SOSOK Erlangga Greschinov Guru yang Ajak Netizen Julid Sampai Bikin Tentara Israel Tutup Akun Sosmed

Monalisa bercerita, Aldi Sahilatua Nababan dikenal sebagai pribadi yang baik.

Dia meyakini Aldi tidak memiliki masalah dengan orang lain.

Oleh sebab itu Monalisa merasa janggal akan apa yang terjadi pada adiknya itu.

"Karena di sana tidak ada kejelasan, saya minta dikirim ke Medan aja dulu," katanya.

"Kita buat surat kuasa untuk diwakilkan surat kuasa keluarga di sana, baru dikirim ke sini, baru ditangani oleh pengacara, baru diotopsi," tambahnya.

Lebih lanjut, Monalisa menyampaikan bahwa selama ini adiknya itu tidak memiliki masalah dengan siapa pun, baik itu di kampungnya maupun di kampus nya di Elizabeth International Bali.

Adiknya juga tidak pernah cerita memiliki masalah dengan siapa pun. Padahal, korban semasa hidupnya dikenal selalu terbuka dengan keluarga.

"Kalau pun dia ada masalah selalu cerita, karena selalu sebelumnya dia juga pernah ada masalah belanja terlalu banyak jadi harus banyak yang dibayar, itu pun jujur," ucapnya.

"Nggak pernah menyembunyikan masalah karena anaknya pun suka berteman, anaknya hemat bahkan sangking mikirkan orang tua,"

"Pihak kampus juga bilang kalau korban ini anaknya baik, sopan di kelas nggak pernah ada masalah di kampus," lanjutnya.

Baca juga: ALASAN Wahyu Teror Order Fiktif Makanan ke Alya, Sering Diporotin Tapi Cinta Ditolak:Saya Sakit Hati

Baca juga: SIFAT Alya Dibongkar Wahyu, Minta Uang Hingga Dikirimi Makanan, Cuma Balas Chat Kalau Ada Maunya

Kronologi Tewasnya Aldi Nababan

Melansir dari Tribunnews.com, Rabu (22/11/2023)  Monalisa mengaku bahwa adik laki-lakinya itu telah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia yang kuat diduga akibat pembunuhan. Sontak, unggahan itu kemudian mendapat ribuan komentar dari warganet.

Diketahui bahwa penemuan mayat mahasiswa tersebut ditemukan pada Sabtu, 18 November 2023 lalu sekitar pukul 08.30 WITA.

Foto Aldi Sahilatua Nababan semasa hidup yang ditunjukkan sang kakak, Monalisa Nababan. (Tribun Medan/Alfiansyah)

Mayat korban pertama kali di temukan oleh pemilik Kos bernama Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau.

Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi mengatakan awalnya Nyoman Risup Artana (43) yang curiga terhadap sekitar kamar korban yang dipenuhi dengan lalat hijau dan saksi berusaha mengetuk pinti kamar kos korban tetapi tidak ada respon.

AKP I Ketut Sukadi menerangkan bahwa korban ditemukan dalam kondisi terlilit oleh tali tampar ikat.

“Setelah petugas kepolisian datang dan kamar kos dibuka dengan bantuan tukang kunci karena terkunci dari dalam. Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlilit tali tampar ikat di dalam kamar kosnya,” ungkap Kasi Humas, Rabu 22 November 2023.

Tubuh korban ditemukan tergantung dengan posisi bersandar di pintu kamar.

Sementara kedua kakinya disebut menyentuh lantai.

Selain itu, hidung korban dikatakan mengeluarkan darah, adanya proses pembengkakan, dan kulit korban mengeluarkan cairan.

“Korban tergantung nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai.

Korban sudah mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan,” jelasnya.

Apabila menurut penjelasan dari postingan akun Instagram sang kakak yakni @monalisanababan_, disebutkan bahwa alat kelamin sang adik pecah dan mengeluarkan darah.

Selain itu juga, engsel siku tangan bergeser.

Setelah penemuan mayat tersebut, sempat pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi.

Cuitan sang kakak saat tahu sang adik ditemukan telah meninggal dunia di dalam kamar kos di Bali.

Pihak keluarga, kata Kasi Humas, hanya mengizinkan jenazah mendapat tindakan suntik formalin.

“Pada saat penanganan awal pihak Kepolisian, orangtua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan autopsi terhadap jenazah dan hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap korban,” ungkapnya pada Rabu, 22 November 2023.

Keluarga korban juga dikatakan setuju bahwa jenazah korban dibawa ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara yang tertuang dalam surat pernyataan.

“Serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orangtua korban, juga orangtua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari,” imbuh AKP I Ketut Sukadi.

Namun, setibanya jenazah korban di Medan, orangtua korban justru mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah.

AKP I Ketut Sukadi menerangkan, keluarga korban meminta dilakukan autopsi terhadap korban di RS Bhayangkara Medan.

“Dan saat jenazah korban sampai di Medan, orangtua korban mencabut surat pernyataan penolakan autopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orangtua korban meminta dilakukan autopsi di RS. Bhayangkara Medan,” jelas Kasi Humas Polresta Denpasar.

Baca juga: FAKTA-FAKTA Tukang Pijat Culik Bayi 4 Bulan hingga Dicabuli, Ternyata Pelaku Pendam Rasa ke Ibu Bayi

Baca juga: TANGGAPAN Pihak Kampus Trisakti Terkait Gischa Debora Aritonang: Cantik tapi Suka Bohong dan Malas

(*/Tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Berita Terkini