Ide itu lalu ia eksekusi dan diluncurkan pada 2002 dengan nama Friendster.
Saat awal diluncurkan, Friendster mencapai 3 juta pengguna dalam beberapa bulan saja.
Pada puncaknya, Friendster berkembang hingga memiliki 115 juta pengguna dan sebagian besar berasal dari Asia.
Persaingan
Sayangnya, belum genap dua tahun, Friendster sudah mulai menghadapi banyak pesaing yang memiliki tampilan mirip.
Salah satunya ialah Ringo.com yang didirikan oleh Michael Birch.
Google juga meluncurkan Orkut, upaya awal untuk menjajal ranah jaringan sosial, pada Januari 2004 tetapi gagal.
Kemudian muncul pesaing lebih besar, yaitu MySpace, yang didirikan pada akhir 2003.
Menurut Abrams, melansir mashable.com, tim MySpace sempat mengirim spam ke papan pesan Friendster dan mencoba membajak pengguna.
Ia pun merasa seperti David, seorang penggembala kecil melawan Goliat, raksasa bertumbuh besar.
"Kami memandang diri kami sebagai David, bukan Goliat. Ada Yahoo dan AOL. Kami adalah start up kecil. Tapi begitu Friendster mendapat publisitas, orang-orang mulai menirunya. Tentu saja kami mengetahui mereka semua," kata Abrams, dilansir dari mashable.com pada 3 Februari 2014.
Dana 13 juta dollar AS
Sampai pada 2003, Friendster telah mengumpulkan dana tambahan hingga mencapai 13 juta dollar AS.
Abrams memiliki ide membuat Friendster College untuk membangun jaringan dengan 20 perguruan tinggi, membuat feed berita, dan berencana membuat fitur berbagi playlist musik.
Ide itu ia dapat jauh sebelum raksasa media sosial yang sekarang membuat fitur-fitur tersebut. Namun ide Abrams tidak sempat terwujud.
Gulung tikar
Pengembangan Friendster terkendala masalah teknologi. Ditambah lagi, investor tidak fokus pada perbaikan layanan.
"Fakta bahwa kami tidak meluncurkan produk tersebut adalah sebuah masalah, tetapi yang lebih mendasar, orang hampir tidak dapat masuk ke situs web selama dua tahun," kata Abrams, mengutip mashable.com.