TRIBUN-MEDAN.com - Capres Anies Baswedan menolak hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Selain itu, Capres nomor urut 1 ini juga belum ingin mengomentari hasil real count dari KPU.
Anies yang berdampingan dengan Muhaimin Iskandar masih menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Maret mendatang.
Menurutnya, capres-cawapres yang telah merayakan kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat telah membuat kegaduhan sebelum keputusan resmmi dari KPU.
Sikap Anies senada dengan hasil hitung cepat dan real count dari KPU. Paslon nomor urut 1 yang diusung Nasdem, PKS, dan PKB ini kalah dari paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Dikutip Tribun dari website KPU, pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendominasi dengan 49.747.461 suara atau 57,95 persen.
Sementara paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berada di posisi kedua dengan perolehan 21.013.738 suara atau 17,57 persen.
Di posisi selanjutnya ada pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan perolehan suara 15.048.928 atau 17,57 persen.
Sikap menolak data sementara ini berbeda dengan sikap Anies Baswedan saat menjadi Juru Bicara Jokowi-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014.
Pada Pilpres 2014, Anies yang maju sebagai calon presiden menyatakan tidak percaya dengan hasil hitung cepat.
"Kita lihat dulu sampai selesai semuanya. Kita tunggu jangan buru-buru, jangan buru-buru menyimpulkan kita hormati proses, kita hormati proses di KPU," kata Anies di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
"Kita tunggu dulu, kita tunggu dulu, sampai perhitungan KPU selesai ini, jangan buru-buru menyimpulkan. Harus positif," tambahnya.
"Jadi jangan kita tergiring untuk segalanya serba cepat, sekarang harus sekarang, harus disimpulkan sekarang, kasih waktu bagi KPU untuk bekerja, jangan kita tergiring untuk segalanya cepat, kita tunggu sampai KPU tuntas," urai Anies.
Selain menolak hitung cepat, Anies juga menuding banyak kecurangan yang terjadi di Pilpres 2024.
Sebelumnya, Anies yang ditemui di FKUI Salemba mengatakan KPU harus serius menyikapi dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024.
Sebab, semua laporan mengenai masalah yang terjadi di lapangan perlu ditanggapi.
"Salah satu indikasi demokrasi baik itu adalah Pemilu yang bersih, kemudian jujur. Ya kalau ada kekurangan-kekurangan harus ditindaklanjuti, harus dilakukan langkah-langkah untuk memastikan setiap suara rakyat itu terhitung dan semua aspirasi sesuai dikalkulasi ya," kata dia.
Baca juga: PILU Remaja di Bekasi, Gegara Tak Dukung Ganjar Dicoret dari KK, Ayah: Minta Makan Sama Prabowo !
Baca juga: Nikita Willy Keguguran Calon Anak Kedua,Ngaku Hancur dan Bersalah,Warganet Salfok Chat Indra Priawan
Baca juga: Calon Mertua Rizky Febian Lolos Jadi DPRD, Sebut Popularitas Mahalini Dongkrak Kemenangannya
Anies Bilang Yang Tak Percaya Quick Count Jangan Percaya Lagi Tes Darah
Pernyataan Anies Baswedan berbeda dengan yang sekarang. Dulu, Anies Baswedan yang menjadi jubir Jokowi-JK pada Pilpres 2024 menyatakan bagi siapa yang tak percaya hitung cepat jangan lagi percaya tes darah.
Anies menyatakan ini saat membela Jokowi-JK yang merayakan kemenangan di Pilpres 2024. Anies membantah semua pernyataan kubu berbeda yang menyebut Jokowi-JK belum menang.
Sejak awal, banyak hasil survei yang memenangkan Jokowi-JK.
Dan hal itu dibuktikan saat hasil quick count atau hitung cepat dirilis berbagai lembaga survei.
"Sama seperti orang tes darah. Kalau tidak percaya quick count, jadi jangan percaya lagi dengan tes darah," kata Anis di diskusi Perspektif Indonesia di Restoran Rarampa, Mahakam, Jakarta, Sabtu (26/7/20214).
Sama seperti quick count, menurut Anies, tes darah yang dilakukan di laboratorium juga mengambil sebagian sampel darah.
Melalui sampel tersebut, tim medis sudah dapat mengetahui kondisi kesehatan sang pasien.
"Karena tes darah kan hanya sampel, tapi kenapa kita percaya," ujar dia.
Sang moderator acara pun menimpali kalimat Anies, "Kalau gitu, anak-anak tidak usah sekolah lagi, ya Pak?"
Anies kemudian menjawab, "Iya betul, karena sekolah ada ilmu statistiknya," ucap Anies, melempar canda.
Anies Laporkan Kecurangan Pemilu
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, mengatakan, langkah melaporkan kecurangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bukan untuk membolak-balikkan hasil pemilu.
Dia menegaskan kepada para simpatisannya, melaporkan kecurangan berarti memberikan perbaikan atas proses demokrasi di Indonesia.
"Saya bilang kemarin sama teman-teman, kalau kita menemukan penyimpangan, menemukan kekurangan, itu bukan soal mau membolak-balikkan hasil, ini bagian dari perubahan," kata Anies dalam siaran TikTok yang juga disiarkan di kanal YouTube pribadinya, Senin (19/2/2024).
"Kita ingin pemilu kita lebih baik lebih jujur, lebih bersih, lebih fair, lebih transparan, yang ujungnya kualitas demokrasi kita jadi lebih baik," sambungnya.
Anies mengatakan, pemilihan umum khususnya pemilihan presiden adalah proses demokrasi lima tahunan yang sangat penting.
Rakyat memiliki kesempatan lima tahun sekali untuk menentukan arah kebijakan negara sehingga jangan sampai ada gerakan yang mengganggu kesempatan tersebut.
"Jangan sampai itu terganggu, kita (harus) hormati," tuturnya. Namun, kata Anies, keterlibatan warga negara mengawal kebijakan negara tak berhenti pada pemilu. Anies mengatakan, semua warga negara memiliki potensi besar, khususnya para simpatisannya untuk terus berperan melakukan perubahan.
"Jadi saya lihat anak-anak semua punya potensi besar untuk bisa berperan lebih banyak di antara pemilu. Pemilu itu lima tahun sekali, di antara keduanya itu ada peran teman-teman banyak sekali," kata dia.
Anies menegaskan, pemilu bukan seperti pertandingan sepak bola yang tak berdampak nyata bagi para pendukung. Ketika pemilu selesai, ada dampak yang signifikan kepada seluruh rakyat.
"Kalau dalam satu kompetisi demokrasi, dampaknya pada kebijakan, jadi kita harus serius," tandasnya.
Adapun hasil hitung cepat sejumlah lembaga memperlihatkan calon presiden dan calon wakil presiden nomor 2, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, unggul sementara dan akan memenangi pilpres satu putaran.
Dalam hitung cepat Litbang Kompas, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 58,48 persen.
Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk sebesar 99,80 persen dari total 2.000 TPS sampel. Sementara itu, pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mendulang 25,21 persen suara. Lalu, pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mendapatkan 16,31 persen suara.
(*/tribun-medan.com)