TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatra Utara memastikan ada 30 nama calon legislatif (caleg) asal Sumut yang lolos ke DPR RI.
Dari 30 nama itu, beberapa diantaranya merupakan ketua partai.
Mereka lolos dengan suara yang cukup tinggi dibanding saingan politiknya.
Adapun ketua partai yang lolos ke DPR RI di antaranya Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck.
Kemudian Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Rapidin Simbolon.
Baca juga: Sosok Anita Lubis, Istri Mantan Bupati Deliserdang Amri Tambunan Kembali Lolos ke DPRD Sumut
Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, M Lokot Nasution, dan Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Gus Irawan Pasaribu.
Dari keempat nama ini, Ijeck memperoleh suara paling tinggi dari Partai Golkar yang maju dari Dapil Sumut I.
Jumlah suara mantan Wakil Gubernur Sumut itu mencapai 190.990.
Kemudian, di posisi kedua ketua partai yang meraih suara terbanyak adalah Rapidin Simbolon.
Jumlah suaranya mencapai 102.546.
Rapidin Simbolon maju dari Dapil Sumut II.
Baca juga: Sosok Tiorita Br Surbakti, Istri Eks Bupati Langkat Pemilik Kerangkeng Manusia Lolos ke DPRD Sumut
Lalu, di posisi ketiga ada Gus Irawan Pasaribu.
Gus Irawan yang maju dari Dapil Sumut II memperoleh suara sebanyak 87.343.
Sedangkan M Lokot Nasution, yang maju dari Dapil Sumut I memperoleh suara sebanyak 56.688.
Dari keempat ketua partai ini, M Lokot Nasution tengah diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lokot diperiksa terkait dugaan suap kereta api di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Selain Lokot, KPK juga memeriksa dua ASN Kemenhubm yaitu Henry Hidayat dan Arisma.
Sampai saat ini, kasus yang melibatkan Lokot tersebut masih bergulir di tangan penyidik KPK.
Baca juga: Sosok Fauzi, Eks Wartawan di Kepolisian Tembus ke DPRD Medan, Rebut Hati Warga Lewat Silaturahmi
Sofyan Tan Raih Suara Terbanyak
Dari semua caleg yang lolos ke DPR RI, cuma Sofyan Tan yang meraih suara paling banyak.
Meski bukan sebagai ketua partai, Sofyan Tan yang maju dari PDI Perjuangan Dapil Sumut I ini meraih suara 279.334.
Jumlah ini melebihi suara kontestan lainnya.
Bahkan, jumlah perolehan suara Sofyan Tan itu belum ada yang mengungguli di Sumut untuk caleg DPR RI.
Baca juga: Ulah Aseng Beras di Sumut Mahal, Pejabat Bulog Belum Jadi Tersangka Atas Lolosnya Dokumen Palsu
Ada informasi, bahwa membludaknya suara Sofyan Tan ini karena ia dikenal dalam dunia pendidikan.
Selama ini, Sofyan Tan kerap memberikan beasiswa kepada masyarakat yang menempuh pendidikan.
Lantas, seperti apa sosoknya?
Sosok Sofyan Tan
dr Sofyan Tan adalah salah satu dari sekian banyak warga keturunan Tionghoa di Indonesia yang prestasi dan jasanya di bidang pendidikan sangat dihargai oleh banyak pihak, baik di pemerintahan maupun swasta.
Sofyan Tan merupakan anak ke - 8 dari 10 saudara yang lahir di keluarga Tionghoa sederhana dari pasangan Hisar (Tan A Guan) dan Hermina (Lie Giok Hwa).
Sebagai seorang lulusan kedokteran, Sofyan Tan mendedikasikan dirinya untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Dalam buku "Penakluk Badai, Biografi dr Sofian Tan (2009)" karya J. Anto, Anda bisa membaca bagaimana perjuangan Sofyan Tan saat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI), Medan.
Baca juga: Pantas Mahal, Bulog Cabang Medan Rupanya Pasok 2.000 Ton Beras ke Mafia yang Palsukan Dokumen
Selama masa studinya, Sofyan Tan harus menghadapi komentar-komentar rasis dari para dosen dan teman-temannya tentang keturunan Tionghoa.
Ayahnya wafat pada tahun 1980, Sofyan Tan harus bekerja dan hidup mandiri untuk menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya.
Berbagai cobaan yang harus dilalui Sofyan Tan membuatnya tidak mungkin tinggal diam dalam perjuangan untuk terlibat dalam dunia aktivis kampus dan memajukan pendidikan lokal.
Pada tahun 1990, beliau berhasil menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya. Pada tanggal 25 Agustus 1987, dr Sofyan Tan yang saat itu berusia 28 tahun, mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda di Sunggal, Medan, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Sekolah Sultan Iskandar Muda memiliki jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
Baca juga: Respon Kajati Sumut Soal Uang Korupsi Kadiskes Diduga Mengalir ke Edy Rahmayadi: Kami Cari Tahu
Didirikan oleh dr Sofyan Tan, sekolah ini terinspirasi oleh realitas pendidikan yang kurang beruntung secara sosial-ekonomi, termasuk krisis SARS.
Kegelisahan dan keprihatinan dr Sofyan Tan terhadap realitas sosial ini mendorongnya untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu dan membangun sekolah yang didasarkan pada prinsip asimilasi.
Jika Pendeta Martin Luther King di Amerika Serikat memimpikan agar orang kulit hitam kelak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih lainnya, maka mimpi Sofyan Tan dalam mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda adalah agar anak-anak kurang mampu kelak dapat bersekolah di sekolah yang berkualitas.
Program Orangtua Asuh Bersilang dan Beasiswa
dr Sofyan Tan juga menciptakan Program Orang Tua Asuh Serial dan Silang untuk membantu orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang beruntung.
Program Orang Tua Asuh bersilang dimaksudkan untuk melanjutkan visi dan misi memberantas kemiskinan melalui pendidikan, dan diharapkan orang tua asuh yang berhasil akan membantu orang-orang yang kurang mampu, tanpa memandang suku, agama, atau ras, untuk mendapatkan pendidikan.
Program Orang Tua Asuh Silang adalah sebuah praktik dimana orang tua asuh dan anak asuh bersama-sama membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dengan menghilangkan stereotip antar suku, agama, dan ras, serta saling memahami budaya satu sama lain.
Para orang tua asuh ini berasal dari Medan dan daerah lain di Sumatera Utara, serta dari Jakarta dan luar negeri.
Baca juga: Kota Medan Panas Menyengat, Ini Penjelasan BMKG
Selain program orang tua asuh berantai dan silang, ada juga program "Beasiswa Sofyan Tan", yang memberikan beasiswa dalam bentuk dukungan keuangan kepada individu untuk digunakan bagi kelanjutan pendidikan mereka.
Dedikasi yang telah dilakukan oleh dr Sofyan Tan untuk membangun pendidikan yang adil dan beragam adalah bukti komitmennya terhadap pendidikan dan masyarakat.
Sebagai pengakuan atas kontribusinya, pada tahun 1989, Ashoka Innovators for Public, Amerika Serikat, menganugerahi dr Sofyan Tan dengan penghargaan Ashoka Fellow untuk Hubungan Etnis dan Pendidikan.
Kemudian, pada tahun 1990, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia memberikan penghargaan kepada dr Sofyan Tan sebagai pelopor pengembangan solidaritas sosial.
Lalu surat kabar nasional dan terbesar di Indonesia, Kompas pada tahun 1995, pernah menuliskan dirinya sebagai sosok paling “asli” dibanding orang Indonesia “asli” (Kompas 6 Agustus 1995, “Lebih Jauh dengan Dokter Sofyan Tan.”) karena mendirikan sekolah pembauran.
Pada tahun 1994, Harian Waspada menobatkan dr Sofyan Tan sebagai tokoh terpopuler di Sumatera Utara.
Pada tahun 2002, dr Sofyan Tan dianugerahi Anugerah Wiyata Mandala oleh Gubernur Sumatera Utara sebagai tokoh pendidikan di Sumatera Utara.
Pada tahun 2003, beliau juga terpilih sebagai orang yang paling diinginkan masyarakat untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan oleh Harian Bisnis Medan.
Pada tahun 2007, Dr Sofian Tan terpilih sebagai pemenang penghargaan Danamon Award untuk Program Gerakan Orang Tua Asuh.
Pada tahun 2011, Quran Believers Jakarta menobatkannya sebagai Person of the Year 2012 di bidang kewirausahaan sosial.
Kemudian, pada tanggal 7 Juni 2014, Maarif Institute, sebuah gerakan budaya untuk Islam, kemanusiaan dan Indonesia, memberikan penghargaan Maarif Prize kepada sekolah yang ia dirikan.
Pada tahun 2014 juga, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia memberikan penghargaan Yayasan Universitas Sultan Iskandar Muda kepada Yayasan Pendidikan Pengabdian Sosial.
Riwayat Pekerjaan
Wakil Kepala Laboratorium Biologi SMA Sutomo 1980—1986
Asisten Dosen Lab Physiologi FK-UMI Medan 1981—1985
Guru Biologi SMA PKMI Pematang Siantar 1984—1985
Ketua Yayasan Perguruan Brigjend Katamso Sunggal 1984—1988
Ketua Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda 1987—sekarang
Kepala Lab Biologi SMA PKMI-2 Medan 1988—1990
Guru Biologi SMA PKMI-2 Medan 1988—1991
Direktur PT Raja Albatros Mas 1996—2000
Presiden Komisaris PT Raja Albatros Mas 2001—2002
Ketua Yayasan Ekosistem Lestari 2002—sekarang
Presiden Direktur PT Raja Albatros Mas 2003—sekarang
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan