TRIBUN-MEDAN.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan jawaban soal rayuan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk gabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
PKS yang mengusung Anies-Muhaimin sedang berjuang menggugat hasil Pilpres 2024. Mereka turut menuding kecurangan di Pemilu 2024.
Namun di sela-sela gugatan itu, Kubu Prabowo-Gibran terus mengajak para kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud untuk bekerja sama dalam Periode 2024 hingga 2029.
Ajakan itu dinilai untuk memperkuat posisinya di parlemen.
Pasalnya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dipimpinnya belum mendominasi suara di parlemen.
KIM baru meraup 43,18 persen suara nasional.
Sisa suara itu dimiliki oleh partai politik pendukung pasangan calon nomor urut 1, Anies-Muhaimin dan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud sebesar 45,42 persen.
Prabowo merayu sejumlah partai untuk bergabung.
Salah satu partai pengusung Anies-Muhaimin, PKS belum berkomunikasi secara resmi dengan koalisi Prabowo.
PKS masih fokus berjuang menggugat Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) sampai selesai.
"Yang jelas kami saat ini sedang berjuang di MK seluruh kekuatan PKS kami kerahkan untuk membantu tim hukum kita tim saksi nasional, tim hukum, bahkan 90 persen saksi kita lengkap berkas kita lengkap," kata politikus dan Jubir PKS, Muhammad Iqbal dalam tayangan Youtube TV One pada Selasa (26/3/2024).
Meski belum ada komunikasi secara resmi, tetapi PKS dan koalisi Prabowo sudah membuka 'obrolan warung kopi' soal ajakan koalisi.
"Ya ngobrol-ngobrol di warung kopi banyak, pasti sesama politisi ketemu mas Habib (Politikus Gerindra) di paripurna ngobrol-ngobrol," lanjutnya.
Baca juga: Babak Baru Nina Wati, Kini Resmi Dilaporkan Dugaan Penipuan Modus Masuk TNI Angkatan Darat 325 Juta
Baca juga: Herbet Simatupang, Honorer Tewas Diduga Korban Begal di Percut Sei Tuan, Ini Kata Kapolrestabes
Sementara itu, politikus Gerindra, Habiburokhman, mengatakan sebenarnya komunikasi antara partai bukan pendukung Prabowo-Gibran sebenarnya sudah terjalin jauh sebelum Pilpres.
Bahkan ketika kontestasi Pilpres sedang panas-panasnya, komunikasi antar kubu tetap berlangsung.