Berangkat dari situ, ia menelepon neneknya dan menyatakan niatnya.
Tak disangka, sang nenek pun mendukung cucunya melakukan tindakan ilegal, yakni memanfaatkan pernikahan untuk mendapatkan uang dari mahar.
Dengan bantuan neneknya, Liang Liubo dengan hati-hati membuat latar belakang palsu.
Selama kencan perjodohan, ia memenangkan kasih sayang Tuan Huang karena situasinya yang menyedihkan.
Keduanya segera menikah.
Keluarga Huang memberinya hadiah senilai 30.000 Yuan (sekitar Rp 66 juta).
Setelah menerima seluruh uang, ia melarikan diri.
Melihat betapa mudahnya mencari uang, ia pun berpikir untuk melanjutkan pernikahan keduanya.
Selama tiga tahun berikutnya, ia melakukan perjalanan ke Guangxi, Yunnan, Sichuan dan banyak provinsi lainnya dan menggunakan metode yang sama untuk melakukan pernikahan curang lagi.
Seiring waktu berjalannya, aksinya menjadi lebih canggih.
Alasan mengapa Liang Liubo dapat dengan mudah melakukan penipuan tersebut tanpa terdeteksi adalah karena pada saat itu sistem pencatatan perkawinan di kota-kota belum saling berhubungan.
Orang tidak dapat mengetahui apakah orang di kota lain ini menikah dengan seseorang.
Setelah itu, Liang Liubo terus membuka lamaran kencan online, mencari orang dengan keluarga kaya dan berkecukupan untuk dinikahi.
Neneknya selalu siap sedia membantunya.
Setelah menerima mahar, Liang Liubo akan segera melarikan diri.