TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Nayunda Nabila adalah biduan dangdut yang namanya ikut terseret dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Nama Nayunda Nabila muncul dalam persidangan, dan disebut ada hubungan dengan Syahrul Yasin Limpo.

Nayunda Nabila dikabarkan sempat menerima uang ratusan juta dari Syahrul Yasin Limpo sebagai saweran. 

Bukan cuma itu saja, Nayunda Nabila juga diduga makan 'gaji buta' dari Kementerian Pertanian.

Pasalnya, setelah dititipkan Syahrul Yasin Limpo menjadi honorer di Kementan, Nayunda Nabila tak pernah masuk kantor.

Namun, gajinya senilai Rp 4,3 juta per bulan selalu dibayar oleh Kementan.

Baca juga: Sosok KH Anwar Zahid, Pengasuh Pndok Pesantren Sabilunnajah, Nekat Roasting Kapolda Jawa Tengah

Mantan Sekretaris Badan Karantina Kementerian Pertanian Wisnu Haryana mengatakan, keberadaan Nayunda Nabila seolah bertugas sebagai protokoler.

Faktanya, Nayunda Nabila tak pernah masuk kantor.

"Pada waktu di Karantina kita tidak tahu, Pak, baru belakangan kita tahu," kata Wisnu saat ditanya jaksa KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

Wisnu mengatakan, setelah setahun menjadi honor dan tidak masuk kerja, Kementan kemudian memberhentikan Nayunda Nabila.

"Setahun berikutnya sudah kita hentikan, Pak," ungkap Wisnu.

Baca juga: Sosok Kumba Digdowiseiso, Dekan FEB Unas Dicopot Akibat Pencatutan Nama di Karya Ilmiah

Dipanggil ke Sidang

Karena nama Nayunda Nabila kerap muncul dalam persidangan, biduan dangdut ini kemudian dipanggil untuk memberikan kesaksian di persidangan.

Rencananya, kesaksian Nayunda Nabila akan didengar di pengadilan pada hari ini, Rabu (29/5/2024).

Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, Selasa (28/5/2024) menyatakan persidangan kasus korupsi mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan berlanjut.

Jaksa KPK, kata dia, akan memanggil Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni hingga biduan Nayunda Nabila Nizrinah.

Baca juga: Sosok Robert Bonosusatya, Diduga Bos Korupsi PT Timah, Terlibat Transaksi Rp 57 M ke Budi Gunawan