Selain itu, kata Meuty, pemahaman para stakeholder soal pentingnya keamanan siber juga perlu ditingkatkan.
"Jadi kalau kita tidak punya pemahaman betapa bahayanya sebuah serangan, dan ini kemungkinan adalah serangan ya, itu membuat kita tidak menjaga dengan baik," ujarnya.
Meuty menekankan, semua lembaga perlu menaikkan tingkat keamanannya.
"Karena kita enggak mau ketika ada serangan sistem down itu satu, layanan akan terganggu, yang kedua juga potensi kebocoran data," ungkap Meutya.
Bareskrim Polri Turun Tangan
Polri turun tangan melakukan pengusutan gangguan pada server PDN Kemenkominfo.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait hal tersebut.
"Saya kira terkait dengan hal-hal yang bersifat serangan siber, kita kerja sama dengan BSSN untuk melakukan semacam assessment, research," kata Sigit kepada wartawan di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (22/6/2024).
Sigit menuturkan, pihaknya akan menyelidiki apakah ada tindak pidana dalam kasus tersebut.
"Nanti apabila ditemukan, maka kemudian peristiwa pidana diproses oleh kepolisian," ucap dia.
Kemenkumham Pindahkan Data Sementara ke Amazon
Terkait serangan siber ini, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly menyebut, data imigrasi dipindahkan ke Amazon Web Service (AWS), untuk sementara.
Pemindahan ini akibat dari terganggunya sistem Pusat Data Nasional.
Yasonna belum dapat memastikan hingga kapan data imigrasi ditempatkan di AWS.
Ia menekankan, AWS hanya digunakan hingga sistem Pusat Data Nasional (PDN) normal kembali.