Lalu mereka memutuskan keluar dari mobil ambulans.
Sementara jenazah bayi laki-laki tersebut digendong oleh neneknya.
"Hati saya sakit. Kami masih sadar (tidak berbuat anarkis). Saya ndak terima. Cucu meninggal," kata Ojong.
Baca juga: Lirik Lagu Mandailing Laksana Ranting Kering Dipopulerkan oleh Angga Eqino
Baca juga: Perkenalan Mbappe di Real Madrid Mirip-mirip Ronaldo, Dari Nomor Punggung hingga Ucapan Serupa
Cukup lama mobil ambulans berhenti di area SPBU.
Sementara jenazah bayi sudah digendong keluar oleh neneknya.
Suasana cukup tegang karena pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir ambulans tersebut.
Ojong pun tak kuasa menahan tangis karena diperlakukan tak masuk akal.
Setelah lebih dari satu jam, jenazah bayi tersebut akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
"Kami selaku masyarakat tidak terima seperti ini. Cara seperti ini menindas rakyat."
"Betul-betul kami tidak terima. Jangan sampai terjadi seperti ini."
"Tolong kasihan masyarakat lain," ujar Ojong sesenggukan.
Baca juga: Lirik Lagu Mandailing Asoma Songonon Jadina Dipopulerkan oleh Ardy Khabir
Baca juga: Satu Rumah di Desa Parbuluan 3 Ludes Terbakar, Damkar Sebut Tidak Ada Korban Jiwa
Sementara itu Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane, menyayangkan ada oknum sopir ambulans yang meminta uang selisih harga BBM kepada keluarga pasien.
Seharusnya jika keluarga pasien sudah membayar biaya di kasir rumah sakit dengan harga sesuai dalam Perbup.
Maka sopir tidak diperkenankan untuk meminta biaya tambahan dalam bentuk apapun.
"Memang benar itu ambulans kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP."