TRIBUN-MEDAN.com - Dua pasangan calon telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tapanuli Selatan untuk mengikuti Pilkada Serentak 2024.
Keduanya ialah pasangan Dolly Pasaribu - Ahmad Buchori dan Gus Irawan Pasaribu - Ja’far Syahbuddin Ritonga.
Pilkada Tapsel memunculkan dinamika tersendiri. Dolly Pasaribu dan rival politiknya, Gus Irawan Pasaribu, masih terikat hubungan kekeluargaan.
Keduanya merupakan bagian dari Trah Pasaribu yang menguasai percaturan politik di wilayah Tapanuli bagian selatan.
Dolly adalah keponakan dari Gus Irawan Pasaribu. Silsilah kekeluargaan dari ayah Dolly Pasaribu, yakni Panusunan Pasaribu yang merupakan abang kandung Gus Irawan.
Baca juga: INILAH Nama-nama Calon Kepala Daerah di 33 Kabupaten/Kota di Sumut dan Parpol Pendukungnya
Menilik ke belakang, berkibarnya trah Pasaribu dimulai dari Bomer Pasaribu, politisi Golkar era 1970-an. Ia menjadi anggota DPR RI/MPR RI sejak 1982.
Karier politik Bomer Pasaribu mencapai puncaknya di era Presiden Abdurrahman Wahid, ketika dia diangkat jadi Menteri Tenaga Kerja.
Jejak politik Bomer Pasaribu menurun kepada sang adik, Syahrul Pasaribu yang juga bernaung di bawah bendera Golkar.
Setelah 20 tahun duduk di kursi legislatif Medan dan Provinsi Sumut, Syahrul melenggang sebagai Bupati Tapsel dua periode, tahun 2010-2015 dan 2016-2021.
Setelah Syahrul Pasaribu lengser, tampuk kepemimpinan di Tapsel dilanjutkan oleh keponakannya, Dolly Pasaribu (anak Panusunan Pasaribu), yang menjabat sejak 26 Februari 2021 sampai saat ini.
Sementara Panusunan Pasaribu, adik Bomer sekaligus abang Syahrul, merupakan Bupati Tapanuli Tengah yang menjabat sejak 1995 sampai tahun 2001.
Trah Pasaribu terus berkibar ketika Gus Irawan memutuskan terjun ke dunia politik. Mantan bankir itu tiga kali mengikuti Pemilu untuk kursi DPR RI, dan berhasil memenangkannya. Rinciannya Pemilu 2014, 2019, dan 2024.
Dalam karier politiknya, Gus Irawan memilih berlabuh di Partai Gerindra, tak seperti kedua abangnya Bomer dan Syahrul yang berkiprah bersama Golkar.
Pada Pemilu 2024 ini, langkah politik Gus Irawan memang cukup mengejutkan. Meski terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029, ia memutuskan mundur demi mengikuti Pilkada Tapsel.
Meski banyak yang beranggapan pencalonannya "turun kasta", Gus Irawan bergeming. Ia membulatkan tekad maju sebagai calon bupati Tapsel, melawan keponakannya sendiri.
Baca juga: Demo Tolak Blok Medan dan Cawe-cawe Politik, Ustaz Heriansyah Singgung Raja Jawa
Generasi selanjutnya Trah Pasaribu yang berkibar di panggung politik adalah Dolly Pasaribu. Pria kelahiran 29 Maret 1980 ini mengikut jejak sang paman, Gus Irawan, bergabung dengan Gerindra.
Ia mengawali karier politik pada Pemilu 2019. Ia berhasil duduk sebagai anggota DPRD dan didapuk sebagai Ketua Fraksi Partai Gerindra.
Setahun berikutnya, Dolly mencalonkan diri sebagai calon bupati Tapsel. Dia berpasangan dengan Rasyid Assaf Dongoran, dan diusung 7 partai politik yang memiliki kursi di DPRD Tapsel, yakni Gerindra, PDIP, Golkar, PPP, PAN, dan Demokrat.
Kini, Pilkada 2024 diwarnai rivalitas politik di Trah Pasaribu. Terjadi duel politik antara paman dan keponakan, yakni Gus Irawan versus Dolly.
Menariknya, pertarungan politik sudah memanas sejak jauh hari. Semua partai politik yang punya kursi di DPRD Tapsel ludes diborong oleh Gus Irawan yang berpasangan dengan Ja’far Syahbuddin Ritonga.
Alhasil, Dolly yang merupakan calon petahana, terpaksa mendaftar lewat jalur perseorangan atau independen.
Baca juga: Paulus Sinambela Ucapkan Selamat Usai Prabowo Kukuhkan Ade Jona Prasetyo Ketua Gerindra Sumut
Langkah Dolly Pasaribu terbilang cukup terjal untuk melangkah ke gelanggang Pilkada Tapsel 2024 ini.
Meski mendaftar ke sejumlah parpol, dia mengendus adanya aksi borong partai oleh Gus Irawan untuk Pilkada 2024 ini.
Melihat dinamika yang muncul, Dolly Pasaribu membuat strategi cadangan lewat jalur perseorangan atau independen.
Jalur perseorangan ini diambil sebagai antisipasi terbentuknya koalisi gemuk di poros Gus Irawan. Sehingga, jika tak dapat dukungan parpol, Dolly tetap punya tiket maju Pilkada Tapsel.
Tetapi, langkah ini pun tak mudah. Ia bolak-balik dilaporkan ke Bawaslu. Selain itu, harus berurusan dengan Polda Sumut atas laporan dugaan pemalsuan.
Syarat dukungan Dolly Pasaribu untuk maju Pilkada Tapsel dipersoalkan sejumlah pihak. Tak tanggung-tanggung, ada 40 laporan dugaan pemalsuan syarat dukungan masuk ke Bawaslu.
Pelapor tak cuma warga biasa, tapi juga politisi yang menjabat sebagai anggota DPRD Tapsel.
Semua laporan itu akhirnya dimentahkan Bawaslu. Pasangan Dolly Pasaribu-Ahmad Buchori dinyatakan memenuhi syarat pada berbagai tahapan di KPU.
Namun, langkah Dolly belum mulus. Ia harus berurusan dengan Polda Sumut terkait dugaan pemalsuan syarat dukungan jalur perseorangan. Ia juga telah menjalani pemeriksaan di Polda Sumut.
Selain itu, muncul lagi laporan baru ke Bawaslu. Kali ini seorang anggota DPRD Tapsel melaporkan Dolly terkait dugaan mengarahkan aparatur sipil negara (ASN).
Laporan demi laporan itu tak menghentikan langkah Dolly Pasaribu untuk berkontestasi di Pilkada Tapsel. Pasangan Dolly dan Ahmad Buchori telah resmi mendaftar ke KPU Tapsel.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Pasangan Calon Kepala Daerah di Sumut, Ada 5 Paslon Lawan Kotak Kosong
Belakangan, naluri politik Dolly memang terbukti. Gus Irawan Pasaribu mendaftar ke KPU dengan dukungan semua parpol yang memiliki kursi DPRD Tapsel.
Ke-12 parpol itu adalah Golkar (8 kursi), Gerindra (5), PAN (5), NasDem (4), Hanura (3), PDIP (2), PPP (2), PKN (2), Demokrat (1), PKB (1), PSI (1), PKS (1).
Pada Pilkada Tapsel 2024 ini, Gus Irawan menggandeng Ja’far Syahbuddin Ritonga, akademisi yang juga punya pondok pesantren di Tapsel. (tribunmedan.com)