Adapun beberapa tuntutan itu, kata Frans adalah menolak revitalisasi pusat pasar. Kemudian pihaknya juga menolak penggusuran para pedagang.
"Kami dengan tegas menuntut dan menolak revitalisasi pusat pasar. Penggusuran para pedagang, dan kami menolak adanya pemindahan tempat dari tempat kami berjualan sekarang," jelasnya.
Frans mengatakan, penolakan itu karena pihaknya sudah merasa nyaman berdagang puluhan tahun di sana.
"Yang perlu diperbaiki itu bagaimana cara agar pengunjung ramai datang ke Pusat Pasar lagi. Bukan bagaimana membuat Pusat Pasar secantik Medan Mall, Center Point atau sun plaza," jelasnya.
Frans dan ratusan pedagang ini tetap menginginkan Pusat Pasar menjadi pasar tradisional.
"Kami tetap ingin pusat pasar menjadi pasar tradisional," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Seratusan pedagang pusat pasar Jalan MT Haryono, datangi kantor Wali Kota Medan,Senin (23/9/2024).
Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk tolak revitalisasi pusat pasar yang akan dilakukan Pemko Medan dalam waktu dekat.
Pantauan Tribun Medan ratusan pedagang tersebut datang dengan berjalan kaki secara serentak memadati Jalan Kapten Maulana Lubis.
Banyaknya massa, membuat petugas kepolisian dan Dishub Medan yang berjaga melakukan peralihan arus lalu lintas dan menutup Jalan Kapten Maulana Lubis.
Seratusan massa datang ke Kantor Wali Kota pukul 09.00 WIB hingga saat ini. Mereka datang kompak dengan mengenakan pakaian berwarna putih.
"Tolak revitalisasi Pusat Pasar," teriak para massa.
Mereka juga membawa beberapa spanduk yang bertuliskan untuk tola revitalisasi pusat pasar
"Kami tolak revitalisasi pasar," tulisan dalam spanduk tersebut.
Akibat aksi ini, Jalan Kapten Maulana Lubis macet total hingga ke arah tugu Bundaran SIB. Pengendara pun dialihkan ke Jalan Imam Bonjol.