TRIBUN-MEDAN.COM,- Nama Liang Wenfeng mendadak jadi sorotan dunia setelah ia diundang oleh pemerintah China untuk membahas isu kecerdasan buatan (AI).
Di hadapan Perdana Menteri China, Li Qiang, akademisi senior, pejabat pemerintah, dan pemimpin perusahaan milik negara, Liang Wenfeng mengurai bagaimana perusahaannya yang bernama DeepSeek itu melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda.
Liang Wenfeng mengatakan, perusahaannya memilih fokus pada riset fundamental dalam pengembangan model AI.
Baca juga: Profil, Biodata dan Agama Agnes Jennifer, Selebgram dan TikToker yang Tajir Melintir
Perusahaan ini tidak tertarik membangun aplikasi pengguna akhir, melainkan lebih memilih untuk mengembangkan model AI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain.
Pekan lalu, DeepSeek meluncurkan asisten AI gratis yang diklaim lebih efisien dalam penggunaan data dan biaya dibandingkan layanan lain yang ada.
Peluncuran ini bahkan memicu aksi jual saham teknologi global, menunjukkan dampak besar DeepSeek terhadap lanskap AI dunia.
Baca juga: Profil David Clement, Suami Agnes Jennifer yang Merupakan Seorang Pengusaha
Keputusan DeepSeek untuk tidak hanya menjadi pengikut di industri AI juga ditegaskan oleh Liang dalam wawancara dengan media China, Waves, pada Juli lalu.
"AI China tidak bisa selamanya hanya menjadi pengikut. Kita sering mengatakan ada kesenjangan satu hingga dua tahun antara AI China dan Amerika Serikat, tetapi perbedaan yang sebenarnya adalah antara orisinalitas dan imitasi," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Profil Liang Wenfeng
Liang Wenfeng merupakan pendiri perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek.
Ia lahir di Zhanjiang, Provinsi Guangdong, China.
Sejak muda, Liang Wenfeng lebih tertarik menekuni bidang akademik.
Baca juga: Profil Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin, Buronan Korupsi e-KTP Baru Ditangkap Setelah 3 Tahun DPO
Pada usia 17 tahun, ia diterima di Universitas Zhejiang, salah satu universitas paling prestisius di China, dan mengambil jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi.
Ia kemudian melanjutkan studi magister di bidang Teknik Informasi dan Komunikasi, yang diselesaikannya pada 2010.
Pada 2015, Liang mendirikan sebuah dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif yang menggunakan algoritma matematis dalam perdagangan saham, menggantikan analisis manusia.
Portofolio dana tersebut berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 100 miliar yuan (sekitar 13,79 miliar dollar AS) pada akhir 2021.
Baca juga: Profil Elliot James Reay, Penyanyi Muda Berbakat yang Gayanya Mirip Elvis Presley