Perayaan ini diperkirakan sudah ada sejak Dinasti Han Timur Kuno, sekitar 2.000 tahun lalu.
Dulunya, Cap Go Meh dirayakan secara tertutup di kalangan istana untuk menyambut dewa dan roh leluhur.
Rakyat biasa baru bisa menikmati perayaan ini setelah Dinasti Han berakhir.
Baca juga: Apa Itu PPPK Paruh Waktu, Status, Gaji dan Jabatannya
Festival ini mengalami perkembangan dari budaya Tiongkok yang berunsur Zoroastrianisme, hingga dipengaruhi oleh agama Buddha dan Taoisme.
Perayaan Cap Go Meh biasanya dimeriahkan dengan pemasangan lampion merah, tarian barongsai dan naga (untuk mengusir roh jahat dan mendatangkan keberuntungan), serta berbagai pertunjukan seni tradisional Tionghoa.
Selain itu, ada juga tradisi makan makanan khas seperti lontong Cap Go Meh dan mi panjang umur.
Baca juga: Apa Itu Angin Santa Ana yang Memperparah Kebakaran di Los Angeles, Simak Penjelasan Ahli Ini
Adapun makna dari Cap Go Meh ini yakni sebagai simbol kebahagiaan dan berbagi dengan sesama.
Bagi masyarakat Tionghoa, perayaan ini juga sebagai ungkapan rasa syukur agar segala urusan dan keinginan di masa mendatang dapat berjalan lancar.
Beberapa orang Tiongkok percaya bahwa Cap Go Meh adalah hari untuk membuang sial.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan