TRIBUN-MEDAN.com, LIMAPULUH - Puluhan warga di Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara menghadang laju kereta api di perlintasan Bandar Tinggi menuju Kuala Tanjung, Jumat (28/2/2025).
Penghadangan dilakukan warga dengan berdiri di perlintasan kereta api serta membakar ban. Akibatnya, laju kereta api sempat terhenti.
Saha seorang warga, Rahman, mengaku aksi ini merupakan bentuk protes warga terhadap PT KAI yang dianggap sepele akan keselamatan masyarakat.
Sebab, menurutnya, perlintasan kereta api Bandar Tinggi - Kuala Tanjung yang sudah beroperasi empat tuhan tersebut, telah banyak terjadi kecelakaan dan memakan korban jiwa.
"Kami ini masyarakat terpanggil, karena sudah banyak korban yang kecelakaan disini hingga nyawa. Tapi, palang kereta api tidak kunjung dibangun," ungkap Rahman.
Katanya, saat hendak dibangun stasiun kereta api, sudah sempat menuai polemik di masyarakat. Sebab, perlintasan kereta api sejajar dengan jalan raya yang menyulitkan warga yang hendak berlalu lalang.
"Tuntutan kami sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bangun ini palang pintu kereta api disisi kanan dan kiri perlintasan. Agar tidak ada lagi korban," ungkapnya.
Katanya, selama palang pintu perlintasan belum dibuat oleh PT KAI, maka masyarakat meminta agar PT KAI menonaktifkan sementara jalur perlintasan menuju pelabuhan Kuala Tanjung hingga tuntutannya terpenuhi.
"Kalau tidak dipenuhi, kami meminta agar kereta api tidak boleh jalan. Kami akan lakukan hal seperti ini lagi, dan akan lebih parah," ancamnya.
Sementara, akibat kejadian ini, kereta api penumpang dari stasiun lalang menuju stasiun Tebingtinggi tidak bisa melanjutkan perjalanan hingga kembali ke stasiun asal.
(cr2/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan