TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah sentilan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal dokter lecehkan anak pasien.
Ia menyindir sikap dokter Priguna Anugerah bak setan.
Priguna Anugerah adalah oknum dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang melakukan pemerkosaan terhadap korban seorang perempuan yang merupakan anak dari pasien.
Baca juga: Lokasi Produksi dan Konsumsi Bahan Bakar Suzuki Fornx Beserta Fasilitasnya
Dedi menyebut, dulu masyarakat penunggu pasien takut dengan banyaknya setan.
"Dulu rumah sakit sieun aya jurigan, sekarang sieun dokter jurig (dulu takut ke rumah sakit karena ada setan, sekarang karena dokternya setan)," kata Dedi Mulyadi.
Atas adanya peristiwa tak patut itu, kata Dedi menjadi bahan evaluasi bahwa bagaimana sebuah lembaga pendidikan sangat dipercayai publik.
"Dokter itu kan orang yang harus sangat dipercaya karena dia menyangkut keselamatan manusia bagaimana dia mendiagnosa, orang harus percaya dia menghasilkan obat, memberikan resep," ujarnya, saat dimintai tanggapannya di DPRD Kota Sukabumi, usai menghadiri HUT Kota Sukabumi ke 111, Kamis (10/04/2025).
Baca juga: SADISNYA Slamet Bunuh Pacar Pakai Palu di Hotel, Kepala Pecah, Anak Korban Masih Bocah Juga Dianiaya
Tentu kata Dedi, orang atau pasien yang mau membuka baju, celana, dan rela telanjang badannya untuk operasi itu merupakan kepercayaan.
Kemudian prilaku tak terpuji ini dilakukan oleh oknum dokter yang lembaganya dipercaya.
"Kalau sekarang muncul dokter memiliki hasrat biologis ketika dalam praktek, harus dievaluasi rekrutmen menjadi mahasiswa fakultas kedokteran," ucapnya.
Dedi juga mengingatkan Kampus UNPAD memperketat seleksi kendokter.
Jika ditemukan hasil tes psikologinya memiliki mental yang berbeda atau kelainan seksual, maka jangan diloloskan.
"Itu harus hati-hati, karena ini menyangkut kepercayaan bagaimana nanti semua orang takut dirawat di rumah sakit yang nunggunya takut kan bahaya," ucapnya.
"Dulu kan kalau di rumah sakit takutnya aya jurigan (ada Setan). Kok hari ini dokternya seperti jurig. Jurig (Setan) ga pernah memerkosa," cetus Dedi.
Sebelumnya diberitakan, PAP oknum dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) diduga melakukan aksi pemerkosaan terhadap keluarga pasien.
Baca juga: KASUS PASANGAN Kekasih Tewas di Kos, Sepupu Ungkap Soal Suntik di Samping Jasad: Infus Sendiri