Sementara ini, kata Patrige, ada beberapa kelompok kriminal yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Meski demikian, kata dia, hal itu bukan sebagai alat bukti.
“Kami masih penyelidikan dan belum ada satu pelaku pun yang ditangkap. Pelaku, menggunakan parang, kampak dan panah. Para korban yang selamat mengaku tidak mengenali para pelaku,”pungkasnya.
Menurut Patrige, para pelaku pembunuhan tidak ada yang membawa senjata api. Hal ini dikuatkan dengan luka pada tubuh 11 korban yang tidak ditemukan bekas luka senjata api. “Kita belum bisa simpulkan apakah KKB terlibat atau tidak, kita masih melakukan penyelidikan,” tegasnya.
Patrige menegaskan akan menindaklanjuti kasus pembunuhan ini dengan dua laporan polisi. Dimana laporan pertama terkait kasus pembunuhan atau penganiayaan berat. Sementara laporan kedua terkait kejahatan penambangan ilegal.
“Jadi para korban juga bisa menjadi tersangka terkait penambangan ilegal jika alat bukti itu cukup. Kami sudah sampaikan ke polres Yahukimo, Asmat dan Pegubin untuk bersama Forkopimda agar keluarkan larangan keras melakukan penambangan di wilayah hukum masing-masing,” pungkasnya.
Patrige melanjutkan, pihaknya menemukan banyak sekali penambang ilegal di wilayah Yahukimo.
“Mereka para pendulang emas ilegal ini masuk dari mana kita belum tahu melalui siapa. Dan pada tanggal 6,7 dan 9 terjadi penyerangan brutal terhadap para penambang emas di Yahukimo,"pungkasnya.
13 Warga Sipil Dibantai
Diberitakan sebelumnya, setidaknya 13 warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.
Aparat TNI dan Polri telah mengevakuasi 12 jenazah untuk diperiksa. "Total 13 jenazah telah ditemukan dan 12 jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. Rencananya 1 jenazah lagi akan dilakukan evakuasi esok hari dikarenakan cuaca," kata Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, dalam keterangannya dikutip, Senin (14/4/2025).
Brigjen Faizal mengatakan jenazah itu ditemukan di berbagai titik.
Rinciannya, 2 jenazah ditemukan di Tanjung Pamali, 5 jenazah dari dua titik di Kampung Bingki, 3 jenazah di area 22 pendulangan emas, 1 jenazah dari Muara Kum, 1 jenazah dari Kabupaten Pegunungan Bintang. "1 jenazah dari area 33 pendulangan emas Yahukimo akan dievakuasi esok hari dikarenakan cuaca,"ungkap Faizal.
Saat ini Tim Dokkes dan DVI Polri telah mengidentifikasi 12 jenazah. "Kami tidak akan berhenti bekerja semaksimal mungkin. Para pelaku akan terus kami kejar dan ditindak tegas sesuai hukum. Aksi keji terhadap warga sipil ini tidak bisa ditoleransi," tegasnya.
Dari 13 pendulang emas menjadi korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini, tiga orang di antaranya merupakan warga asal Sulawesi Utara (Sulut).
Mereka dibunuh secara keji oleh KKB yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Identitas tiga warga Sulawesi Utara (Sulut) korban pembunuhan KKB yakni Wawan Tangahu dan Suardi Laode alias Kaswadi, keduanya asal Dusun III, Kabupaten Bolmong Selatan, Sulut. Mayat mereka ditemukan di area 22 pendulangan emas Yahukimo.