TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan pihaknya sudah selesai memeriksa pesawat Saudia Airlines, yang mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu akibat adanya teror bom.
Pemeriksaan dilakukan berjam-jam sejak siang hingga sore oleh tim penjinak bom Polda Sumut, dan tim penjinak bahan peledak tentara nasional Indonesia (TNI) Udara maupun dari Kodam I Bukit Barisan.
Personel Polisi, TNI memeriksa seluruh bagian pesawat mulai dari bagian luar, termasuk bagian ruang kemudi tempat pilot dan co-pilot.
Hasilnya, untuk sementara ini tidak ditemukan adanya bahan peledak ataupun bom di pesawat penerbangan Jeddah, Arab Saudi yang membawa 442 jemaah haji asal Indonesia tujuan Bandara Soekarno - Hatta.
"Hasil sementara dari hasil kegiatan pengecekan oleh Jibom dan dari Kodam, dan dari Paskhas, saat ini posisi pesawat dinyatakan clear. Baik dari kabin maupun dari barang-barang yang diangkut di pesawat,"kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Selasa (17/6/2025).
Meski pesawat aman dari bom, personel masih memeriksa barang bawaan penumpang.
Pemeriksaan barang bawaan memakan waktu lebih lama karena perkiraan 1 penumpang membawa 2 koper berisi berbagai macam barang.
"Dan kami masih lakukan pendalaman terhadap barang bawaan dari para jemaah haji, yang pulang dari Jeddah."
Diketahui, pesawat Saudia Airlines SV-5726 penerbangan Jeddah - Soekarno - Hatta (CGK) mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu setelah pilot pesawat mendapatkan ancaman bom, Selasa (17/6/2025).
Pendaratan darurat pesawat yang membawa 442 jemaah haji asal Indonesia setelah pesawat mendapat teror akan diledakkan.
Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II, Medan Asri Santosa mengungkap kronologi pesawat mendarat darurat.
Awalnya, pesawat terbang dari Jeddah, Arab Saudi tujuan ke Bandara Soekarno Hatta.
Begitu pesawat memasuki wilayah Indonesia, sekira pukul 07:30 WIB, ada sebuah email ke Kementerian Perhubungan di Jakarta dalam bahasa Inggris yang menyebutkan pesawat akan meledak jika tetap mendarat di Soekarno-Hatta.
Hasil penelusuran sementara, email diduga dikirim dari seseorang yang terdeteksi berada di Mumbai, India.
"Pesawat Arab Saudi ini ketika melintasi wilayah Indonesia itu kami mendapat informasi jam 07.30 WIB, ada sebuah email yang masuk ke Jakarta. Kemudian di situ ada ada ancaman bom," kata Asri Santosa.