Sementara itu, Komandan Kompi Yonif TP 834, Rahmat, menyebut kasus ini sudah ditangani oleh Sub Denpom IX/1-1 Ende.
Namun, ia enggan memberikan pernyataan lebih lanjut.
“Belum ada hasil penyelidikan, jadi saya tidak berani keluarkan statement,” ucapnya.
Seorang warga yang ikut mengurus jenazah menyebutkan bahwa tubuh Prada Lucky tampak penuh luka, seperti lebam dan sayatan.
Selain itu, beredar pula foto kondisi jenazah yang menunjukkan dugaan penyiksaan fisik.
Pernyataan korban kepada dokter menjadi salah satu bukti krusial dalam proses penyelidikan, menambah sorotan pada isu kekerasan fisik dalam lingkungan militer—terutama praktik senioritas berlebihan.
Prada Lucky Anak Seorang Anggota TNI
Prada Lucky adalah putra dari Sersan Mayor Christian Namo, anggota aktif TNI yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
Sebagai prajurit muda, Lucky baru ditempatkan di Yonif TP 834/Waka Nga Mere, satuan baru TNI AD yang berbasis di Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa, Nagekeo.
Batalyon ini merupakan bagian dari program strategis TNI Angkatan Darat untuk memperkuat pertahanan di wilayah timur Indonesia dan mendukung pembangunan daerah.
Hingga Rabu malam (6/8/2025), jenazah Prada Lucky masih berada di kamar jenazah RSUD Aeramo.
Kedua orangtuanya yang datang dari Rote Ndao tampak terpukul dan berduka atas kepergian anak semata wayang mereka.
Rencananya, jenazah akan diterbangkan ke Kupang untuk dimakamkan secara militer.
Duka Keluarga
Kepergian prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) yang tewas diduga dianiaya seniornya menyisakan duka mendalam keluarga.
Terlebih dari kedua orang tuanya, Sersan Mayor Christian Namo dan Sefriana Pauwina yang harus kehilangan putra tercintanya.