"Sampe sekarang, itu nipu namanya janjinya kan ditotal semua hari Senin cair lambat-lambatnya Selasa, tapi kami udah pada pulang sisanya belum sampai sekarang," ujar Marto lirih berbalut kesal.
Senada nasib prihatin, UMKM kuliner sekitar Stadion Teladan, Ina merasakan dampak para pekerja yang tidak digaji.
Para pekerja yang makan sehari-hari sudah menumpuk utang Rp 30 juta.
"Masih ada lagi utang orang itu 30 Juta belum dibayar. Bagaimana lah nasib kami dek. Ini kulihat sudah ada pula pekerja baru. Yang lama telah pada pulang kampung, ada puluhan orang gak sanggup lagi gak digaji orang PT," kata Ina.
Dampak pekerja tak digaji, amatan Tribun-Medan.com berkeliling tiga kali Stadion Teladan memang berdampak pada aktivitas pekerja yang minim.
Pada bagian tribun penonton tidak terlihat progres dengan jumlah pekerja, bisa dikatakan berkurang dari sebelumnya.
"Iya sekarang malah yang kerja berkurang itu, gak seramai yang dulu. Cmana pula ada a50 orang lebih pulang kampung. Sekarang ada orang baru, tapi gak banyak dari sebelumnya, mungkin dia gak tahu masalah proyek ini," jelas Ina membenarkan proyek sepi.
Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas dikonfirmasi soal proyek Stadion Teladan mengatakan, saat ini pengerjaan tinggal yang memakai APBN, yang dikerjakan Kementerian PUPR Pusat.
Ditegaskan Rico Waas juga, bahwa tidak ada penambahan anggaran baru untuk dialokasikan ke Stadion Teladan.
"Stadion Teladan dari kita kan sudah selesai. Tinggal yang dari APBN itu pengerjaannya. Kita juga sudah panggil Satker. Mereka janji kalau targetnya diselesaikan akhir 2025,atau paling lambat awal tahun 2026," pungkas Rico Waas.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan