Suporter dan Pemain Diingatkan Jaga Sikap, PSMS Jadi Klub dengan Denda Komdis PSSI Terbanyak

PSMS Medan tercatat menjadi salah satu klub dengan sanksi disiplin terbanyak pada kompetisi Pegadaian Championship musim 2025/2026.

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
SUPORTER MASUK LAPANGAN - Seorang suporter berlari kedalam lapangan seusai pertandingan PSMS Medan melawan Garudayaksa FC pada lanjutan pertandingan Pegadaian Championship musim 2025/2026, di Stadion Utama Sumatera Utara, Deliserdang, Sabtu (25/10). PSMS Medan tercatat menjadi salah satu klub dengan sanksi disiplin terbanyak pada kompetisi Pegadaian Championship musim 2025/2026. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - PSMS Medan tercatat menjadi salah satu klub dengan sanksi disiplin terbanyak pada kompetisi Pegadaian Championship musim 2025/2026. Hingga pekan ke delapan, tim berjuluk Ayam Kinantan itu telah dijatuhi hukuman berulang kali oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat berbagai pelanggaran yang terjadi, baik oleh suporter maupun anggota tim.

Berdasarkan rilis resmi Komdis PSSI, PSMS diketahui sudah menerima hukuman pada empat pertandingan berbeda, dan berpotensi kembali mendapat tambahan sanksi dari dua laga terakhir yang masih menunggu keputusan sidang disiplin.

Sanksi pertama diterima saat laga tandang melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharuddin Nasution pada 20 September 2025. PSMS didenda sebesar Rp12,5 juta akibat ulah suporter yang hadir secara langsung di dalam Stadion menggunakan atribut.

Selanjutnya, ketika menjamu Sumsel United di Stadion Utama Sumatra Utara pada 28 September 2025, PSMS kembali harus membayar denda Rp15 juta. Berdasarkan hasil sidang Komdis PSSI pada 1–2 Oktober 2025, suporter PSMS dinyatakan melakukan yel-yel provokatif dan menghina tim lawan.

Sanksi ketiga terjadi pada laga melawan Sriwijaya FC, 4 Oktober 2025. Untuk alasan serupa, yaitu tindakan provokatif dari suporter, PSMS kembali dijatuhi denda Rp15 juta oleh Komdis.

Kasus terbesar terjadi pada pertandingan kontra Persikad Depok, 11 Oktober 2025. PSMS dikenai denda Rp30 juta setelah suporter dinilai melakukan gangguan terhadap penjaga gawang lawan. Tak hanya itu, pelatih kepala PSMS, Kas Hartadi, juga mendapat sanksi berat berupa denda Rp25 juta dan larangan mendampingi tim selama empat pertandingan akibat tindakannya merangkul wasit.

Laga tandang ke markas Adhyaksa FC Banten juga menambah daftar sanksi PSMS. Lima kartu kuning yang diterima pemain PSMS membuat tim kembali wajib membayar denda Rp25 juta.

PSMS belum sepenuhnya lepas dari ancaman hukuman. Dua laga terakhir melawan Persiraja Banda Aceh dan Garudayaksa FC masih masuk agenda peninjauan Komdis PSSI. Pada laga kontra Garudayaksa, sejumlah insiden terjadi, termasuk pelemparan botol air ke arah lapangan dan aksi suporter mengejar wasit setelah pertandingan berakhir. Komdis belum merilis keputusan resmi, namun potensi sanksi tambahan dinilai sangat besar.

Dengan rentetan hukuman ini, PSMS menjadi salah satu klub dengan beban denda terbesar di musim ini, sesuatu yang tentu merugikan tim dari sisi finansial maupun citra profesional.

Pengamat sepak bola Sumut, Indra Efendi Rangkuti, menyesalkan tingginya angka pelanggaran disiplin PSMS. Menurutnya, sebagai klub berstatus profesional dan memiliki sejarah besar di sepak bola Indonesia, PSMS seharusnya mampu mengontrol situasi baik di lapangan maupun di tribun penonton.

“Kita sangat menyayangkan hal ini. Sebagai klub profesional, hal-hal seperti ini harus bisa diredam,” ujar Indra kepada Tribun Medan, Selasa (11/4).

Ia menekankan pentingnya edukasi kepada suporter agar memahami batasan dalam memberikan dukungan.

“Suporter harus diedukasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kita belajar dari sepak bola Inggris. Dulunya terkenal brutal, tapi pemerintah dan klub mampu mendidik suporter sampai stadion mereka kini tanpa pagar pembatas,” jelasnya. 

Baca juga: 44 Tim Siap Tampil di Medan Open Marching Band Competition

Pentingnya Profesionalitas

INDRA juga menyoroti pentingnya profesionalitas pemain dan pelatih dalam menghadapi keputusan wasit.

"Keputusan wasit mungkin tidak selalu memuaskan, tapi ada jalur banding. Sekarang sudah ada VAR, jadi pemain harus bisa mengontrol diri. Jangan sampai emosi berujung kartu merah dan merugikan tim,” katanya.

Indra mengajak suporter PSMS untuk tetap menunjukkan dukungan dengan cara yang positif.

“Emosi boleh, tapi jangan sampai merugikan tim. Jadikan ini pelajaran. Mari fokus mendukung PSMS dengan cara yang baik, karena sanksi-sanksi seperti ini justru bisa memperlambat langkah klub untuk kembali ke kasta tertinggi,” tegasnya.

Ia berharap para pecinta PSMS kembali menata sikap dan memberikan energi positif untuk membangkitkan kejayaan Ayam Kinantan. “Yang sudah terjadi biarlah. Kita dukung dengan dewasa, penuh sportivitas. PSMS butuh dukungan cerdas, bukan amarah,” pungkasnya. (cr29/Tribun-Medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved