Dairi Terkini

Cerita Legenda Mareleng Tendi Sukses Hipnotis Penonton dalam Pesta Njuah - Juah Dairi

Pagelaran Pesta Njuah - Juah yang dilaksanakan di Gedung Nasional Djauli Manik Kecamatan Sidikalang resmi berakhir

|
TRIBUN MEDAN/ALVI SUWITRA
PESTA NJUAH-NJUAH: Para penari dari Sanggar Tari Ethnic usai menampilkan cerita legenda Mareleng Tendi dalam penutupan Pesta Njuah - Juah di Gedung Nasional Djauli Manik Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi resmi berakhir, Kamis, (30/10/2025). 

TRIBUN- MEDAN.com, SIDIKALANG - Pagelaran Pesta Njuah - Juah yang dilaksanakan di Gedung Nasional Djauli Manik Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi resmi berakhir, Kamis (30/10/2025).

Panggung rakyat yang dilakukan selama 2 hari ini sukses menghibur masyarakat, baik melalui penampilan artis lokal.

Tak terkecuali penampilan dari Sanggar Tari Ethnic yang sukses membawa cerita legenda Suku Pakpak, Mareleng Tendi.

Ratusan masyarakat yang melihat penampilan itu sukses dibuat ikut terhanyut dalam cerita yang mengisahkan tentang pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.

Adapun Feni, yang berperan sebagai Keke yang tak lain adalah tokoh utama dalam cerita itu menyebut bahwa Mareleng Tendi bercerita tentang seorang anak yang rohnya terbawa oleh makhluk astral.

"Jadi ini merupakan cerita tradisi Pakpak yaitu meraleng Tendi atau memanggil roh dari seseorang, " ujar Feni.

Adapun cerita singkat dari Mareleng Tendi adalah dimana seorang anak desa bernama Keke yang bermain di sebuah hutan, dan beristirahat sejenak di sebuah pohon terlarang.

"Jadi penghuni pohon ini telah mengambil Tendinya atau roh dari si anak, " katanya.

Demi mengembalikan jiwa si Keke, maka harus dilakukan pertukaran jiwa yang setimpal yakni roh dari ibu Keke, yang diperankan oleh Sejahtera.

"Jadi si ibu menukarkan rohnya itu dengan roh si anak, dan akhirnya si Keke bisa hidup kembali, " sebut Feni.

Penampilan itu sukses membuat para penonton meneteskan air mata. Bahkan, Wakil Bupati Dairi, Wahyu Daniel Sagala begitu menikmati pertunjukan cerita legenda itu.

Sementara itu, Lisken Angkat yang menjadi koreografer menyebut pesta Njuah - Juah memang rutin mengangkat cerita legenda dari Suku Pakpak.

"Sehingga kita ingin mengembalikan cerita legenda yang saat ini sudah mulai dilupakan, " kata Lisken.

Lisken pun berharap dengan pertunjukan tersebut, dapat mengembalikan cerita legenda yang saat ini sudah mulai dilupakan khususnya kalangan anak muda.

"Mari kita bersama - sama menjaga eksistensi cerita - cerita rakyat Pakpak, dan akan tetap dilestarikan apalagi khususnya anak muda, untuk tetap cinta budaya, dan tetap mengembangkannya, " tutup Lisken.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved