Medan Terkini
Dekan dan Dosen IPB Jenguk Mahasiswanya yang Jadi Korban Salah Sasaran saat Bentrok Warga vs PT TPL
Kedatangan Prof. Sofyan Sjaf dan dosen Rajin Gandi S.KPm., M.Si, sekitar pukul 09.00 WIB, merupakan mandat langsung dari Rektor IPB University
TRIBUN-MEDAN.com - IPB University menunjukkan komitmen penuh terhadap keselamatan mahasiswinya, Feny Siregar, yang menjadi korban kekerasan dalam insiden bentrok di kawasan Danau Toba. Dua dosen, yang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema), Prof. Dr. Sofyan Sjaf, S.Pt, M.Si, datang dari Bogor untuk menemui Feny di rumah keluarganya di Kota Pematangsiantar pada Kamis (25/9/2025).
Kedatangan Prof. Sofyan Sjaf dan dosen Rajin Gandi S.KPm., M.Si, sekitar pukul 09.00 WIB, merupakan mandat langsung dari Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria. Tujuannya adalah memintai konfirmasi dan memastikan kondisi Feny, mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM) semester IX, yang menjadi salah satu dari 33 korban luka-luka akibat pemukulan oleh pekerja PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Insiden tersebut terjadi di Buttu Pangaturan, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Senin (22/9/2025), saat pekerja PT TPL menyerang masyarakat adat Sihaporas.
Feny Siregar baru kembali ke rumah pada Rabu (24/9/2025), setelah menjalani perawatan di RS Harapan Pematangsiantar sejak Senin.

Korban Salah Sasaran saat Riset Tugas Akhir
Saat bentrokan pecah, Feny tengah melakukan riset tugas akhir (skripsi) mengenai perspektif jender dengan objek penelitian Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Sihaporas (Lamtoras).
Skripsinya direncanakan berjudul Hubungan Pembagian Kerja dengan Tingkat Partisipasi Petani Huta Sihaporas dalam Gerakan Konflik Agraria: Perspektif Gender.
Penelitian ini sudah ia jalani sejak 6 September dan direncanakan berakhir pada 26 September 2025.
Feny Siregar menceritakan kronologi pemukulan yang ia alami.
"Saya dikejar-kejar pekerja TPL. Mungkin karena saya mengenakan baju lapangan departemen,” kata Feny.
”Saya sembunyi di posko yang juga menjadi hunian masyarakat adat. Saat pekerja TPL memukuli warga, saya juga dipukul. Mengira saya pihak LSM sebagai provokator, padahal saya sudah bilang mahasiswa. Kepala saya kena pukul kayu alat pekerja TPL,” katanya.
Setelah kejadian, Feny harus dirawat karena pemukulan tersebut.
Ia juga dipaksa menghapus video dan foto yang sempat ia ambil.
Baju lapangan departemen Fema yang ia kenakan bahkan lepas dari tubuhnya dan tertinggal di posko masyarakat adat yang kemudian hangus dibakar oleh pihak pekerja PT TPL.
Dukungan Penuh dari IPB University
Setelah pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam, Dekan Fema IPB menyampaikan dukungan penuh dari institusi.
Dalam pertemuan itu, hadir pula Pastor Walden Sitanggang OFMCAP (Ketua Yayasan JPIC/KPKC Kapusin Keuskupan Agung Medan) dan Jhontoni Tarihoran (Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Tano Batak).
Berita Foto: Kejati Sumut Resmi Tahan Dua Orang Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Kapal Tunda |
![]() |
---|
Modus Minta Antar ke Rumah Kakak, Wanita Ini Malah Rampas Handphone Ojol seusai Dipinjamkan |
![]() |
---|
Warga Medan Keluhkan Fungsi Kolam Retensi Martubung karena Tetap Banjir, Ini Respons Wakil Wali Kota |
![]() |
---|
Berita Foto: Suasana Awan Mendung Berpotensi Hujan Disertai Petir di Kota Medan |
![]() |
---|
Kejati Sumut Tahan Mantan Direktur PT Pelindo dan PT Dok Perkapalan Kasus Korupsi Kapal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.