Medan Terkini

Dekan dan Dosen IPB Jenguk Mahasiswanya yang Jadi Korban Salah Sasaran saat Bentrok Warga vs PT TPL

Kedatangan Prof. Sofyan Sjaf dan dosen Rajin Gandi S.KPm., M.Si, sekitar pukul 09.00 WIB, merupakan mandat langsung dari Rektor IPB University

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
KORBAN SALAH SASARAN: IPB University menunjukkan komitmen penuh terhadap keselamatan mahasiswinya, Feny Siregar, yang menjadi korban kekerasan dalam insiden bentrok di kawasan Danau Toba. Dua dosen, yang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema), Prof. Dr. Sofyan Sjaf, S.Pt, M.Si, datang dari Bogor untuk menemui Feny di rumah keluarganya di Kota Pematangsiantar pada Kamis (25/9/2025). 

Jhontoni Tarihoran memastikan bahwa Feny mendapat penguatan pascakekerasan.

Prof. Sofyan Sjaf secara lugas menyampaikan pesan Rektor.

"IPB akan melindungi Feny serta mendukung proses penelitian dalam menyusun skripsinya. Tindak lanjut dari masalah ini, akan kami bicarakan dengan pimpinan IPB. Tentang upaya-upaya hukum lainnya nanti akan saya konsultasikan dengan pimpinan,” kata Sofyan Sjaf.

Feny membenarkan bahwa kedua dosen yang datang adalah dosen departemennya dan pernah mengajar mata kuliah mayor di semester 4.

Langkah Tindak Lanjut Kampus

Sebelumnya, Rektor IPB University, Arif Satria, menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Pada Selasa (23/9/2025), Rektor menegaskan, ”Pada prinsipnya, kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada mahasiswi kami.”

Rektor telah menugaskan Dekan Fema untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polda Sumatera Utara, guna mengumpulkan fakta dan mengetahui kronologi kejadian.

Prof. Sofyan Sjaf menegaskan akan segera berangkat ke lokasi dan menindaklanjuti kasus ini.

”Kami akan berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara untuk mendalami fakta dan menelusuri lebih lanjut. Kami juga akan bertemu dengan Saudara Feny dan keluarga untuk memastikan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya tertangani dengan baik,” ungkap Sofyan.

Bentrokan antara masyarakat adat dan perusahaan tersebut, yang dipicu sengketa lahan, dilaporkan mengakibatkan 33 warga terluka, 1 orang hilang, 4 rumah rusak, dan 5 gubuk tani dibakar.

Pihak PT TPL, melalui Kepala Komunikasi Perusahaan Salomo Sitohang dan Direktur Jandres Halomoan Silalahi, mengklaim bentrokan terjadi karena sekelompok orang menghadang pekerja yang hendak menanam atau memanen eukaliptus di area konsesi Sektor Aek Nauli, Desa Sihaporas, bahkan melakukan pelemparan batu dan pembakaran dua mobil operasional perusahaan.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved