Berita Medan
Banjir Medan Jadi Sorotan, Komisi IV DPRD Pertanyakan Efektivitas Anggaran Banjir Sejak 2024
Komisi IV menilai penggunaan anggaran pengendalian banjir tidak tepat sasaran meski proyek drainase telah banyak dikerjakan.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Banjir yang kembali melanda 7 kecamatan di Kota Medan menjadi sorotan serius DPRD Kota Medan.
Komisi IV menilai penggunaan anggaran pengendalian banjir tidak tepat sasaran meski proyek drainase telah banyak dikerjakan.
Ketua Komisi IV DPRD Medan, Paul Mei Anton Simanjuntak, menyampaikan hal itu usai memimpin rapat internal bersama anggota komisi.
Rapat tersebut digelar secara mendadak sebagai bentuk respon atas belum teratasinya persoalan banjir di Kota Medan hingga Selasa (14/10/2025)
"Selama ini kita lihat pengerjaan drainase sudah cukup banyak. Namun faktanya, banjir tetap saja terjadi," ujar Paul, politisi dari PDI Perjuangan.
Ia menilai perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program pengendalian banjir, termasuk efektivitas penggunaan anggarannya.
Paul menyebut, Pemko Medan telah mengalokasikan sekitar Rp1 triliun setiap tahun sejak 2024 untuk infrastruktur, namun kondisi banjir tak kunjung membaik.
"Kita tidak setuju nilai APBD Pemko Medan yang digelontorkan khusus infrastruktur sekitar Rp1 triliun setiap tahunnya sejak tahun 2024, tetapi kondisi banjir tetap parah. Ada apa? Berarti penggunaan anggaran pengendalian banjir tidak tepat sasaran,” tegasnya.
Paul juga mempertanyakan kapasitas sumber daya manusia (SDM) aparatur sipil negara (ASN) yang menangani persoalan tersebut di lingkungan Pemko Medan.
“Ini perlu juga diselidiki. Kalau tidak, triliunan rupiah uang rakyat akan sia-sia saja,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, Komisi IV DPRD Medan akan menggelar rapat kerja bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada Senin (20/10) dan Selasa (21/10) mendatang.
"Yang pasti Dinas SDABMBK, Perkimcikataru, DLH, serta BWSS Sumut akan kita panggil," sebut Paul.
Pernyataan Paul turut diamini sejumlah anggota Komisi IV yang hadir, di antaranya Jusuf Ginting, Datuk Iskandar Muda, Zulham Efendi, El Barino Shah, Antonius Tumanggor, Edwin Sugesti, Ahmad Affandi, dan Lailatul Badri.
Kadis Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi, Gibson Panjaitan mengatakan saat ini banjir disebabkan jebolnya tanggul, akibat debit air Sungai Deli melebihi benteng-benteng setelah dilanda hujan lebat.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai untuk perbaikan tanggul dan normalisasi sejumlah Daerah Aliran Sungai.
"Banjir di Gatsu sekitar mudah-mudahan Floodway untuk reduksi banjir selesai bulan 11. Itu diharapkan jadi upaya besar reduksi banjir di Gatsu, Sei Kambing," katanya.
Beberapa daerah langganan banjir yang diperbaiki SDABMBK belakangan ini sebagian sudah berdampak baik, seperti Jalan Sunggal-Gatsu, Gaperta.
Dan saat ini masih ada beberapa pengerjaan perbaikan drainase, pemasangan U-Ditch.
Berdasarkan data BPBD Medan, banjir melanda tujuh kecamatan dan 17 kelurahan, yakni Kecamatan Medan Maimun (Kelurahan Aur, Hamdan, Kampung Baru, Titi Rantai),
Kecamatan Medan Johor (Gedung Johor, Kwala Bekala), Kecamatan Medan Polonia (Sari Rejo, Polonia), Kecamatan Medan Labuhan (Pekan Labuhan, Martubung), Kecamatan Medan Selayang (Beringin), Kecamatan Medan Petisah (Sei Mati, Petisah Tengah, Anggrung), Kecamatan Medan Baru (Suka Raja)
"Total wilayah terdampak mencakup 3.181 unit rumah, dengan 3.599 kepala keluarga dan 10.391 jiwa. Tidak terdapat laporan korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, sebanyak 69 orang dievakuasi, terdiri dari lansia, anak-anak, balita, ibu hamil, dan penyandang disabilitas," kata Kepala BPBD Yunita Sari.
Data dari BPBD juga menunjukkan lokasi pengungsian lainnya selain di Kecamatan Medan Labuhan, yaitu Kecamatan Medan Johor, di Masjid MDTA Muttaqin Kelurahan Kwala Bekala, menampung 350 pengungsi dan Kecamatan Medan Selayang, di Masjid Al-Qamar Kelurahan Beringin, menampung 85 pengungsi.
BPBD Kota Medan melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops–PB) segera melakukan berbagai langkah tanggap darurat, mulai dari evakuasi warga, pendataan wilayah terdampak, pemantauan cuaca dan debit air, hingga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kenaikan debit air secara tiba-tiba.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Pria yang Dorong Lurah Perintis hingga Jatuh ke Parit Dipanggil Polisi, Terancam Ditahan |
![]() |
---|
Muhammad Fadli, Lurah Perintis yang Didorong hingga Masuk Parit Buat Laporan ke Polsek Medan Timur |
![]() |
---|
Gegara Speed Bump Ilegal, Lurah Perintis Didorong Masuk Parit Mandi Lumpur |
![]() |
---|
Harga Sembako di Medan Perlahan Turun, Walau Cabai Masih Pedas di Rp81 Ribu per Kg |
![]() |
---|
Viral Lurah Perintis Medan Timur Didorong hingga Terjatuh ke Parit saat Tertibkan Polisi Tidur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.