Berita Medan
40 Perusahaan Berpartisipasi di IPOS-FORUM, Ketua Gapki Sumut: Ajang Kolaborasi
Digelar di Santika Dyandra Premiere Convention Center Medan, kegiatan tersebut diadakan selama dua hari yaitu 30-31 Oktober 2025.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- 40 perusahaan kelapa sawit berpartisipasi di Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS-FORUM).
Digelar di Santika Dyandra Premiere Convention Center Medan, kegiatan tersebut diadakan selama dua hari yaitu 30-31 Oktober 2025.
Beragam kegiatan mulai dari diskusi, klinik sawit yang bisa dimanfaatkan petani untuk berkonsultasi hingga melihat produk-produk di stan perusahaan yang berpartisipasi.
Ketua GAPKI Sumut, Timbas Prasad Ginting menyebutkan, IPOS FORUM diharapkan bisa menjadi ajang solusi, inspirasi dan kolaborasi menyangkut sawit.
"IPOS FORUM harus benar-benar dimanfaatkan seluruh yang terkait dengan sawit. Termasuk merumuskan langkah nyata menuju industri sawit yang semakin inklusif, inovatif, dan berkelanjutan," ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, mengatakan, tantangan utama sawit di dalam negeri adalah produksi dan produktivitas tanaman yang stagnan dan cenderung turun, sementara kebutuhan meningkat.
"Produksi dan produktivitas yang cendrung turun dampak PSR (peremajaan sawit rakyat) / petani yang masih lambat atau tidak optimal,"ujarnya.
Produksi minyak sawit Indonesia untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai 53,6 juta ton dan hingga Juni 2025, total produksi kumulatif CPO dan PKO 27,89 juta ton.
“Produksi minyak sawit Indonesia tahun 2024 mencapai 52,76 juta ton. Proyeksi produksi memang naik, tetapi kenaikannya lamban," jelasnya.
Adapun kebutuhan yang meningkat di dalam negeri khususnya untuk biodiesel yang terus meningkat.
"PSR sudah mendesak, jadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua. Apalagi luasan tanaman sawit rakyat masih cukup besar,” terangnya.
Selain peremajaan sawit, menurut Eddy Martono yang perlu diperhatikan saat ini adalah penyelesaian masalah perkebunan sawit yang teridentifikasi dalam kawasan hutan dan tata kelola industri sawit.
Termasuk maraknya pendirian pabrik kelapa sawit (PKS) tanpa kebun dan PKS Brondolan yang merusak tatanan kemitraan yang sudah ada.
Adapun tantangan persawitan tingkat global terutama masih terus berkembangnya kampanye negatif terhadap sawit, tuntutan keberlanjutan, perubahan iklim, dinamika pasar dan regulasi internasional seperti EU-DR, serta ekspektasi konsumen terhadap produk yang ramah lingkungan.
"Program PSR merupakan kunci dalam meningkatkan produksi dan produktivitas dan keberlanjutan perkebunan sawit rakyat," katanya.
(cr26/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Empowering Kepling Medan Targetkan 50 Ribu Tenaga Kerja Terlindungi, Rico:Upaya Entaskan Kemiskinkan |
|
|---|
| Remaja Buang Bayi Hasil Hubungan dengan Abang Kandung Menangis Dicecar Hakim |
|
|---|
| Freddy Gurning Kembali Pimpin PCI Medan Periode 2025–2029 |
|
|---|
| Berkantor di Polsek Sunggal, Kapolrestabes Medan Tegaskan Komitmen Tekan Kriminalitas |
|
|---|
| DERETAN Promo di Astindo Travel Fair 2025, Cashback hingga Rp 1 Juta dan Paket Wisata ke Luar Negeri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.