Medan Terkini

Hasil Uji Lab BBPOM Medan terhadap Sampel MBG yang Sebabkan Siswa Keracunan

Kepala BBPOM Medan mengatakan dari hasil keseluruhan sampel makanan MBG yang diperiksa, hasilnya karena kurangnya kebersihan.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
DOK/DINKES SUMUT
SISWA KERACUNAN - Tim medis saat mengevakuasi siswa SMP Negeri 1 Laguboti ke rumah sakit karena diduga keracunan MBG, Rabu (15/10/2025). BBPOM Medan, sebut seluruh hasil lab sampel MBG yang diduga menyebabkan siswa keracunan disebabkan kurangnya kebersihan SPPG. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan Mojaza Sirait mengatakan, dari hasil keseluruhan sampel makanan yang diperiksa pihaknya terkait dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami siswa di sejumlah sekolah se-Sumut disebabkan kurangnya kebersihan saat mengelola makanan tersebut.

Menurut Mojaza, dari seluruh hasil uji laboratorium menunjukkan adanya mikroba seperti Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. 

Untuk itu, Mojaza meminta agar pihak Badan Gizi Nasional (BGN) Sumut untuk melakukan pengawasan secara ketat di seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Sebagian besar masalah disebabkan oleh kurangnya kebersihan dalam proses pengolahan makanan, baik dari tangan petugas, bahan baku yang tidak higienis, maupun proses masak yang belum sesuai standar,” ucapnya,  Selasa (11/11/2025).

Untuk itu, kata Mojaza, pihaknya telah melakukan beberapa langkah agar makanan MBG terjamin keamanan dan kesehatannya. 

"BBPOM Medan telah memberikan pelatihan kepada pelaksana SPPG mengenai produksi pangan dalam jumlah besar," jelasnya.

Namun ia tak merinci berapa SPPG yang sudah diberikan pelatihan tersebut. Pelatihan ini mencakup pemilihan bahan baku, pengolahan, kebersihan alat dan air, hingga pengelolaan limbah.

"Kita juga memperketat pengawasan terhadap dapur pengolahan, dengan menekankan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) kebersihan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Sumut, Novita R Saragih mengatakan, sejak diadakan MBG, ada 30 persen laporan keracunan makanan. 

Dikatakan Novita, keracunan makanan ini berasal dari sejumlah SPPG di Sumut yang kurang menerapkan kebersihan.

"dari data yang dihimpun, sekitar 30 persen laporan keracunan makanan di Sumut berasal dari beberapa SPPG. Dari jumlah tersebut, hanya empat kasus spesifik terjadi di lingkungan sekolah, antara lain di Lubuk Pakam dan Laguboti," jelasnya.

Menurutnya, 30 persen ini, hanya menunjukkan gejala ringan seperti mual dan pusing.

“Kami terus melakukan uji higienitas terhadap penyedia pangan sekolah maupun pasokan bahan makanan,” jelasnya.

Diketahui, BGN juga mewajibkan seluruh SPPg melaksanakan pelatihan komprehensif bagi petugas SPPG.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved