Berita Viral

KRIMINOLOG Ungkap Maksud Dua Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu: Tidak Ada Barang Hilang

Dua pembunuh satu keluarga di Indramayu telah ditangkap. Korban Sahroni dan anak serta cucunya dibunuh dengan sadis oleh pelaku. 

TribunJabar/Eki Yulianto - Youtube Metro TV
PEMBUNUHAN 1 KELUARGA - Kriminolog Haniva Hasna ungkap gambaran pembunuh keluarga Haji Sahroni, di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat. Benarkah saling kenal dengan korban? 

"Kalau kita melihat overkill ya yang dilakukan oleh pelaku terhadap lima korban ini, berarti kan ada sesuatu, ada emosi yang meledak-ledak atau kemarahan yang memuncak, yang tidak bisa diselesaikan sehingga dia melakukan agresi sebagaimana yang sudah diberitakan," katanya.

"Nah, ini berarti kan ada sesuatu yang tidak terselesaikan. Nah, yang kedua ada kemungkinan ada masalah ekonomi di mana pelaku atau korban atau di antara keduanya terlibat utang piutang," ujarnya.

Atau bisa jadi, lanjut dia, ada kemungkinan masalah perebutan ahli waris atau bisnis tertentu yang tidak bisa diselesaikan sehingga pelaku memilih untuk menghilangkan nyawa korban.

Haniva menganalisa, bisa jadi ada kemungkinan motif penghilangan jejak yang dilakukan pelaku dikasus pembunuhan ini.

"Karena dengan melakukan penghilangan atau penggurangan terhadap lima orang ini berarti dia ingin menguasai korban dan tidak ingin ada saksi satupun yang mengetahui," katanya.

"Yang perlu kita pahami juga adalah apakah ini by design?. Maksudnya apakah pelaku ini dari awal memang sudah merencanakan pembunuhan atau ada by escalation ?," ujar Haniva.

Seperti ketika terjadi agresi, pelaku tidak bermaksud membunuh, tetapi terbunuh kemudian malah dilihat oleh saksi yang lain atau keluarga yang lain.

Sehingga dia melakukan pembunuhan terhadap korban yang lain atau anggota yang lain yang yang tidak terlibat konflik.

"Atau by accident sebetulnya tidak mau melakukan tapi ternyata terbunuh duluan. 

"Nah, ini yang harus kita ketahui dari ketiga ini motif apa dan bagaimana cara si pelaku ini tadi melakukan pembunuhan terhadap lima korban tersebut," ujarnya.

Haniva menjelasakan soal adanya istilah dark figure of crime, yaitu kasus yang sulit diungkap karena minimnya koneksi langsung atau bukti langsung terhadap pelaku. 

"Jadi banyaknya saksi-saksi yang dipanggil kalau mereka hanya mengetahui keberadaan dan suara misalnya dari mobil tersebut, tetapi dia tidak bisa mengidentifikasi langsung siapa pelakunya, maka kepolisian pastinya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengungkap ini semua," katanya.

Kata dia, bagaimanapun juga polisi akhirnya harus menghubungkan antara titik-titik bukti.

Lalu, ada pula kemungkinan TKP sudah dimanipulasi TKP-nya karena diketahui bahwa para korban saat ditemukan kedapatan sudah dikubur, sudah dirapikan, dan ada kemungkinan pelaku sudah melakukan penghilangan beberapa barang-barang bukti. 

"Ini yang membuat kondisi kepolisian menjadi semakin sulit untuk mengungkapkan. Tapi walaupun demikian ini apalagi dengan keterlibatan warga yang kemarin sudah melakukan pembongkaran terhadap kuburan itu, berarti kan ada kemungkinan sudah terkontaminasi, ada barang yang hilang gitu ya dan sudah tercampur dengan beberapa sidik jari," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved