Macan Tutul Jawa

19 Macan Tutul Jawa Terekam Kamera Trap, Ada Indukan Punya Dua Anak Hitam dan Tutul

Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) bersama TNI AD merekam adanya 19 ekor macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana.

Editor: Array A Argus
Sanggabuana
DUA JENIS MACAN- Dua jenis macan terekam kamera trap di kawasan Pegunungan Sanggabuana. Satu indukan macan kumbang melahirkan dua anak dengan pola berbeda. 

Bernard T. Wahyu Wiryanta, peneliti dan fotografer satwa liar yang menjadi leader Tim SJLS menyebutkan, dari 19 individu macan tutul Jawa yang terekam, terdiri dari macan tutul Jawa pola tutul atau kuning sebanyak 13 individu dewasa dan satu individu anak.

Sedangkan macan tutul Jawa melanistik atau kumbang sebanyak empat individu dewasa dan satu individu yang masih anak.

Secara umum dari 19 individu macan tutul ini ditemukan 14 macan tutul dan 5 macan tutul melanistik atau kumbang. Atau 17 macan tutul dewasa dan 2 anak macan tutul.

Sedangkan perbandingan jenis kelaminnya 11 macan tutul betina dan 3 macan tutul jantan, serta 3 macan kumbang betina dan 2 macan kumbang jantan.

"Yang menggembirakan satu kamera jebak merekam induk macan tutul jawa melanistik atau kumbang yang membawa 2 ekor anaknya," terang Wahyu, dikutip dari WartaKotaLive.com.

Baca juga: Bisa Jadi Brutus, Nasib 12 Menteri Warisan Jokowi di Kabinet Prabowo, Pengamat: Musuh Dalam Selimut

Anak macan kumbang ini terdiri dari dua pola warna yang berbeda, yaitu satu melanistik dan satu tutul.

Secara teori, lanjut Bernard, jika macan tutul dan macan kumbang kawin, maka anaknya bisa kumbang, tutul, atau dua duanya.

Di Sanggabuana, anaknya mempunyai perbedaan pola, satu tutul dan atu kumbang dari induk macan kumbang.

“Tiap macan tutul jawa mempunyai perbedaan pola tutul yang unik dan berbeda tiap individu, sama seperti sidik jari pada manusia. Jadi hasil 19 individu macan tutul jawa ini terutama berdasarkan analisis perbedaan pola totol, termasuk perbedaan ukuran dan ciri fisik lain untuk yang macan kumbang dan pola tutulnya tidak terlihat jelasnya.

Baca juga: Akhirnya Buka Suara, Komjen Suyudi Soal Isu Calon Kapolri Gantikan Jenderal Listyo Sigit

Bernard menjelaskan selain merekam satwa liar yang menjadi target survei, 40 unit kamera jebak yang dipasang di 20 stasiun di Pegunungan Sanggabuana juga mereka satwa liar lain, termasuk satwa langka dilindungi.

Dari data yang dikirim oleh Sanggabuana Conservation Foundation, tercatat ada elang jawa, elang brontok, kucing hutan, kancil, kijang, musang biul, lingsang, ayam hutan, babi hutan, lutung jawa, surili, landak, trenggiling, burung hantu, burung paok pancawarna, dan tikus hutan yang terekam.

“Termasuk data preferensi satwa mangsa, dan juga potensi ancaman terhadap keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana. Ini akan menjadi data yang akan kami pergunakan untuk menentukan program kerja pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana, terutama macan tutul jawa kedepan seperti apa," tutup Bernard. 

Baca juga: Hapus Semua Foto Suami, Nasib Rumah Tangga Larissa Chou, Singgung Soal Nafkah Ikram Rosadi

Pasukan Kostrad

Tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa melibatkan anggota Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad).

Mereka dilepas langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., pada Februari 2025.

Maruli menegaskan, keharian anggota Kostrad dalam tim tersebut sekaligus untuk membantu upaya pelestarian ekosistem alam.  

Halaman
123
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved