SIAP Tempur di Sidang Majelis Umum PBB ke-80, Inilah Profil Karoline, Eks Jurnalis Jubir Presiden AS

TRIBUN-MEDAN.COM - Karoline Leavitt tampil sebagai sosok yang tegas dan siap tempur dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York.

Mengenakan setelan biru tua dengan pin bendera AS dan MAGA di kerahnya, ia mendampingi Presiden Trump dalam berbagai pertemuan bilateral dan konferensi pers.

Saat negara-negara Barat mulai mengakui Palestina sebagai negara merdeka, Karoline Leavitt berdiri di podium PBB dengan sikap tak tergoyahkan.

Ia menyampaikan pernyataan resmi Gedung Putih yang menyebut pengakuan tersebut sebagai "hadiah untuk Hamas" dan menegaskan bahwa pemerintahan Trump menolak keras langkah tersebut.

"Presiden Trump percaya bahwa pengakuan ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap sekutu kita di Timur Tengah dan hanya akan memperkuat kelompok teroris," ujar Leavitt dengan nada tajam.

Ia juga menyoroti peran lembaga multilateral yang menurutnya telah gagal menjaga stabilitas global.

"Institusi globalis telah merusak tatanan dunia. Presiden akan menyampaikan visi yang lugas dan solutif untuk menjawab tantangan global," tegasnya.

Leavitt tidak hanya menjadi juru bicara, tetapi juga simbol perlawanan generasi muda konservatif terhadap arus liberalisme global.

Dalam berbagai wawancara, ia menyampaikan bahwa Amerika harus kembali pada prinsip kedaulatan nasional dan menjauhi kompromi yang melemahkan posisi negara.

Penampilannya di PBB memperkuat citranya sebagai "prajurit komunikasi" yang siap membela Presiden Trump di panggung internasional.

Dengan retorika tajam, gestur percaya diri, dan penguasaan isu yang mendalam, Leavitt menjadi wajah baru diplomasi Amerika yang berani dan tak kenal kompromi.

Profil Karoline Leavitt: Jubir Presiden AS dari Kalangan Gen Z

Karoline Claire Leavitt (28) adalah juru bicara politik dan ajudan Amerika yang sekaligus menjabat sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih ke-36 di bawah pemerintahan kedua Presiden Donald Trump.

Karoline Leavitt dilantik pada Januari 2025 dan dikenal sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih termuda dalam sejarah.

Karier politiknya yang pesat dan latar belakangnya yang menarik menjadikannya sosok yang patut diperhatikan. Terlebih dari kalangan Gen Z.