Berita Viral
PEMICU Pendukung Jokowi Ancam Demo Cuma Pakai CD dan BH ke Mabes Polri: Kita Marah
inilah pemicu pendukung Jokowi ancam demo cuma pakai celana dalam dan BH ke Mabes Polri
TRIBUN-MEDAN.COM - Inilah pemicu pendukung Jokowi ancam demo cuma pakai celana dalam dan BH ke Mabes Polri.
Adapun pendukung mantan presiden Joko Widodo mengancam bakal turun ke Mabes Polri.
Dalam ancamannya, pendukung Joko Widodo protes ke Mabes Polri hanya dengan mengenakan bra (BH) dan celana dalam (CD).
Aksi ekstrem ini disebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap banyaknya hinaan yang ditujukan kepada Joko Widodo.
Ancaman ini sontak memicu perhatian publik dan memunculkan perbincangan luas di media sosial.
Bahkan, rencana demonstrasi tersebut justru menuai reaksi keras dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pernyataan mengejutkan tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @kata_hati165.
Dalam video tersebut, seorang perempuan yang mengatasnamakan organisasi perempuan pendukung Jokowi mengancam akan mengerahkan 500 anggotanya turun ke Mabes Polri.
Motivasinya jelas: menuntut aparat bertindak cepat.
Baca juga: Kejari Deli Serdang Tangani Kasus Jual Beli Jabatan di Disdik, Kursi Kepsek Dipatok hingga 40 Juta
"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH dan celana dalam untuk Mabes Polri.
Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," ujar perempuan tersebut dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari unggahan tersebut.
Fenomena ancaman demo dengan penampilan minim ini sontak memicu perhatian publik dan perbincangan panas di media sosial.
Mengingatkan kembali pada sejarah demonstrasi unik di Indonesia, mulai dari aksi serba pink hingga gerakan protes berujung kericuhan.
Ucapan kontroversial itu langsung menuai reaksi keras, termasuk dari kalangan politikus.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, termasuk salah
satu yang paling vokal mengkritik rencana tersebut.
Menurut Guntur Romli, alih-alih menjadi bentuk dukungan yang cerdas terhadap Presiden.
Aksi tersebut justru mempermalukan kaum perempuan secara keseluruhan.
Ia menilai rencana tersebut adalah manifestasi dari fanatisme buta yang patut dikecam.
Baca juga: Kapolres Sah Udur Tegaskan Profesionalisme Penanganan LP: Kami Harus Bekerja dengan SOP, Bukan Opini
"Bukan Organisasi Perempuan tapi "Gerombolan Ternak" karena hanya ternak yang mau mempermalukan dirinya untuk menjilat junjungannya.
Ini namanya pembodohan. Fanatisme yang harus dikecam. Tak boleh dimaklumi. Apalagi dibela," tulis Guntur Romli pada Sabtu (4/10/2025).
Hingga kini, publik menantikan tindak lanjut dari ancaman aksi gila tersebut.
Sekaligus melihat apakah aparat kepolisian akan merespons tuntutan pendukung Presiden untuk menindak para pem-bully Jokowi di ruang digital.
Sementara itu sebelumnya diberitakan, Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi tidak hadir dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-80 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, pada Minggu (6/10/2025).
Ketidakhadiran ini menjadi sorotan, mengingat sejumlah mantan pemimpin nasional, termasuk Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno, tampak menghadiri acara tersebut.
Ajudan Presiden, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, mengonfirmasi saat ini Jokowi sedang dalam masa pemulihan kesehatan.
Bahkan Jokowi disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.
"Saat ini beliau masih proses pemulihan, dan dianjurkan agar tidak mengikuti kegiatan di luar ruangan yang terkena panas," terang Syarif melalui pesan singkat kepada awak media.
Syarif menjelaskan kondisi kesehatan Jokowi belum sepenuhnya pulih akibat penyakit yang dideritanya beberapa waktu belakangan.
Sebelumnya, Jokowi diketahui mengalami alergi kulit yang menyebabkan iritasi.
Penyakit kulit tersebut pertama kali muncul setelah Jokowi menjalankan tugas sebagai delegasi perwakilan Pemerintah RI dalam kunjungan ke Vatikan beberapa bulan lalu.
Kondisi ini sempat menjadi perhatian publik setelah terlihat adanya bercak kemerahan di wajah dan leher Jokowi saat ia menghadiri sejumlah kegiatan resmi.
Dalam beberapa waktu, sempat beredar spekulasi di media sosial yang menyebut Jokowi menderita penyakit kulit langka dan serius, yakni Stevens-Johnson Syndrome (SJS).
SJS adalah gangguan serius yang menyebabkan kulit melepuh dan mengelupas, dipicu oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap obat atau infeksi.
Namun, kabar tersebut telah dibantah tegas oleh pihak Istana.
Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah memastikan bahwa kondisi Jokowi bukan penyakit berat, melainkan hanya alergi kulit biasa.
Tim Dokter Kepresidenan juga terus mendampingi dan memantau kondisi Jokowi sejak gejala muncul.
Syarif menegaskan, meskipun dalam masa pemulihan, Presiden tetap menjalankan aktivitasnya dengan normal dan tidak ada tanda-tanda sakit serius yang perlu dikhawatirkan publik.
Adapun dugaan alergi tersebut muncul setelah Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Vatikan pada 26 April 2025 untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.
Meskipun harus melewatkan perayaan HUT TNI, proses pemulihan Jokowi dipastikan berjalan lancar, dan publik diminta untuk tidak berspekulasi berlebihan mengenai kondisi kesehatannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBengkulu
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.