Berita Nasional
Kandungan Etanol BBM Pertamina Jadi Sorotan, Lalu Apa Itu Etanol?
Secara kimia, etanol adalah alkohol primer yang mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik lain.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Saat ini kandungan etanol BBM Pertamina tengah jadi sorotan masyarakat.
Beberapa pihak meyakini, bahwa kandungan etanol BBM Pertamina hanya 3,5 persen.
Kandungan etanol adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus kimia C2H5OH atau C2H6O.
Baca juga: Mengenal Halim Kalla, dari Pegusaha Ternama Hingga Jadi Tersangka Korupsi
Etanol memiliki gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada rantai karbon yang terdiri dari dua atom karbon.
Secara kimia, etanol adalah alkohol primer yang mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik lain.
Etanol adalah cairan tidak berwarna dengan bau khas seperti anggur dan rasa yang pedas.
Etanol biasanya ditemukan dalam minuman beralkohol dan juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar, pelarut, serta bahan baku kimia.
Baca juga: Makin Melambung, Harga Emas Antam 8 Oktober 2025 Pecah Rekor

Berkenaan dengan kandungan etanol BBM Pertamina, beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dikabarkan membatalkan rencana pembelian BBM dari Pertamina karena alasan kandungan etanol tersebut.
Namun, para ahli bioenergi dan teknik mesin menilai kandungan etanol 3,5 persen dalam BBM Pertamina masih aman dan sesuai standar internasional.
Penjelasan Pakar BBM
Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto, yang juga pakar bahan bakar dan pelumas mengatakan, penambahan etanol 3,5 persen pada bensin atau yang disebut E3,5 tidak menimbulkan efek berarti terhadap performa mesin.
“Kalau dihitung dari kandungan energinya, penurunan sangat kecil, hanya sekitar 1 persen dari bensin murni. Jadi secara praktik, pengemudi tidak akan merasakan perbedaan pada akselerasi maupun kecepatan puncak,” kata Tri mengutip dari Kompas.com.
Baca juga: Apa Itu Monasit? Inilah Harta Karun yang Disebut Prabowo Bernilai Triliunan
Tri menjelaskan, bensin murni memiliki kandungan energi sekitar 40 megajoule per kilogram (MJ/kg), sedangkan etanol sekitar 28,25 MJ/kg. Dengan campuran 3,5 persen etanol, energi total bahan bakar menjadi 39,6 MJ/kg.
“Artinya, penurunan nilai kalor atau energi hanya 1 persen dibanding bensin biasa. Itu jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan oleh World Wide Fuel Charter (WWFC), yaitu maksimum 2 persen,” ucap Tri.
Pengaruh etanol terhadap penurunan energi sekecil itu tidak akan mempengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar, respons pedal gas, atau kinerja mesin dalam kondisi normal. Mesin modern pun sudah mampu menyesuaikan rasio udara-bahan bakar secara otomatis.
Baca juga: Profil Komjen Dwiyono, Jenderal Berpengalaman di BIN Kini Urusi Pekerja Migran
“Kalau kadarnya masih di bawah lima persen seperti E3,5, performa tetap sama. Yang penting bahan bakar memenuhi standar mutu, oktannya sesuai, dan sistem pembakaran kendaraan dalam kondisi baik,” kata Tri.

Fungsi Etanol
Fungsi etanol pada bahan bakar minyak (BBM) meliputi beberapa aspek, diantaranya:
-
Meningkatkan Angka Oktan: Etanol memiliki angka oktan yang sangat tinggi, sekitar 110-120, sehingga ketika dicampur dengan bensin beroktan rendah, nilai oktan bensin dapat naik signifikan. Misalnya, bensin dengan RON 88 jika dicampur etanol 3,5 persen bisa naik menjadi RON 92-95. Angka oktan yang lebih tinggi mengurangi risiko knocking dan meningkatkan efisiensi pembakaran mesin.
-
Membantu Proses Pembakaran Lebih Sempurna: Kandungan oksigen pada etanol membantu meningkatkan proses pembakaran di mesin, sehingga mesin menghasilkan tenaga lebih baik dan emisi gas buang berkurang.
-
Mengurangi Emisi Karbon: Karena etanol berasal dari bahan baku nabati yang dianggap karbon netral, penggunaannya dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga sekitar 3,5 % .
-
Menjaga Kebersihan Mesin: Etanol dapat membantu mengurangi penumpukan deposit pada mesin, sehingga mesin tetap bersih dan perawatannya lebih mudah.
Baca juga: Tugu Sujono, Saksi Perebutan Lahan Antara PKI dan Perusahaan Perkebunan Negara IX Bandar Betsy
Namun, etanol memiliki kelemahan seperti mudah menyerap uap air dari udara (higroskopis), yang dapat meningkatkan kadar air dalam BBM dan menurunkan kualitas bensin.
Selain itu, pembakaran etanol yang lebih panas memerlukan pengaturan mesin agar tetap stabil.
Secara keseluruhan, etanol dicampur ke dalam BBM untuk meningkatkan kualitas bahan bakar, efisiensi mesin, dan mengurangi dampak lingkungan, meskipun penggunaannya harus diatur dengan tepat agar tidak merusak mesin.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.