Berita Viral
Menguak Identitas Asli Wanita Muda Terapis Spa yang Tewas, Polisi: Beda Foto KTP dengan Wajah
Fakta perkembangan terbaru pengungkapan kasus penemuan wanita muda terapis Deltas Spa, dalam kondisi tak bernyawa.
TRIBUN-MEDAN.com - Fakta perkembangan terbaru pengungkapan kasus penemuan wanita muda terapis Deltas Spa, dalam kondisi tak bernyawa.
Seperti diberitakan, terapis muda tersebut ditemukan tewas di lahan kosong di belakang Gudang Tiki Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Penyelidikan penyebab tewasnya wanita muda tersebut masih berlangsung.
Pastikan Identitas Asli Korban
Kanit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Citra Ayu mengatakan, pihaknya akan berkoordinas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk memastikan identitas asli korban.
Kami dapar membenarkan yang bersangkutan ini merupakan salah satu terapis di salah satu tempat spa di daerah Pejaten, Jakarta Selatan," kata Citra kepada wartawan di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2025).
"Tapi untuk identitas lebih lanjutnya lagi, kami perlu berkoordinasi. Selanjutnya nanti kami akan koordinasi dengan Dukcapil terkait identitas asli dari korban ini," imbuh dia.
Beda Foto KPT dengan Wajah

Menurut Citra, ada perbedaan antara foto KTP dengan wajah korban saat ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Karena memang yang ditemukan di TKP dengan aslinya ada sedikit perbedaan. Jadi kami perlu mendalami lebih lanjut, nanti kami akan berkoordinasi dengan Dukcapil," ujar Citra.
Adapun jasad korban ditemukan di lahan kosong di belakang Gudang Tiki Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2025).
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan, sempat terdengar suara teriakan perempuan di belakang ruko Pejaten Office Park sekitar pukul 04.00 WIB.
Hal itu terungkap setelah polisi menginterogasi saksi berinisial AM yang merupakan satpam di ruko tersebut.
"Saksi AM mendapat informasi bahwa penghuni ruko mendengar suara perempuan berteriak berada di belakang ruko Pejaten Office Park," kata Anggiat, Jumat (3/10/2025).
AM lalu mencoba mencari sumber suara tersebut dan meminta saksi lainnya berinisial U.
Keduanya lalu mengecek bagian belakang Gudang Tiki dengan menggunakan tangga karena tertutup tembok setinggi tiga meter.
"Setelah saksi U mengambil tangga, selanjutnya melihat adanya seorang perempuan tergeletak," ungkap Kapolsek.
U sempat berusaha memanggil wanita tersebut, namun tidak ada jawaban.
Ia pun memutuskan untuk melaporkan penemuan mayat itu ke Polsek Pasar Minggu.
Sosok Pendiam
Sosok wanita muda yang disebut RTA, terapis muda di Delta Spa Pejanten yang ditemukan tewas dikenal pendiam.
Sebelum meninggal, ternyata wanita tersebut sempat curhat terkait tekanan yang dialaminya di tempat kerja.
Diketahui, RTA yang disebut wanita bawah umur tersebut baru sekitar sebulan bekerja di Delta Spa Pejanten.
Sebelumnya, wanita tersebut bekerja sebagai terapis di Bali.
Baca juga: Resmi Berlaku Mulai Oktober 2025 Tarif Listrik PLN Per kWh Rumah Tangga, Bisnis, Industri,Rinciannya
Baca juga: Jadwal Siaran Arab Saudi vs Indonesia, Prediksi Formasi Susunan Pemain Pilihan Patrick Kluivert
"Menurut keterangan, delapan bulan itu di Bali, habis itu dimutasi ke situ (Delta Spa Pejaten) baru satu bulan. Jadi dipindahkan dari Bali," kata Ardian, Selasa (7/10/2025).
Berdasarkan kesaksian rekan kerja sesama terapis, korban dikenal sebagai sosok yang pendiam.
"Orangnya banyak berdiam diri, karena dia masih baru, di situ masih baru. Sempat akhir-akhir kemarin itu, sempat agak menyendiri, sempat berdiam diri," ujar Ardian.
Baca juga: Jadwal Siaran Arab Saudi vs Indonesia, Prediksi Formasi Susunan Pemain Pilihan Patrick Kluivert
Penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa 15 saksi terkait kasus kematian terapis wanita berinisial RTA.
Satu dari 15 saksi yang diperiksa yaitu manajer Delta Spa, tempat korban bekerja.
"Sudah 15 saksi kita periksa. Manajer sudah kita periksa," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo, Selasa (7/10/2025).
Ardian menjelaskan, pihaknya masih mendalami motif korban minggat alias meninggalkan mess terapis.
Menurut Ardian, manajer Delta Spa juga mengaku tidak mengetahui alasan korban keluar dari mess.
"Motif korban keluar masih kita dalami, karena ada beberapa keterangan yang masih harus kita penuhi. Manajer nggak tahu motifnya apa dia keluar," ungkap Kasat Reskrim.
Adapun jasad korban ditemukan di lahan kosong di belakang Gudang Tiki Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2025).
Curhat Korban Alami Tekanan
Fahrul Rozi, kakak dari RTA, mengungkapkan bahwa adiknya sempat mencurahkan isi hati tentang tekanan yang dialaminya di tempat kerja.
Salah satu hal yang paling mencolok adalah permintaan pembayaran denda sebesar Rp 50 juta jika RTA ingin berhenti bekerja dari tempat spa tersebut.
"Intinya kalau mau keluar dari kerjaan harus bayar denda Rp 50 juta," ujar Fahrul kepada wartawan pada Rabu (8/10/2025).
Fahrul juga menyampaikan bahwa keluarga sempat melarang RTA untuk bekerja jauh dari rumah.
Baca juga: SKOR AKHIR Arab Saudi vs Indonesia 3-2, Indonesia Wajib Menang Besar Lawan Irak
Namun, larangan itu tidak digubris oleh korban yang bersikeras ingin mandiri dan membuktikan kesuksesannya demi membahagiakan sang ibu.
Awalnya, keluarga mengira RTA akan bekerja di wilayah Indramayu, tetapi ternyata ia memilih bekerja di Jakarta sesuai dengan keinginannya.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Sakit Jokowi Sebenarnya, Berawal dari Foto Jokowi Viral Wajah Makin Putih
Identitas Berbeda
Kanit PPA Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, membenarkan bahwa korban merupakan salah satu terapis di tempat tersebut.
Sementara, identitas asli korban terdapat perbedaan data antara yang ditemukan di lokasi kejadian dan data resmi.
"Terkait penemuan jenazah wanita, kami dapat membenarkan bahwa yang bersangkutan ini merupakan salah satu terapis di salah satu tempat spa di daerah Pejaten, Jakarta Selatan," ujar Citra.
Baca juga: Awal Mula Seorang Polisi Ditemukan Tewas di Helvetia, Keluarga Curiga Intip dari Jendela
Selain itu, polisi juga menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan laboratorium dari RS Polri Kramatjati untuk mengetahui penyebab pasti kematian RTA.
"Korban setelah ditemukan langsung kami bawa ke RS Polri. Sudah dilakukan permohonan otopsi, dan juga diambil sampel organ tubuhnya untuk diketahui penyebab kematiannya," jelas Citra.
Dalam proses penyelidikan, polisi telah memeriksa sekitar 15 saksi, termasuk manajer spa, rekan sesama terapis, petugas keamanan, hingga warga yang menemukan korban.
Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap apakah ada unsur lain yang menyebabkan korban meninggalkan tempat tinggalnya sebelum ditemukan meninggal dunia.
"Kurang lebih 14 sampai 15 saksi sudah kami periksa," ungkap Citra, menegaskan komitmen pihak kepolisian untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini.
Kasus kematian RTA membuka sorotan terhadap praktik kerja di dunia spa dan tekanan yang mungkin dialami oleh para pekerja, terutama perempuan.
Publik menanti hasil penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah ada pelanggaran hukum atau eksploitasi yang terjadi di balik tragedi ini.
Teriakan Perempuan
Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Citra Ayu menjelaskan, beberapa saksi yang diperiksa di antaranya rekan kerja korban.
Para saksi yang diperiksa mengaku tidak mengetahui kronologi tewasnya RTA.
"Kalau dari saksi-saksi tidak mengetahui kalau ada lompat kah atau didorong. Karena kejadiannya kemungkinan antara pukul 02.30-04.00 pagi. Mereka semua istirahat, jadi tidak mengetahui kejadiannya seperti apa," kata Citra, Senin (6/10/2025).
Selain itu, sambung Citra, rekan kerja RTA juga mengaku tidak memiliki masalah dengan korban.
"Cuma dari keterangan mereka, mereka tidak ada gesekan (dengan korban), yang akhirnya membuat kita mencurigai nggak ada arah ke sana," ujar dia.
Sebelumnya, Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan, sempat terdengar suara teriakan perempuan di belakang ruko Pejaten Office Park sekitar pukul 04.00 WIB.
Hal itu terungkap setelah polisi menginterogasi saksi berinisial AM yang merupakan satpam di ruko tersebut.
"Saksi AM mendapat informasi bahwa penghuni ruko mendengar suara perempuan berteriak berada di belakang ruko Pejaten Office Park," kata Anggiat, Jumat (3/10/2025).
AM lalu mencoba mencari sumber suara tersebut dan meminta saksi lainnya berinisial U.
Keduanya lalu mengecek bagian belakang Gudang Tiki dengan menggunakan tangga karena tertutup tembok setinggi tiga meter.
"Setelah saksi U mengambil tangga, selanjutnya melihat adanya seorang perempuan tergeletak," ungkap Kapolsek.
U sempat berusaha memanggil wanita tersebut, namun tidak ada jawaban.
Ia pun memutuskan untuk melaporkan penemuan mayat itu ke Polsek Pasar Minggu.
Jasad RTA ditemukan dalam posisi miring, mengenakan kaos dan celana panjang abu-abu.
Di dekat tubuhnya terdapat kain selendang hitam-putih dan dompet berisi dua telepon genggam merek iPhone dan Vivo.
Lokasi penemuan berada di belakang Gedung TIKI, diapit oleh Delta Bali Spa dan sebuah perusahaan mebel, area yang sudah lama tidak digunakan dan sulit diakses.
Penemuan jasad bermula dari laporan penghuni ruko yang mendengar suara jeritan perempuan sekitar pukul 04.00 WIB.
Satpam Gedung TIKI, Uki, bersama rekannya Jaya Wijaya, menggunakan tangga untuk memeriksa area belakang pagar dan segera melaporkan temuan tersebut ke pihak kepolisian.
Dugaan Awal dan Penyelidikan Polisi
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, menduga kuat bahwa korban jatuh atau melompat dari lantai lima gedung Delta Spa.
Terdapat jejak telapak kaki di dinding sebelah gedung, mengarah pada kemungkinan korban naik ke atas beton panjang sebelum terjatuh sekitar pukul 03.00 WIB.
Polisi telah memeriksa sejumlah rekan kerja korban dan mengamankan barang bukti untuk dianalisis.
Hasil autopsi dari RS Polri Kramatjati masih ditunggu untuk memastikan penyebab kematian.
Kepala Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, menyatakan bahwa para saksi tidak mengetahui secara pasti kejadian tersebut karena sedang beristirahat saat insiden terjadi.
Usia Korban Simpang Siur
Informasi dari satpam setempat menyebutkan bahwa RTA baru bekerja di Delta Spa selama dua bulan dan berniat kabur dari mess tempat tinggalnya.
Usianya pun masih simpang siur, diduga antara di bawah umur hingga 23 tahun.
Pihak keamanan enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai alasan korban ingin meninggalkan pekerjaannya.
Kabar terbaru, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo Fazar Akbar, mengungkapkan bahwa korban mengalami luka di bagian dagu, tangan kiri lecet, dan perut.
Ia menegaskan bahwa RTA berstatus anak di bawah umur.
Keluarga korban, melalui sang kakak, telah membuat laporan polisi untuk menindaklanjuti kasus ini.
Misteri yang Belum Terpecahkan
Hingga kini, polisi belum dapat memastikan apakah korban tewas akibat kecelakaan atau tindakan pidana.
Tidak ditemukan adanya konflik antara korban dan rekan kerjanya, sehingga dugaan keterlibatan pihak internal masih lemah.
Namun, suara jeritan yang terdengar sebelum penemuan jasad menambah teka-teki dalam kasus ini.
Apakah ada hubungan dengan pihak eksternal?
Publik menanti hasil penyelidikan lebih lanjut dan autopsi yang dapat mengungkap kebenaran di balik kematian tragis RTA.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan terhadap pekerja muda, terutama mereka yang rentan dan berada dalam lingkungan kerja yang tertutup.
Sorotan Publik dan Tuntutan Keadilan
Kasus ini menyita perhatian luas masyarakat, terutama karena menyangkut pekerja perempuan yang diduga masih di bawah umur.
Banyak pihak menyoroti lemahnya pengawasan terhadap tempat kerja seperti spa dan salon yang kerap mempekerjakan tenaga kerja muda tanpa perlindungan hukum yang memadai.
Organisasi perlindungan anak dan perempuan mulai angkat suara, menuntut investigasi menyeluruh dan transparan.
Mereka juga mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi dan pengawasan terhadap tempat kerja yang berisiko tinggi bagi perempuan muda.
Kematian RTA bukan sekadar angka statistik.
Ia adalah simbol dari banyaknya pekerja muda yang berjuang dalam senyap, menghadapi tekanan dan risiko tanpa perlindungan yang layak.
Tragedi ini harus menjadi momentum bagi semua pihak, pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, untuk berbenah dan memastikan bahwa tak ada lagi RTA-RTA lain yang harus kehilangan nyawa dalam kesendirian dan misteri.
Polisi masih terus mendalami keterangan saksi dan menelusuri kemungkinan lain dalam kasus ini.
Publik menunggu jawaban, dan yang lebih penting, perubahan.
(Tribunjakarta/Tribun-medan.com/Tribunnews.com)
Baca juga: FAKTA Sebelum Ditemukan Tewas, Terapis Wanita Menjerit, Diduga Hendak Melarikan Diri dari Delta Spa
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.