Berita Viral

Kronologi Awal Siswa Ditampar Guru,Gaduh Ortu Ngamuk, Dedi Mulyadi dan Waketum PSI Beda Pendapat

Terungkap kronologi awal kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang Jawa Barat.

Editor: Salomo Tarigan
Screenshoot/Instagram/mangdans_istimewa
SISWA DITAMPAR - Siswa SMP di Subang yang ditampar gurunya. Orantua siswa ngamuk melabrak guru di sekolah 

TRIBUN-MEDAN.com -  Terungkap kronologi awal kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang Jawa Barat.

Kejadian ini viral di media sosial.

Pro-kontra siswa ditampar guru muncul hingga kini memicu perdebatan dan sorotan publik.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pun merespons kejadian ini.

Siswa menyebut, dirinya ditampar oleh gurunya sebanyak 3 kali pertama.

Guru yang menampar siswa tersebut bernama Rana Setiaputra.

Kejadian siswa ditampar guru Rana usai upacara di sekolah.

GURU TAMPAR SISWA - Guru Rana Saputra dimarahi orangtua karena anaknya ditampar imbas manjat pagar untuk bolos
GURU TAMPAR SISWA - Guru Rana Saputra dimarahi orangtua karena anaknya ditampar imbas manjat pagar untuk bolos (Instagram Dedi Mulyadi)

Baca juga: 5 Anggota DPR Lolos Pemecatan, MKD DPR Jadi Sorotan, Formappi: Putusan Bisa Ditebak Sejak Awal

 Pengakuan siswa tersebut, dirinya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Namun, ia tetap mendapatkan hukuman fisik.

"Kesalahan abang pas hari Rabu, abang telat masuk lewat belakang pagar yang udah jadi, tapi abang udah ngakuin itu kesalahan."

"Cuman salah gurunya itu pas hari Senin, masalah udah selesai padahal guru udah nelpon orang tua, abang juga udah minta maaf," kata siswa itu pada Rabu (5/11/2025). 

Ditampar di Depan Murid Usai Upacara

Siswa tersebut menceritakan momen saat dirinya dipanggil dan ditampar sebanyak tiga kali di depan banyak murid setelah upacara bendera. 

"Ditampar 3 kali pertama pas udah selesai upacara. Banyak saksi. Digampar ada 8 orang. Yang pertama kelas 8, saya sama rio kasusnya gara-gara cuma loncat di hari Rabu. Yang sisanya itu ada yang bolos, ada yang kabur," katanya. 


Ia mengatakan tamparan pertama dan kedua mengenai pipi kanan. 

Sementara itu, tamparan ketiga mengenai pipi kiri.  

Aksi itu dilakukan di hadapan seluruh siswa yang duduk di lapangan sekolah setelah upacara selesai.

"Bagian kanan dua kali bagian kiri satu kali. Digampar itu pakai tangan kiri, abis itu udah dipanggil yang lainnya yang belum terpanggil," ujarnya.

Menurut pengakuannya, kasus kekerasan fisik itu itu terjadi di depan umum dan disaksikan oleh ratusan siswa yang baru saja mengikuti upacara.

"Banyak, kalau ditampar itu selesai upacara kan selalu ada pengumuman nah abis upacara itu disuruh duduk semua murid tuh nah jadinya langsung deh, saya dan si Rio dipanggil yang manjat itu di depan dibarisin (lalu digampar)," katanya. 

 Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, masih terus menjadi perbincangan publik.

Respons Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun sampai turun tangan. 

"Seringkali keras bukan artinya benci, di balik itu ada kasih sayang agar karakter anak didik bisa berangsur membaik," kata Dedi Mulyadi dalam unggahannya, Rabu (5/11/2025).

Dedi Mulyadi mengingatkan pentingnya memahami konteks pendidikan di sekolah. 

Ia mencontohkan pengalamannya pribadi saat masih menjadi pelajar.

"Saya pernah dipukul oleh guru saat sekolah. Berkahnya sekarang jadi gubernur," kata Dedi Mulyadi.

Ditanggapi Waketum PSI

Namun, Waketum PSI, Ronald Aristone Sinaga atau Bro Ron memberikan reaksi keras terhadap sikap Dedi Mulyadi


Bro Ron menilai pernyataan Dedi Mulyadi yang menganggap tindakan guru tersebut sebagai bentuk kedisiplinan justru berpotensi menormalisasi kekerasan di lingkungan sekolah.

"Harus keras tidak juga nampoel, Pak. Jangan ngawur lah!" ujar Bro Ron menanggapi pernyataan Dedi Mulyadi, Rabu (5/11/2025).

Loncat Pagar Demi Bolos

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan, Rana awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos. 

"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orangtua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi di SMPN 2 Jalancagak dikutip dari Kompas.com.

Setelah kejadian, pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orangtua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).

 "Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ujar Yaumi. 

Akan tetapi, usai mediasi dan dianggap selesai, pihak orangtua tetap memutuskan untuk menyebarkan kejadian tersebut di media sosial. 

"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," kata Yaumi. 

Yaumi menyebut peristiwa pendisiplinan itu dilakukan terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun. 

"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi, beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk ZR dan teman-temannya," ucapnya.

Pihak sekolah, kata Yaumi, khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali. Sebab, sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca. Yaumi mengungkapkan, ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan. 

"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.

Akan tetapi, meskipun menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru. 

"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi. 

Sebelumnya, kata Yaumi, ZR sudah beberapa kali melakukan pelanggaran sejak kelas VII. Orangtuanya pun pernah dipanggil.

Viral Adu Mulut Guru dengan Orangtua SIswa

Video seorang guru yang sedang bersitegang dengan orang tua siswa di sebuah ruang kelas viral di media sosial. 

Guru tersebut diketahui bernama Rana Setiaputra dan berasal dari SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang. 

Dalam video itu, sang guru terlihat terlibat adu mulut dengan orangtua siswa.

Tampak perselisihan itu berupaya dilerai oleh sejumlah guru di kelas. 

Terdengar orang tua siswa menegur guru tersebut karena diduga menampar anaknya di sekolah.

Sang guru lalu menantang orang tua siswa itu untuk melapor ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, setelah dirinya dituding melakukan kekerasan terhadap anaknya. 

Baca juga: Daftar Hari Libur Nasional, Tanggal Merah dan Cuti Bersama di Kalender 2026, Libur Panjang Lebaran

"Lah ini Anda main gampar-gampar aja. Pak Dedi tolong lah," ucap orang tua itu kepada guru tersebut. 

Sang guru mengaku tak takut dengan ancaman orangtua siswa tersebut.

"Laporin saja ke Pak Dedi Mulyadi, saya tunggu," katanya menantang balik. 

Baca juga: Lapas Kelas IIA Binjai Mewarning Warga Binaan, Ini Alasannya

Arguman Panas

Percakapan semakin panas saat guru membela tindakannya terhadap anak dari orangtua siswa tersebut. 

"Kalau anak bapak tidak nakal, kalau anak bapak baik-baik saja, saya tampar saya salah," katanya. 

Ia membantah jika melakukan tamparan keras terhadap siswa tersebut. 

"Kalau saya gampar, anak bapak sudah pingsan," katanya. 

Kendati demikian, orangtua siswa itu menegaskan bahwa tindakan kekerasan apapun terhadap anak didik tidak bisa dibenarkan. 

"Harusnya panggil orang tua ya pak, jangan main-main tangan sendiri, apakah boleh sekarang saya tanya boleh enggak seorang guru gampar-gampar anak. Enggak boleh. Ada undang-undangnya sekarang," katanya. 

Siswa Sudah Sering Ditegur

Guru tersebut berdalih bahwa siswa sudah sering ditegur, tetapi tidak kunjung menurut.

Bahkan orang tua juga pernah dipanggil sebelumnya.

"Diajarin baik-baik banyak yang udah ngelunjak. Saya udah panggil berulang-ulang orang tuanya," katanya. 

Situasi semakin memanas ketika orang tua siswa meminta agar guru tersebut menjaga sikapnya demi menjaga nama baik sekolah.

Namun, sang guru justru menanggapinya dengan ucapan tajam,

"Saya justru menjaga nama baik sekolah. Kalau tidak cocok, pindah saja cari sekolah yang bagus," katanya.

Baca juga: Penyebab Gubernur Bobby tak Dihadirkan di Sidang Perkara Korupsi Jalan Sumut, Penjelasan Jaksa KPK

 (*/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: Tribunjakarta

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved