Berita Viral

Kronologi Siswi tak Mampu Pakai Sandal ke Sekolah Dipotong Guru, Kini Dapat Bantuan Sepatu

Seorang siswi mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari gurunya. SIswi tersebut dipermalukan saat mengenakan sandal ke sekolah.

|
Editor: Salomo Tarigan
Kolase/Istimewa
SANDAL DIPOTONG GURU - Siswi SMP di Riau dipotong sandalnya oleh guru karena tak pakai sepatu (kiri). Proses mediasi yang dilakukan oleh Disdikbud Rohil dan PGRI Rohil atas kejadian pemotongan sendal siswa oleh guru di SMP 3 Kecamatan Sinaboi, Jumat (14/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang siswi mendapat perlakuan tak mengenakan dari gurunya.

Siswi tersebut dipermalukan karena mengenakan sandal ke sekolah.

Kejadian ini dialami murid SMP di  Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Riau.   

Peristiwanya menjadi viral di media sosial.

Belakangan diketahui, siswi tersebut dari keluarga tidak mampu. 

Sementara guru melakukan tindakan memotong sandal siswa, dianggap memberi teguran supaya tidak ada anak didik lain mengikuti.

Namun upaya guru ini malah viral sehingga menyedot perhatian publik.

Siswi SMP 3 Kelurahan Sinaboi inisial KL ini viral setelah sandal dipotong oleh gurunya saat di sekolah.

Belakangan terungkap KL merupakan siswi yang berasal dari keluarga tak mampu.

Kisah ini sontak menyita perhatian publik.

Ayah Nelayan, Ibu Buruh Kupas Udang

Ayah KL, Ahmad Kurniawan, bekerja sebagai nelayan.

Sementara ibunya, Wati, merupakan buruh pengupas kulit udang.

Upah dari mengupas kulit udang hanya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari.

Tribunpekanbaru.com sempat mewawancarai Wati, yang saat itu sedang menjaga suaminya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR RM Pratomo, Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko.

Wati menjelaskan bahwa kasus pemotongan sandal itu telah dimediasi oleh pihak sekolah.

Namun, ia tidak dapat hadir karena tengah menjaga suaminya yang dirawat akibat infeksi paru-paru.

"Saya tidak bisa hadir tadi saat mediasi, sudah tiga hari saya menemani suami dirawat di sini," ujar Wati, Jumat (14/11/2025).

Wati mengaku bahwa sebelum kejadian, KL sempat menelepon dirinya dan mengatakan bahwa sepatunya telah rusak.

Kondisi cuaca yang hujan pada Kamis (13/11/2025) pagi membuat keadaan semakin sulit sehingga KL memutuskan tetap memakai sandal ke sekolah.

"Sebenarnya sudah saya larang supaya jangan pakai sandal, tapi anak saya bilang sepatunya sudah rusak terus kondisi jalan juga becek," tutur Wati.

Ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mereka sangat terbatas.

Suaminya yang bekerja sebagai nelayan tidak memiliki penghasilan tetap, terlebih kini sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja.

Hal ini membuat beban ekonomi keluarga semakin berat. 

Tinggal di Rumah Panggung Berbahan Kayu

KL, siswa kelas 9 SMP 3 Sinaboi, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kehidupan keluarganya tergolong sederhana.

Mereka tinggal di rumah panggung berbahan kayu tanpa perabot mewah.

Untuk membeli sepatu baru pun, keluarga ini tidak mampu.

Wati menceritakan bahwa penghasilan suaminya sebagai nelayan tidak menentu.

"Penghasilan suami saya kalau habis pulang melaut, kadang 100 kadang lebih kadang juga kosong," ujarnya.

Sementara itu, penghasilan Wati sebagai buruh pengupas udang hanya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari.

Dengan kondisi suaminya yang sedang dirawat akibat infeksi paru-paru, sumber pendapatan keluarga semakin berkurang.

Sementara Wati harus tetap berada di rumah sakit untuk menemaninya.

Sehingga beban ekonomi keluarga mereka semakin berat karena kehilangan penghasilan.

Baca juga: Diduga Dibunuh, sebelum Tewas Mahasiswa UMA Medan Sempat Main Biliard Bareng Kawan Sekelas

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Rohil, Muhaimin Sadri saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com mengungkapkan kejadian tersebut terjadi pada Kamis (13/12/2025) lalu.

Namun persoalan ini sudah dimediasi oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Rohil dan pengurus PGRI Kecamatan Sinaboi.

"Betul kejadiannya kemarin, dan sudah dimediasi tadi, anaknya juga sudah sekolah," ungkap Muhaimin, Jumat (14/11/2025).

Muhaimin juga menjelaskan bahwa guru melakukan hal tersebut untuk memberikan teguran.

"Sebenarnya guru kita mengasih teguran sama anak kita untuk pembelajaran, jangan sampai ada pembiaran dan anak lain mengikuti," ungkap Muhaimin.

Meski begitu, ia menyayangkan pemotongan sandal siswa tersebut.

Bantuan Sepatu Sekolah

Oleh karena itu, pada saat mediasi pihak Disdikbud Rohil dan PGRI memberikan bantuan berupa sepatu sekolah kepada KL.

Terkait kejadian ini, Tribunpekanbaru.com menelusuri ke sekolah siswa tersebut pada Jumat (14/11/2025) siang.

Namun sayangnya ketika itu jam belajar sudah habis. Sehingga tidak ada satu pun pihak sekolah yang bisa ditemui. (*/TRIBUN-MEDAN.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved