Berita Viral

SOSOK Alice Divonis Penjara Seumur Hidup: Agen China Pengendali Judi Online Ditangkap di Tangerang

Pendiri markas Judi Online di Kamboja Alice Guo (35) ditangkap di Tangerang, Banten, pada Selasa (3/9/2024) lalu, pada pukul 23.58 WIB.

Editor: AbdiTumanggor
TANGKAPAN LAYAR KOMPAS.COM
Mantan Wali Kota Bamban di Filipina, Alice Guo, yang buron dan ditangkap di Tangerang, Banten, pada Selasa (3/9/2024) lalu. (TANGKAPAN LAYAR KOMPAS.COM) 

Alice Guo Dipenjara Seumur Hidup, Terbukti TPPO dan Menyamar di Filipina

Ringkasan Berita:
  • Misteriusnya Alice Guo, Sempat Wali Kota Bamban di Filipina, Ternyata Diduga Mata-mata China
  • Jadikan Kamboja Jadi Pusat Scam
  • Bos Judi She Zhijiang Diekstradisi ke China, Kendalikan Judol Senilai Rp 250 Triliun
  • Alice Guo Ditangkap di Tangerang

 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok dan biodata Alice Guo yang divonis penjara seumur hidup. 

Alice ditangkap di Tangerang, Banten, pada Selasa (3/9/2024) lalu, pada pukul 23.58 WIB.

Belakangan terungkap, Alice diduga sebagai agen mata-mata China.

Anehnya, ia sempat menjabat Wali Kota Bamban di Filipina.

Saat menjabat Wali Kota Bamban, ia menutupi identitas aslinya sebagai warga negara China dengan nama asli Guo Hua Ping.

Selain bisa lolos sebagai wali kota di Filipina, ia juga merupakan sindikat Kriminal.

Bahkan, ia mengawasi perjudian online dengan mempekerjakan lebih dari 700 orang dari berbagai negara.

Mengejutkannya, Alice Guo menjadikan wilayah Kamboja sebagai pusat perjudian online dan penipuan siber (online scam).

Ratusan pekerja dipaksa melakukan penipuan daring di bawah ancaman penyiksaan.

Hingga saat ini sosok Alice Guo masih menyisakan misteri lantaran latar belakangnya yang tak jelas, padahal sempat menduduki posisi pejabat pemerintahan di negara Filipina.

MARKAS JUDOL DAN SCAM DI KAMBOJA
MARKAS JUDOL DAN SCAM: Salah satu kantor di gedung yang diduga menjadi markas judi online ilegal dan penipuan daring atau online scam, ketika otoritas Kamboja menangkap 106 Warga Negara Indonesia (WNI) di Phnom Penh, Jumat (31/10/2025) lalu. (TANGKAPAN LAYAR KOMPAS.COM)

Divonis Penjara Seumur Hidup

Kini, pada Kamis (20/11/2025) hari ini, Alice Guo dijatuhi vonis penjara seumur hidup oleh pengadilan di Manila, Filipina. 

Guo dinyatakan bersalah atas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam operasi judi online (judol) ilegal dan penipuan siber (online scam) yang sempat berbasis di wilayah utara Manila.

Di kompleks tersebut, ratusan pekerja asing dipaksa melakukan aksi penipuan atau menghadapi ancaman penyiksaan.

Berikut rekam jejak kriminal perempuan 35 tahun bernama asli Guo Hua Ping ini. 

  • Nama Alice Guo kali pertama mencuat ke publik setelah menjabat sebagai Wali Kota Bamban kota pertanian di utara Manila.
  • Ia dikenal publik sebagai sosok yang cekatan, mengenakan pakaian berwarna cerah seperti pink, dan berbicara dalam bahasa Tagalog tanpa aksen asing.
  • Namun, identitas Guo mulai dipertanyakan setelah sejumlah senator Filipina mengkritisi jawaban-jawabannya yang tidak jelas dalam sidang Senat pada Mei 2024.
  • Ia dituding sebagai agen China yang menyusup ke jabatan publik di Filipina.
  • Di hadapan para senator, Guo mengaku sebagai anak di luar nikah dari seorang pria warga negara China dan asisten rumah tangga asal Filipina.
  • Ia menghabiskan masa kecilnya di peternakan babi milik keluarganya di Tarlac. “Ini hal yang sangat pribadi. Saya tidak bisa secara terbuka mengungkapkan bahwa ibu saya meninggalkan saya,” ujar Guo saat bersaksi.
  • Ia juga mengaku bahwa akta kelahirannya baru didaftarkan saat berusia 17 tahun karena dilahirkan di rumah.
  • Namun, saat diminta menjelaskan lebih rinci, ia tidak bisa mengingat detail penting, termasuk nama sekolah rumah yang pernah diikutinya. “Saya tidak punya teman main. Saya tumbuh besar di peternakan tersembunyi,” kata Guo.
  • Nama belakangnya pun menjadi sorotan karena "Guo" bukanlah nama umum di kalangan keturunan Tionghoa-Filipina.
  • Mulai terkuaknya aktivitas ilegal Alice Guo ini setelah aparat menemukan adanya sindikat penipuan dan perdagangan manusia yang beroperasi di Bamban di bawah kedok kasino online, dikenal dengan istilah POGO (Philippine Offshore Gaming Operator). 
  • Polisi menggerebek lokasi tersebut pada Maret 2024 setelah pekerja asal Vietnam berhasil melarikan diri dan menghubungi aparat.
  • Penggerebekan menyelamatkan hampir 700 orang, termasuk 202 warga China dan 73 warga asing lainnya yang dipaksa menyamar sebagai kekasih virtual dalam skema penipuan siber (online scam).
  • Kompleks itu berdiri di atas lahan milik Guo, tepat di belakang kantornya sebagai wali kota.
  • Ia mengeklaim telah menjual lahan tersebut sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota pada 2022.
  • Dalam penyelidikan, Guo juga diketahui memiliki helikopter dan mobil mewah Ford Expedition yang didaftarkan atas namanya, tetapi ia kembali mengklaim bahwa seluruh aset itu sudah dijual.
  • Petugas juga menemukan dokumen yang menyebut Guo sebagai presiden perusahaan pemilik kompleks tersebut.
  • Juru bicara Komisi Anti-Kejahatan Terorganisasi Filipina menyampaikan, Guo bersama tiga orang lainnya terbukti mengorganisasi praktik TPPO.
  • Sementara itu, empat terdakwa lainnya dihukum karena keterlibatan langsung dalam aksi perdagangan orang.
  • Alice Guo sempat kabur dan kemudian ditangkap polisi di Tangerang, Banten, Indonesia.
  • Penangkapan ini diumumkan Departemen Kehakiman Filipina pada Selasa (3/9/2024) setelah otoritas imigrasi Indonesia menyatakan, Guo ditahan oleh tim kejahatan terorganisasi (Jatanras) Mabes Polri. “Perkembangan ini telah diverifikasi oleh rekan-rekan kami di Imigrasi, yang telah mengonfirmasi bahwa Guo saat ini ditahan oleh Jatanras Mabes Polri,” ujar pernyataan resmi Departemen Kehakiman Filipina, dikutip kantor berita PNA.
  • Sebelumnya, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memerintahkan pembatalan paspor Filipina milik Alice Guo menyusul pelariannya yang terdeteksi dalam catatan imigrasi asing.
  • Menurut keterangan Komisi Anti-Kejahatan Terorganisasi Kepresidenan Filipina, Guo bepergian ke Malaysia dan Singapura pada bulan sebelumnya, dan memasuki wilayah Indonesia pada 18 Agustus 2024 pukul 13.13 menggunakan paspor Filipina.
  • Alice Guo selanjutnya diekstradisi ke Filipina untuk diadili. "Tidak ada yang mengenalnya. Kami bertanya-tanya dari mana asalnya, itu sebabnya kami menyelidiki hal ini bersama Biro Imigrasi,” ujar Marcos Jr kepada wartawan pada Mei 2024.
  • Ombudsman Filipina bahkan lebih dulu memecat Guo dari jabatannya pada Agustus 2024 karena pelanggaran berat. Meski demikian, Guo sempat mengutarakan niatnya untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilu lokal.
  • Jabatan wali kota di Filipina dapat diemban hingga tiga periode, dengan masa jabatan tiga tahun per periode.
  • Setelah lebih dari satu tahun, pengadilan akhirnya menjatuhkan keputusan sah. Alice Guo dihukum bersama tujuh terdakwa lainnya. Hukuman: Penjara seumur hidup," ujar jaksa negara Olivia Torrevillas kepada wartawan di luar gedung pengadilan di Manila, dikutip dari kantor berita AFP.
  • Torrevillas menolak mengungkapkan nama tujuh terdakwa lainnya karena alasan hukum kerahasiaan.
Mantan Wali Kota Bamban di Filipina Alice Guo yang buron
Mantan Wali Kota Bamban di Filipina, Alice Guo, yang buron dan ditangkap di Tangerang, Banten, pada Selasa (3/9/2024) lalu. (TANGKAPAN LAYAR KOMPAS.COM)

Biodata singkat Alice:

Alice Guo sempat menjabat Wali Kota Bamban, Filipina, yang kemudian terbongkar sebagai warga negara China bernama asli Guo Hua Ping. Ia kini divonis penjara seumur hidup atas kasus perdagangan manusia terkait operasi judi online dan scam.

Nama Asli: Guo Hua Ping

Nama Publik: Alice Leal Guo

Usia: 35 tahun (lahir sekitar 1990)

Kewarganegaraan: China (menyamar sebagai warga Filipina)

Jabatan Publik: Wali Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina (2022–2024)

Kasus Hukum: Terlibat sindikat kriminal China, mengawasi pusat perjudian online ilegal, perdagangan manusia (TPPO)

Penangkapan: Ditangkap di Tangerang, Indonesia (3 September 2024), kemudian dideportasi ke Filipina

Vonis: Penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manila (20 November 2025)

Latar Belakang: Mengaku lahir di Filipina dari ibu Filipina dan ayah Tionghoa, namun identitasnya terbukti palsu

Identitas misterius: Saat menjabat, latar belakang Alice Guo sempat menjadi teka-teki karena ia tidak memiliki catatan jelas sebagai warga Filipina.

Sindikat kriminal: Ia terbukti mengawasi kompleks perjudian online ilegal yang mempekerjakan lebih dari 700 orang dari berbagai negara, dipaksa melakukan penipuan daring di bawah ancaman penyiksaan.

Mantan Wali Kota Bamban di Filipina Alice Guo
Mantan Wali Kota Bamban di Filipina, Alice Guo, yang buron dan ditangkap di Tangerang, Banten, pada Selasa (3/9/2024) lalu. (FACEBOOK/MAYOR ALICE LEAL GUO)

Salah Satu Bos Judi Online Bernilai Rp250 Triliun Dideportasi ke China

Di sisi lain, salah satu yang diduga jaringannya, Pengadilan Thailand pada Rabu (12/11/2025) memutuskan She Zhijiang, yang diduga sebagai salah satu bos judi terbesar di Asia, diekstradisi atau dikirim pulang ke China untuk menghadapi proses hukum. 

Saat ini, She ditahan di Penjara Pusat Klong Prem di ibu kota Thailand.

She, warga negara China, dituduh membangun dan mengendalikan kompleks perjudian ilegal bernilai hingga 15 miliar dollar AS (sekitar Rp 250 triliun) di Shwe Kokko, Myanmar, menurut laporan South China Morning Post, Kamis (13/11/2025).

Shwe Kokko merupakan wilayah perbatasan yang sudah lama dicap sebagai sarang kejahatan terorganisasi dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

Dilansir dari Independent, Rabu (12/11/2025), pengadilan banding Thailand pada Senin turut menyetujui permintaan Beijing untuk membawa pulang She, yang diduga mengelola lebih dari 200 platform judi online (judol) ilegal. 

Ia dianggap sebagai salah satu aktor terbesar dalam jaringan kriminal siber Asia, meski China sebelumnya juga telah menindak sejumlah pelaku penipuan daring berskala besar.

She pertama kali ditangkap di Bangkok pada Agustus 2022, menyusul surat perintah dari otoritas China yang telah diterbitkan sejak 2014. 

Kasus She turut menyoroti meluasnya kejahatan siber di Asia Tenggara, terutama di Myanmar dan Kamboja, yang kerap menjadi titik lemah penegakan hukum.

Kasino di wilayah tersebut berubah menjadi pusat operasi penipuan online, terutama selama pandemi Covid-19 ketika aktivitas judi tatap muka terhenti.

Kantor Kejaksaan Agung Thailand menyebut She mendirikan 239 situs judol, serta terhubung dengan sejumlah jaringan kasino ilegal di Myanmar. 

Nama She makin mencuat saat ia mengembangkan proyek Yatai New City di Shwe Kokko, sebuah kompleks megah yang belakangan terkenal sebagai pusat aktivitas kriminal digital dan dugaan praktik perdagangan manusia.

Laporan tahun 2024 dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan menggambarkan She sebagai pengusaha dengan portofolio luas di Asia Tenggara, mulai dari properti, konstruksi, hiburan, hingga teknologi blockchain, dengan jejak bisnis kuat di Myanmar, Kamboja, Thailand, dan Filipina.

Amerika Serikat dan Inggris juga menjatuhkan sanksi kepada She terkait dugaan keterlibatannya dalam kejahatan lintas negara, memperkuat posisi internasional bahwa kasus ini tidak sekadar persoalan judi ilegal, melainkan jaringan kejahatan global yang terstruktur. 

Sebagaimana diberitakan Barron's, Rabu (12/11/2025), dalam surat pembelaan yang disusun dari penjara di Bangkok dan diperoleh AFP, She Zhijiang menegaskan dirinya tidak terlibat dalam kejahatan apa pun.

Ia bersikukuh bahwa bisnis yang dijalankannya semata-mata merupakan kegiatan pengembangan kawasan perkotaan. Pengacaranya, Daniel Arshack, juga menilai seluruh tuduhan terhadap kliennya direkayasa.

Ia mengatakan kepada AFP bahwa jika She dipulangkan ke China, ada risiko besar ia tidak mendapat proses hukum yang adil, bahkan bisa mengalami penyiksaan hingga “dilenyapkan”. 

Di sisi lain, laporan PBB mencatat bahwa korban penipuan di Asia Tenggara dan Asia Timur mengalami kerugian hingga 37 miliar dollar AS sepanjang 2023, dengan total kerugian global diperkirakan jauh lebih besar.

China kini memimpin upaya internasional untuk membongkar pusat-pusat operasi penipuan. Terutama karena banyak warganya direkrut secara paksa untuk bekerja di jaringan itu dan kemudian menjadi pelaku penipuan terhadap sesama warga China.

Bulan ini, Beijing menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang terkait peran mereka dalam sindikat kejahatan yang menjalankan operasi penipuan di wilayah Kokang, Myanmar. 

(*/Tribun-medan.com)

Artikel telah tayang di Kompas.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved