Berita Viral

SOSOK Irene Sokoy, Ibu Hamil di Papua Meninggal Bersama Bayi di Kandungan Akibat Ditolak 4 RS

Irene Sokoy adalah seorang wanita dari Kampung Hobong, Sentani, Jayapura, Papua. Ia meninggal setelah ditolak RS saat melahirkan.

Editor: Array A Argus
Facebook
MENINGGAL DUNIA- Irene Sokoy, wanita asal Papua meninggal dunia saat akan melahirkan karena diduga ditolak empat rumah sakit berbeda. 

Ia meninggal dunia karena terlambat mendapat penanganan medis.

Kisah tragis Irene Sokoy ini kemudian viral, hingga mengundang kemarahan publik. 

Bantahan dari Rumah Sakit

Dikutip dari Tribun Papua Tengah.com, pihak rumah sakit yang namanya disebutkan dalam pemberitaan saling bantah. 

Pihak RSUD Yowari menegaskan penanganan terhadap almarhumah Irene Sokoy telah dilakukan sesuai prosedur sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit lain.

Baca juga: BUKAN Korban TPPO, Rizki Bohongi Ibunya, Ngaku Dikontrak PSMS Medan, Ternyata Berangkat ke Kamboja

Direktur RSUD Yowari Maryen Braweri menyampaikan pelayanan kandungan di rumah sakit hanya ditangani satu dokter karena satu dokter lain sedang pendidikan hingga 2026.

"Jadi penanganan Irene dilakukan melalui koordinasi perawat dan dokter spesialis kandungan yang sedang berada di luar Papua," ujar Maryen saat dihubungi wartawan melalui telepon, baru-baru ini.

Maryen mengatakan RSUD Yowari telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Papua, yang akan membentuk tim investigasi sebelum laporan disampaikan kepada gubernur.

Ia menambahkan rumah sakit mengusulkan penambahan dokter spesialis kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, dan Bupati Jayapura.

"Untuk penandatanganan kontrak dokter baru dijadwalkan besok (Senin) sesuai izin Bupati Jayapura," terang Maryen.

Maryen menegaskan penambahan tenaga medis mencakup dokter kandungan, dokter bedah, dan ortopedi untuk meningkatkan pelayanan.

Manajemen RS Dian Harapan(RSDH)  Jayapura juga menyatakan tidak pernah menolak pasien rujukan dari RSUD Yowari seperti informasi yang beredar di media sosial.

RSDH bahkan telah memberi penjelasan mengenai kondisi layanan, ruang perawatan, dan ketersediaan dokter sebelum pasien tiba.

Keterangan resmi rumah sakit pada 20 November menjelaskan ruang NICU dan ruang kebidanan penuh, sementara dokter spesialis obgyn sedang cuti.

RSDH menyebut keluarga memutuskan mencari rujukan lain setelah menerima penjelasan mengenai kondisi layanan.

Situasi IGD RSDH sempat padat karena penanganan ibu melahirkan, sehingga mobil ambulans RSUD Yowari diminta bergeser sebelum akhirnya meninggalkan lokasi.

RSDH menegaskan semua prosedur telah dijalankan sesuai SOP dan tidak ada tindakan penolakan pasien.

Kepala RS Bhayangkara AKBP Rommy Sebastian menjelaskan pasien datang tanpa melalui Sistem Rujukan Terintegrasi.

Ia mempertanyakan alasan RSUD Yowari tidak menggunakan sistem rujukan terpadu yang diwajibkan untuk seluruh pasien rujukan.

"Ketidaksesuaian prosedur rujukan membuat rumah sakit sulit mengetahui kondisi medis pasien secara lengkap," ujar Rommy.

Rommy juga membantah tuduhan bahwa RS Bhayangkara meminta biaya operasi kepada keluarga pasien.

"Jadi rumah sakit hanya menjelaskan aturan BPJS terkait status pasien Penerima Bantuan Iuran kelas 3," katanya.

SOP rumah sakit telah dijalankan dan tidak ada permintaan biaya sebelum tindakan medis.

Suami Irene akhirnya memutuskan membawa pasien ke RSUD Jayapura setelah mendapat penjelasan dari RS Bhayangkara.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan lanjutan dari RSUD Abepura terkait penanganan kasus ini.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Papua
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved