Siantar Terkini
Bangganya Artalim Saragih, Sang Kakek Tn Rondahaim Saragih Terukir sebagai Pahlawan Nasional
Artalim Saragih, Keturunan Kelima dari Raja Raya, Tuan Rondahaim Saragih tak kuasa menahan rasa bangganya atas penahbisan sang kakek buyut.
Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Artalim Saragih, Keturunan Kelima dari Raja Raya, Tuan Rondahaim Saragih tak kuasa menahan rasa bangganya atas penahbisan sang kakek buyut sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (10/11/2025).
Tepat pada Hari Pahlawan ini, nama Tuan Rondahaim bersanding dengan 9 nama yang dipatri sebagai Pahlawan Nasional oleh negara.
Artalim Saragih Garingging yang merupakan ahli waris Tuan Rondahaim Saragih menyampaikan bahwa perjuangan meletakkan nama sang kakek buyut sebenarnya sudah 3 kali dilakukan.
Mulai dari tahun 2021, 2023 hingga terakhir pada tahun 2025 ini.
“Ya Alhamdulillah, selama 20 tahun Oppung kami, Rondahaim kan belum diangkat-angkat sebagai Pahlawan Nasional. Dan pada tahun ini, Bapak Presiden Prabowo memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Oppung saya, dan saya pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Simalungun dan suku-suku lain yang ada di Indonesia,” kata Artalim.
Artalim juga tak melupakan jasa dari tetua-tetua adat, tokoh agama, organisasi Simalungun seperti Partuha Maujana Simalungun (PMS), Pencinta Adat Cendikiawan Simalungun (PACS), Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS), Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (HIMAPSI), dan masyarakat Simalungun pada khususnya.
“Bagi yang mendukung di dalam dan di luar negeri terima kasih saya yang paling dalam saya sampaikan. Ini sudah ketiga kalinya kami mengusulkan, dan baru tahun ini diterima Bapak Presiden,” kata Artalim Saragih.
Artalim mengaku bahwa sejak kecil, dirinya hanya didengarkan kisah-kisah perjuangan sang kakek buyut melawan kolonialisasi Belanda di perkebunan-perkebunan yang ada di Simalungun.
Kala itu, Tuan Rondohaim bekerjasama dan mempersatukan kerajaan dan kesultanan lainnya di sekitaran Sumatera Timur untuk menentang penjajahan Belanda.
“Beliau semasa hidupnya terus berupaya menentang penjajahan Belanda. Mulai dari mempersatukan kerajaan setempat (Simalungun) sampai ke Kerajaan Melayu Padang di Tebingtinggi, Kerajaan Serdang sampai Kerajaan Batubara. Tuan Rondohaim juga sempat belajar ilmu perang ke Aceh,” kata Artalim.
Disinggung terkait peninggalan apa yang masih ia simpan dari sang Kakek Buyut, Artalim Saragih mengaku tak memiliki apapun sama sekali. Sebab setelah kemerdekaan Indonesia diikrarkan, nyaris tak ada yang ia simpan sebagai benda kenangan pusaka.
“Nggak ada ya, karena dulu kan setelah Indonesia merdeka, terjadi gejolak (revolusi) dan semuanya diserahkan ke negara/pemerintah. Yang saya ingat dulu ada tempat tidurnya Tuan Rondohaim Saragih. Tapi setelahnya saya nggak tahu lagi,” kata Artalim.
Artalim pun berharap, dengan dikukuhkannya Tuan Rondohaim Saragih sebagai Pahlawan Nasional, ada atensi dari negara untuk memugar dan menjaga benda-benda maupun makam peninggalan Tuan Rondohaim selaku Raja Raya maupun peninggalan kerajaan-kerajaan Simalungun lainnya.
(alj/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja, Disnaker Siantar Gandeng Puluhan Perusahaan Untuk Jobfair |
|
|---|
| Polres Siantar Tindak 3 Sepeda Motor dengan Knalpot Brong yang Berkeliaran di Pusat Kota |
|
|---|
| Potongan TKD sebesar Rp 198 Miliar Tahun 2026 Ancam Rencana Revitalisasi Stadion Sang Naualuh |
|
|---|
| Batas Waktu Habis, hanya 1 Dapur MBG di Kota Siantar Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi |
|
|---|
| Ratusan Pedagang Relokasi Pasar Horas Daftar Ulang Kembali, Siap Tempati Area Lama |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Tuan-Artalim-Saragih-keturunan-kelima-dari-Raja-Raya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.