Pengamat Ekonomi Apresiasi Langkah Cepat dan Tepat Bobby Nasution Atasi Inflasi
Pengamat Ekonomi Nasional asal Sumut Benjamin Gunawan mengamati, salah satu program yakni gelaran pasar murah termasuk langkah yang tepat
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution tak berpangku tangan melihat laju inflasi yang cukup tinggi di daerahnya. Setidaknya langsung ada 11 langkah dalam jangka pendek yang dilaksanakan agar inflasi teratasi.
Pengamat Ekonomi Nasional asal Sumut Benjamin Gunawan mengamati, salah satu program yakni gelaran pasar murah termasuk langkah yang tepat untuk menekan laju inflasi.
“Gelaran pasar murah yang dilakukan pemerintahan Provinsi Sumatera Utara di ratusan titik, sebagai upaya untuk mengendalikan laju tekanan inflasi layak diapresiasi,” kata Benjamin Jumat (10/10/2025).
Harapannya tentu saja untuk meredam gejolak harga dengan menyediakan barang yang lebih terjangkau. “Jadi gelaran pasar murah ini pada dasarnya mengintervensi pasar dengan anggaran subsidi.”
Dengan begitu masyarakat nantinya akan mengurangi belanja di pasar non subsidi.
Tujuannya demand yang rendah di pasar akan menekan harga barang yang dijual.
“Walaupun saya belum bisa menyimpulkan efektifitas gelaran pasar murah dalam meredam inflasi. Jika ada data terlampir terkait dengan kuantitas barang serta jumlah varian komoditas yang dijadikan objek pasar murah. Termasuk juga data sebaran distribusi ditambah dengan masa waktu gelaran pasar murah itu sendiri.”
Baca juga: Bobby Nasution Pastikan Gaji ASN-PPPK Aman Meski Dana Transfer Pemprov Sumut Dipangkas Rp 1,1T
“Maka kita bisa memperkirakan dampak dari gelaran pasar murah untuk meredam gejolak inflasi. Jangan sampai gelaran pasar murah hanya terkesan seremonial, dan tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam meredam gejolak harga yang ada dipasar. Karena pengendalian inflasi itu butuh konsistensi baik dari sisi jumlah barang, harga, konsumen yang dilibatkan serta seharusnya dilakukan secara terus menerus hingga harga barang yang dimaksud mampu dikendalikan,” papar Benjamin.
Lanjut Benjamin, jika tujuan pasar murah untuk meredam inflasi, maka dipastikan terlebih dahulu bahwa selama gelaran pasar murah berlangsung, harga kebutuhan pokok yang dijadikan objek intervensi benar-benar mengalami penurunan harga di pasar.
Sebagai perbandingannya pemerintah bisa mencontoh gerakan pangan murah (GPM) yang sudah dilakukan pemerintah belakangan ini.
“GPM disini berbeda dengan gelaran pasar murah. Dimana GPM sudah dilakukan jauh hari saat terjadi gejolak harga beras. Dimana keberhasilan GPM juga sangat tergantung dari jumlah atau kuantitas barang yang menjadi objek subsidinya, termasuk juga partisipasi masyarakat dalam program tersebut. Semakin banyak barang yang digunakan untuk intervensi, maka semakin besar peluang inflasi itu diturunkan,” lanjutnya.
Salah satu indikator yang bisa mengukur keberhasilan intervensi pasar tersebut bisa dilihat dari kontribusi inflasi komoditas tersebut di suatu wilayah. Sebagai contoh beras memberikan andil deflasi di bulan September, yang berarti GPM itu bisa dikatakan berhasil meredam harga beras. Namun tantangannya berubah dibulan berikutnya.
Untuk itu, salah satu langkah tepat yang dilakukan Bobby Nasution adalah membeli cabe merah untuk kemudian dijual di pasaran dengan harga tertinggi Rp55 ribu per kilogram di pasar murah yang dilaksanakan Pemprovsu.
(*)
Kemenkeu Potong Dana Transfer ke Daerah, Gubernur Bobby Nasution: Kasihan Kab/ Kota dengan PAD Kecil |
![]() |
---|
Tekan Inflasi di Sumut, Gubernur Bobby Nasution Siapkan 11 Langkah Cepat |
![]() |
---|
Hibah Gedung UMKM USU Dianggarkan 2024, Sebelum Gubernur Bobby Nasution Menjabat |
![]() |
---|
KONTROVERSI Pelat Nomor BL: Ketegangan Sumut-Aceh dan Implikasi Kebijakan PAD |
![]() |
---|
Rusak Puluhan Tahun, Bobby Nasution Pastikan Perbaikan Jalan Labura-Toba Dikerjakan Tahun Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.