Sumut Terkini

Seruan Tutup TPL di Kantor Gubsu, Ephorus HKBP: Suara Iman dan Nurani untuk Keadilan

Ia jelaskan, dari Distrik Medan Aceh, Medan Utara, Binjai Langkat, dan Deli Serdang berjumlah sekitar 1.500 orang.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
DEMO TUTUP PT TPL - Ribuan massa padati area pintu gerbang Kantor Gubernur Sumut, Senin (10/11/2025). Massa sempat memanas karena Gubernur Sumut Bobby Nasution tak kunjung temui massa. (TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI) 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE- Setelah seruan aksi di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara berlangsung kemarin, Senin (10/11/2025), Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan menuliskan refleksinya dalam akun media sosialnya.

"Kemarin, di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, bergema suara yang mengguncang nurani. Sebanyak 150 bapak dan ibu beragama Islam dari Tapanuli Selatan ikut bergabung dengan lebih 10.000 orang lainnya dalam aksi damai menyerukan Tutup TPL," tulis Pendeta Victor Tinambunan, Selasa (11/11/2025).

"Ini menandakan bahwa panggilan menjaga bumi bukan milik satu agama, tetapi suara hati seluruh umat manusia," sambungnya.

Ia juga menuturkan jumlah para pelayan dan warga jemaat HKBP yang turut serta dalam demonstrasi. Mereka berasal dari berbagai kawasan yang ada di Sumatera Utara.

"Kami menyampaikan terima kasih yang mendalam secara khusus kepada para pelayan dan warga jemaat HKBP yang hadir dengan kasih dan keberanian iman," terangnya.

Ia jelaskan, dari Distrik Medan Aceh, Medan Utara, Binjai Langkat, dan Deli Serdang berjumlah sekitar 1.500 orang.

"Dari Distrik Tebing Tinggi Deli, Sumatera Timur, dan Humbang, dan Distrik lainnya bersama para Praeses dan Pendeta," terangnya.

"Dari dunia pendidikan (Rektor, Ketua, Dosen, mahasiswa) Universitas HKBP Nommensen Medan dan Pematangsiantar, STT HKBP, STB HKBP, STGH HKBP dan STD HKBP — sekitar 2.000 orang. Jumlah yang hadir dari HKBP sengaja dibatasi, jika tidak puluhan ribu orang akan bergabung," sambungnya.

Ia menyampaikan, mereka semua bergandengan tangan dengan Pastor, Suster, Ulama, Akademisi, Pegiat lingkungan, Organisasi Kemasyarakatan, GMKI, GAMKI, GMNI, Pendamping masyarakat, serta para korban kerusakan alam.

Dari berbagai latar belakang, mereka berdiri teguh dalam satu seruan bersama: selamatkan bumi, pulihkan kehidupan, hentikan keserakahan.

"Seruan Tutup TPL bukanlah seruan kebencian, melainkan nyanyian iman dan nurani. Ini lahir dari kasih yang menolak ketidakadilan, dari iman yang menolak perusakan ciptaan Allah," tuturnya.

"Ini adalah tanggung jawab rohani dan moral, panggilan untuk merawat tanah yang diberkati Tuhan, agar bumi tetap subur, air tetap jernih, dan anak cucu dapat hidup damai di bawah langit yang sama," sambungnya.

"Hari itu, umat beriman dari berbagai agama menyatu dalam satu doa dan tekad: Tuhan, pulihkanlah tanah ini. Pulihkanlah hati kami, agar kami tidak diam ketika alam-Mu menangis," sambungnya.

Ia juga menyampaikan, aksi tersebut berlangsung dalam suasana damai, tidak ada tindakan anarkis dan tidak menyisakan sampah.

"Terima kasih yang tulus kepada Sekber Gerakan Oikumenis Keadilan Ekologis di Sumatera Utara," pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved