Berita Politik
Rekam Jejak dan Kontroversi Arief Poyuono Eks Waketum Partai Gerindra yang Jadi Komisaris PT Pelindo
Arief Poyuono adalah mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat Komisaris PT Pelindo.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Nama eks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono lama tak terdengar di publik.
Setelah jarang muncul di televisi, kini Arief Poyono dapat jabatan baru.
Ia ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Baca juga: Terungkap Segini Utang Risman Sampai Tega Habisi Nyawa Hijrah, Jujur Soal Alasan Lepas Celana Korban
Lelaki yang dikenal sebagai tokoh buruh ini ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelindo melalui surat keputusan tanggal 21 September 2025.
Selain Arief, ada sejumlah nama lain yang ditetapkan masuk dalam jajaran komisaris.
Mereka adalah Elwi Danil, Jodi Mahardi, Rakhman Fuadhy Kurniawan, Maximianus Puguh Djiwanto, dan Ilhamsyah.
Agus Suhartono dan Suntana ditunjuk menjadi komisaris utama dan wakil komisaris utama.
Baca juga: Viral Wanita Histeris Kena Panah Tertancap di Leher, Korban Tawuran Salah Sasaran

Profil Arief Poyuono
Arief Poyuono adalah seorang politisi Indonesia yang dikenal sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra hingga tahun 2020.
Ia lahir pada 4 Februari 1971.
Arief menghabiskan masa remajanya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Setelah terjun ke dunia politik, Arief Poyono ini dikenal vokal serta blak-blakan dalam mengeluarkan pernyataan politik.
Baca juga: Cerita Saihun Temukan Jasad Brigadir Esco, Awalnya Cari Ayam Rupanya Jasad Anaknya Dihabisi Menantu
Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat bekerja sebagai karyawan di perkebunan sawit dan juga seorang pramugara Merpati Nusantara.
Selain aktif di politik, Arief juga sangat terlibat dalam dunia ketenagakerjaan, khususnya sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, yang menunjukkan kedekatannya dengan isu-isu buruh dan kebijakan perusahaan pelat merah.
Pada 19 September 2025, Arief resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), menandai babak baru kariernya di dunia BUMN.
Baca juga: Prabowo Diminta Evaluasi Widi Menteri Pariwisata Gara-gara Pernyataan Mandi Air Galon Tuai Kritik
Selama karier politiknya, Arief kerap menjadi sorotan karena pernyataan kontroversialnya.
Secara pribadi, Arief menikah dengan Fransiska Putri Ayu pada Februari 2019.

Kontoversi
Arief Poyuono yang pernah menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dikenal cukup kontroversi.
Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Arief Poyuono ini sering membuat gaduh publik, bahkan politisi.
Baca juga: SOSOK Gitaris dan Psikolog Dituding Nyolong 14 Makanan dari Resto Jakarta Selatan Viral
Ia beberapa kali jadi sorotan karena komentarnya yang cukup menohok.
Bahkan, ia sampai ditegur Partai Gerindra karena memberi komentar soal PKI dan PDI Perjuangan.
Berikut beberapa kontroversi utama:
1.Pernyataan Mengenai PDIP dan PKI
Arief pernah menyatakan bahwa "wajar PDIP disamakan dengan PKI," yang kemudian menimbulkan laporan dugaan pencemaran nama baik dan ujaran kebencian.
Meski ia meminta maaf terbuka, pernyataan ini tetap menjadi kontroversi serius.
Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Anggito Abimanyu, Ketua DK LPS yang Baru
2. Isu "PKI dimainkan Kadrun"
Pada 2020, Arief menyatakan bahwa isu kebangkitan PKI adalah hoaks yang dimainkan oleh kelompok "kadrun".
Pernyataan ini memicu kecaman dan Gerindra mengingatkannya agar bertanggung jawab atas pernyataannya.
3. Julukan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Arief memberi julukan "anak boncel" kepada AHY yang dianggap masih minim pengalaman politik ketika masuk bursa calon wakil presiden.
Ini juga menyebabkan ketegangan politik antar elit partai.
Baca juga: Profil, Biodata dan Karier Irjen Herry Rudolf Nahak, Senior Kapolri Waka Tim Transformasi Polri
4. Terpental dari Jabatan Waketum Gerindra
Karena sering mengeluarkan pernyataan yang dianggap merugikan Partai Gerindra dan sering adu argumen dengan kader lain, Arief akhirnya dicopot dari posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra pada 2020.
Pengamat menilai kebiasaannya memuji lawan politik, misalnya Presiden Joko Widodo, juga menjadi faktor tidak disukainya oleh internal partai.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.