VIDEO: Kenangan Terakhir, Merdunya Suara Intan Olivia Sebelum Ia Pergi ke Surga
Intan Olivia Banjarnahor, bocah perempuan usia dua tahun enam bulan itu tewas menjadi korban ledakan bom molotov di pekarangan Gereja Oikumene
Penulis: Muhammad Tazli | Editor: Muhammad Tazli
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Intan Olivia Banjarnahor, bocah perempuan usia dua tahun enam bulan itu tewas menjadi korban ledakan bom molotov di pekarangan Gereja Oikumene, Samarinda.
Duka menyelimuti keluarga besar Pungaran Banjarnahor, kakek Intan yang tinggal di Jalan Ringroad, Gang Guntur, Medan Sunggal, Kota Medan, Senin (14/11/2016).
Namun, ada kenangan yang tersisa sebelum kepergiannya. Rekaman ia bernyanyi tentu menjadi pengobat kerinduan bagi kita, terkhusus bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebuah video beredar di Facebook melalui akun Pecinta Budaya BATAK, menunjukkan ketika Intan mendendangkan lagu dari tanah kelahirannya, Batak.
Baca: Intan Susul Bibi dan Nenek yang Tewas Dibegal Kurun Sebulan, Tuhan Berat Kali Cobaan Ini
Dalam video itu, awalnya Intan terlihat malu-malu untuk ikut bernyanyi mengikuti lagu yang diputar. Lama kelamaan, ia mulai bernyanyi, tapi sambil tertunduk. Sesekali ia manggut-manggut dan memainkan tangannya.
Akun itu menuliskan keterangan:
"Ya Tuhan bagus kali suaranya adek ini.. Tuhan lebih sayang samamu adek manis. Intan Olivia Marbun..
amang jo galau pulak adekku ini.. jadi penyanyi di Surga adek skrg ya.."
Ucapan simpati pun turut menghiasi kolom komentar. Baru dua jam diunggah, video ini sudah dibagikan ratusan kali.
Sahala Toernip:
Mardisir au mamereng adek on. Saumuran dht boruku. Sonang ma ho i surgo da hasian. (Berdesir darahku melihat adek ini. Seumuran dengan anak perempuanku. Damailah kau di surga, sayang.)
Nurvita Silaban:
Sedih yg terdalam saya rasakan seperti kehilangan anak sendiri,oh Tuhan tolonglah orangtuanya supaya terhibur.adik kami sudah KAU dekap dalam kasihMu,,tapi orangtuanya masih merasakan duka yang amat dalam,tolonglah mereka Tuhanku,amen.
Sebelumnya, meninggalnya Intan Olivia Banjarnahor, balita berusia 2,5 tahun akibat serangan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11/2016) membuat Agustini Banjarnahor tak henti meneteskan air matanya.
Hal itu dikarenakan dua pekan lalu, Agustini sempat melihat keponakannya Intan Olivia Banjarnahor datang ke Kota Medan.
Ketika itu, Intan bersama orangtuanya untuk melayat ke rumah Dewi Sartika boru Banjarnahor yang merupakan bibi Intan yang menjadi korban begal di Ringroad.

Tiga dari empat anak-anak usia di bawah lima tahun (Balita) korban ledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi. Seorang ibu histeris menangisi anaknya yang terluka (kanan). (Hand-over/Medsos & Tribun Kaltim/Nevrianto)
Baca: Turut Berduka, Balita Intan Korban Ledakan Bom Embuskan Nafas Terakhir
“Ketika Intan datang kemarin kondisinya sehat, hanya badannya hangat karena kangen dengan tantenya (adik dari ibunya). Begitu di sini, dia (Intan) melihat mediang kakak saya (Dewi, Red). Tapi dia takut, enggak berani,” kata Agustini menirukan suara Intan kepada www.tribun-medan.com, di Jalan Ringroad, Senin (14/11/2016) siang.
Namun, saat proses penguburan Dewi, bocah Intan merengek ingin liat bibinya. Bahasa Tapanuli, bibi (adik atau kakak perempuan dari ayah) disapa namboru. Kadang anak-anak menyapa dengan sebutan bou.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/intan-olivia-na_20161115_130840.jpg)