VIDEO: Kenangan Terakhir, Merdunya Suara Intan Olivia Sebelum Ia Pergi ke Surga
Intan Olivia Banjarnahor, bocah perempuan usia dua tahun enam bulan itu tewas menjadi korban ledakan bom molotov di pekarangan Gereja Oikumene
Penulis: Muhammad Tazli | Editor: Muhammad Tazli
"Ketika jenazah mau dibawa ke dalam mobil, Intan bilang “Dadah bou, tenang di surga,” kata Agustini menirukan suara Intan saat ditemui www.tribun-medan.com, di Jalan Ringroad, Medan, Senin (14/11/2016) siang. Salam perpisah Intan membuat merinding.
Baca: Keluarga Intan di Medan Berharap Pelaku Peledakan Bom Dihukum Berat
Setelah menghadiri pemakaman Dewi Sartika boru Banjarnahor (34 tahun), di Simalingkar, lanjutnya, Intan bersama keluarga besar ke Aek Kanopan, Labuhan Batu Utara (Labura). Mereka melayat ke rumah ompung Intan, ibu ayahnya juga ibu Dewi, yakni Rusdaya boru Nainggolan (65 tahun).
Kematian Rudaya pun menyisakan kisah pilu.
Hari itu, Senin (242/10/2016), Dewi tewas karena kena begal. Jambret.
Malam itu Dewi berniat mengantarkan obat untuk Rusdaya, ibunya, yang sakit di rumahnya, Aek Kanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumut. Dari Medan menumpang bus ke Aek Kanopan ditempuh kurang-lebih 6 jam.
Saat obat penawar sakit itu tak kunjung tiba, justru berita duka yang lebih awal mampir.
Rusdaya pun syok. Ia kaget mendengar putrinya meninggal karena ulah penjahat. Dewi jatuh dari becak motor, terempas ke aspal karena berusaha mempertahankan tasnya dari jambret, dan meninggal. Dan sesaat, berselang kurang-lebih 30 menit dari kabar Dewi meninggal, sang ibu (neneknya Intan) itu meninggal.
Baca: Dewi Tewas Kena Begal saat Hendak Jenguk Ibunya yang Akhirnya Meninggal Kaget
Duka mendalam inilah yang masih dikenang Agustini, bibi Intan, yang lain.
“Sebulan lalu, kakak saya (Dewi, korban begal, red) meninggal sekitar pukul 20.30 WIB pada Senin (24/10/2016). Hanya berselang beberapa menit, orangtua saya meninggal dunia di kampung karena sakit. Dan sekarang pada hari Senin juga keponakan saya meninggal dunia. Tuhan berat kali cobaan ini, kami kena musibah terus,” kata Agustini.

Ibunda salah satu anak yang menjadi korban ledakan bom di depan Gereja Oikumene menangis. Dalam ledakan bom di depan Gereja Oikumene, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi, empat anak menjadi korban.
Baca: Jeritan Histeris Ibu dari Balita Korban Ledakan Bom: Ya Tuhan . . . Selamatkan Anak Kami
Sebelumnya, Agustini menjelaskan setibanya mereka (Intan dan Orangtuanya) tiba di Samarinda, Kalimantan Timur, Intan dan sekeluarga beribadah di Gereja Oikumene sekaligus
“Saya pernah tinggal di Samarinda, sehingga paham betul, gerejanya gabung, kalau pagi yang beribadah untuk jemaat Oikumene dan siangnya jemaat HKBP. Jadi siang itu, saya masih kerja, saya baca berita online ada bom meledak di gereja itu. Saya telepon Abang saya (ayah Intan) tidak merespon, kemudian saya sms (kirim pesan singkat via ponsel) juga tak dibalas,” ujarnya.
Ini yang Dilakukan Intan Sebelum Ledakan
Baca: Tokoh Agama Islam dan Kristen Serukan Kesejukan Sikapi Ledakan Bom Lukai 4 Anak-anak
Agustini Banjarnahor tak bisa menyimpan rasa kesedihannya setelah mengetahui kemanakannya Intan Olivia Banjarnahor tewas terkena ledakan saat di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda Kalimantan Timur.
Menurut Agustini, sebelum terkena ledakan, bocah berusia 2,5 tahun itu sibuk bermain bersama temannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/intan-olivia-na_20161115_130840.jpg)