Keracunan Makanan
Beginilah Kondisi Terakhir 60 Siswa SMK Binaan Pemprov Sumut yang Keracunan Makanan
Saat ini jumlah siswa yang mendapat perawatan berjumlah 60 orang. Kondisi ke 60 orang ini pun sudah semakin membaik, meskipun masih harus diinfus.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Arsyad Lubis mengunjungi siswa SMKN Binaan Pemprov Sumut yang mengalami keracunan makanan setelah bersantap malam Selasa malam lalu.
Dari 105 siswa yang tercatat mengalami keracunan (dirawat di RS Imelda 16 orang, RS Sufina Aziz 41 orang, RS Putri Hijau 35 dan dirawat orang tua siswa 13 orang) sudah banyak yang sembuh.
Saat ini jumlah siswa yang mendapat perawatan berjumlah 60 orang.
Kondisi ke 60 orang ini pun sudah semakin membaik, meskipun masih harus diinfus.
Setiap bertemu siswa, Arsyad Lubis mengingatkan supaya anak-anak tersebut rajin mengkonsumsi obatnya dan lahap makan, sehingga segera sehat dan kembali bersekolah.
Baca: Kapolrestabes Angkat Bicara soal Ratusan Siswa yang Keracunan
Baca: Puteri Indonesia Beber Perlakuan Tak Menyenangkan, Ini Bagian Tubuhnya yang Dijamah
Baca: Viral, Tatkala Ayah dan Ibu Guru Amel Berbalas Surat Puitis, Ibu Amel Tulis Surat Mengerikan
Arsyad Menuturkan bahwa setelah mengetahui kejadian ini, dirinya yang masih berada di Jakarta untuk rapat dengan Kemendikbud, memilih langsung pulang.
"Tadi saya naik penerbangan pertama. Saya tidak ke kantor lagi. Saya langsung kesini tadi," ujarnya di RS Sufina Aziz, Kamis (9/2/2017)
Ia menuturkan biaya perawatan siswa keracunan ini tidak mereka bebankan ke orang tua siswa. Namun bagi siswa yang memiliki BPJS Kesehatan akan memperguakan JKN tersebut.
"Ada yang pakai BPJS. Kalau yang gak pakai akan kami tanggung. Mereka ini kan anak-anak yang tinggal di asrama. Orang tua tidak akan terbeban," ujarnya.
Arsyad menuturkan bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi untuk yang kedua kalinya, mereka saat ini sudah mengambil kebijakan-kebijakan untuk menjaga kehigenisan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa ini.
Untuk vendor penyedia katering, kata Arsad akan mereka panggil, namun dia belum bisa mengambil sanksi apa yang akan dikenakan kepada vendor.
"Apa penyebab keracunan ini masih dicari. Tapi hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Untuk penyedia katering sendiri selama ini kan sudah banyak pengalamanya. Jadi harus dicari dahulu apa penyebab pastinya. Kita belum bisa beradai-andai," bebernya.