Gempa Bumi
Saking Seringnya Gempa 'Hantam' Sumut, 10 Ahli Geologi Jepang Turun Tangan
Kedatangan ahli geologi asal Jepang ini cukup membantu tim pemantau gempa bumi di Sumatera Utara. Ada apa di balik gempa Sumut?
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kabar gempa yang terjadi di Sumatera Utara ternyata sampai ke mancanegara. Bahkan, sejumlah geolog asal Jepang tertarik ingin melakukan penelitian.
"Ada 10 ahli geologi asal Jepang yang sudah turun ke lokasi gempa. Mereka tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut kenapa belakangan ini gempa sering terjadi di Sumatera Utara," kata Riadil Akhir Lubis.
Menurut Riadil, kedatangan ahli geologi asal Jepang ini cukup membantu tim pemantau gempa bumi di Sumatera Utara.
Baca: Gadis Cantik Unggah Janji Berpose Telanjang bila Ahok Menang Gegerkan Dunia Maya
Baca: Kahiyang Ayu Segera Menikah, Inilah Kehebatan Calon Menantu Presiden Jokowi
Para peniliti dari Sumatera Utara bisa berbagi ilmu dan informasi menyangkut antisipasi bencana gempa.
"Tentu kedatangan para geolog ini bisa memperkaya informasi menyangkut ilmu lempeng bumi bagi geolog di Sumatera. Kita juga dapat belajar, bagaimana menghadapi gempa bumi jika getarannya berkekuatan cukup besar," ungkap Riadil.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah 1 Medan, Syahnan, mengungkapkan adanya lempengan atau patahan bumi baru di wilayah Kabupaten Karo.
Lempeng bumi ini, kata Syahnan, belum diberi nama dan telah terbentuk sebelum gempa tektonik gencar terjadi akhir-akhir ini.
Baca: Tiga Kali Beruntun Gempa Mengguncang, Inilah Guncangan Bermagnitude Terbesar, Simak yang Terjadi
Baca: Ini Penyebab Gempa Bumi di Sumut, Sudah Terjadi 9 Kali Gempa Susulan
"Lempengan baru itu belum kami beri nama, selama ini kami tidak pantau terus, patahannya belum ada namanya," ujar Syahnan di Kantor BBMKG Wilayah 1 Medan Jalan Ngumban Surbakti, Rabu (15/2).
Kata Syahnan, wilayah Kabupaten Karo memiliki banyak sesar atau segmen lempengan bumi. Patahan atau pergerakan sesar terjadi karena pengaruh aktivitas Lempeng Sumatera yang rutin bergerak hingga sekitar 70 milimeter per tahun.
Pergerakan sesar inilah yang menjadi pemicu gempa belakangan ini.
Berdasarkan data, hingga Rabu (15/2/2017) pukul 12:04 WIB, terhitung sudah 209 kali gempa terjadi.