Inikah Dua Orang Super Kaya yang Dimaksud Sandiaga Uno saat Sindir Djarot?
Andreas Tjahyadi yang dilaporkan atas penggelapan tanah bersama Sandiaga Uno, kini melapor balik dengan tuduhan pencemaran nama baik.
TRIBUN-MEDAN.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menjawab sindiran Djarot Saiful Hidayat, calon wakil gubernur DKI nomor pemilihan dua, soal permintaan penundaan penanganan dugaan kasus penggelapan penjualan lahan yang melibatkan Sandiaga.
"Ini perseteruan dua orang super kaya. Mungkin Pak Djarot enggak ngerti kasusnya, kasihan juga komentar sesuatu hal yang dia tidak mengerti," kata Sandiaga di Recapital Building, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2017).
Baca: Ustaz Al Habsyi Acap Komunikasi dengan Pembantu, Putri Aisyah Murka Hingga Lakukan Hal Ini
Baca: Pimpinan KPK Berdongeng Kepada Anak-anak Pinggiran Danau Toba
Baca: SBY Kok Baper? Dia Sedih Dituduh Gak Kunjung Pulangkan Mobil Mewah Presiden
Djarot membandingkan sikap Sandiaga dengan sikap pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang taat pada hukum terkait sidang kasus dugaan penodaan agama.
Siapa dua orang super kaya yang dimaksud Sandiaga?
Ketika awak media menanyakan identitas dua orang super kaya yang dia maksud, Sandi hanya minta lihat lagi ke kasusnya, siapa yang melapor dan siapa yang dilaporkan.
Adapun pihak yang melaporkan kasus ini adalah Ketua Dewan Direksi Ortus Holdings Edward Soeryadjaya melalui kuasa hukumnya Fransiska Kumalawati Susilo pada 13 Maret 2017.
Baca: Dramatis dan Tragis, Gadis Cantik Bernama Yunaiti Ini Tewas Ditindih Pelaku Berbalut Handuk
Baca: Akhirnya Pemko Rubuhkan Papan Reklame di Zona Terlarang, Kira-kira Itu Punya Siapa Ya?
Baca: Kisah Miris Sang Pemulung yang Jalan Kaki Setelah Uangnya Hilang Dicuri
Adapun yang jadi terlapor selain Sandi adalah Andreas Tjahyadi yang merupakan rekan kerja Sandi.
Menurut Sandi, kasus ini sama sekali tidak ada hubungan dengan dirinya. Sandi juga menegaskan dia sama sekali tidak terlibat untuk urusan tersebut.
"Tapi ini indikasi ya, politisasi daripada sebuah kasus yang sama sekali enggak ada, bisa dibawa ke sebuah kontestasi yang jadi perhatian bangsa," tutur Sandi.