Menteri Susi Buka-bukaan Bongkar Orang di Balik Isu Cantrang yang Atasnamakan Nelayan
“Pada para pengusaha besar tolong setop untuk mengadu domba, lobi kanan kiri," ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (28/4/2017).
TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta para pengusaha besar untuk berhenti mengadu domba dan melobi pemerintah soal kebijakan pelarangan penggunaan alat tangkap cantrang atau pukat.
Baca: Sri Mulyani Terinspirasi Surat RA Kartini Berusia 100 Tahun, Penarikan Pajak Sasar Konglomerat
“Pada para pengusaha besar tolong setop untuk mengadu domba, lobi kanan kiri," ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (28/4/2017).
Ia menilai, ramainya isu cantrang beberapa hari terakhir ini disebabkan adu domba dan lobi-lobi yang dilakukan pengusaha perikanan besar.
Baca: KPK Cueki Hak Angket Membuka Rekaman Pemeriksaan Miryam
Hal itu dinilai demi keuntungan pribadi para pengusaha itu sendiri. Padahal kata Susi, kebijakan pelarangan cantrang bertujuan untuk mengembalikan laut sebagai masa depan bangsa.
Ketersediaan sumberdaya perikanan harus dijaga dengan berhenti menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan salah satunya cantrang.
Baca: Bank Danamon Digugat Rp 1 Triliun Lebih
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengatakan, cantrang umumnya digunakan oleh kapal-kapal besar di atas 30 gross ton.
Bahkan, sebagian kapal cantrang melakukan manipulasi ukuran kapal penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan Surat Izin Kapal Penangkapan Ikan (SIKPI) atau mark down besar-besaran.
“Banyak kita temui, kapal cantrang katanya 20 GT, pas diukur ternyata 80 GT. Dibuat di bawah 30 GT untuk menghindari pajak,” ungkap Sjarief.
Baca: PT KAI Targetkan Tujuh Lokomotif Baru Dioperasikan Awal Mei
Pada 2015 tercatat ada sebanyak 5.781 unit cantrang di seluruh Indonesia. Pemerintah lantas memberikan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan sebanyak 1.529 unit.
Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan pembagian alat tangkap pengganti cantrang akan terus dilakukannya pemerintah.
Sebelumnya saat di Bali Susi membacakan pesan singkat yang diterimanya dari nelayan, baik via layanan SMS maupun Twitter, saat menggelar jumpa pers di Hotel Padma, Kuta, Bali, Kamis (27/4/2017).