Modal Bismillah, Tangan Ajaib Nenek Ini Mampu Menggoreng Pisang dalam Minyak Mendidih
Perempuan penjual pisang goreng asal Gorontalo yang tersohor karena kerap menggoreng pisang dengan tangan kosong di dalam minyak panas.
TRIBUN-MEDAN.com - Adalah Hartin Maliki (58), perempuan penjual pisang goreng asal Gorontalo yang tersohor karena kerap menggoreng pisang dengan tangan kosong di dalam minyak panas.
Ketika Kompas.com menjumpainya di rumahnya, Rabu (31/5/2017), sambil mengasuh 4 dari 5 cucunya, perempuan yang kerap dikenal dengan nama Ta Nou ini pun mengenang masa lalunya saat dia harus bertahan hidup dengan menjual pisang goreng di jalan pinggir muara sungai Bone.
Baca: Yana Zein Bohong Udah Sembuh dari Kanker, Ternyata Terselip Pesan yang Memilukan Ini
Baca: Alumni 212 Ancam Turunkan Pemerintahan Jokowi Jika Kasus Pornografi Rizieq Diteruskan
Baca: Selain Yana Zein, Ini 7 Daftar Artis Meninggal Akibat Kanker, Nomor 5 Cukup Mengejutkan
Ta Nou mengaku pengalaman itu dimulai ketika 11 tahun lalu dia mendapatkan "bisikan" saat menggoreng pisang yang memintanya mencelupkan tangan ke dalam minyak panas.
Lalu dengan kepercayaan dan ucapan bismillahirahmanirrahim, dia mencelupkan tangan kanannya dalam minyak goreng panas dan membalik-balik pisang agar matang merata.
Hal itu dilakukannya hingga berulang kali.
“Rasanya hanya hangat saja, tidak panas. Orang-orang yang mengantre pisang semuanya melotot melihat saya menggoreng pisang pakai tangan,” kenang Ta Nou.
Simak videonya di sini:
Saat bulan Ramadhan tiba, masyarakat yang menyukai pisang goreng buatan Ta Nou semakin banyak dari hari biasanya.
Mereka rela menunggu lama sambil melihat wanita ini memasukkan tangannya ke dalam penggorengan yang panas.

Ta Nou (Hartin Maliki) bersama 4 dari 5 cucunya, ia masih mampu menggoreng pisang dengan tangannya dalam minyak yang mendidih
Sehabis shalat tarawih, warga Gorontalo biasanya menikmati pisang goreng buatannya bersama keluarga.
Pisang raja atau sepatu yang mengkal dibelah membentuk kipas lalu dilumuri tepung terigu dan digoreng hingga matang.
Warga datang dari berbagai pelosok Gorontalo, bahkan luar kota, untuk membeli pisang gorengnya.
