Menteri Susi Sebut Statemen Luhut Pandjaitan Lucu, Absurd dan Tidak Realistis

"Ya ikan mati, kita juga akan mati. Tapi ikan mati pasti bertelur dan beranak pinak dulu," ujar Susi saat menggelar konferensi pers

Tribunnews.com/ Imanuel Nicolas Manafe
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2017). (Tribunnews.com/ Imanuel Nicolas Manafe) 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai kritik yang dilayangkan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lucu, absurd, dan tidak realistis.

Kritik Luhut yang dimaksud Susi adalah pernyataan yang meminta Susi segara menyusun langkah agar ikan-ikan yang ada di laut bisa ditangkap sebelum mati atau kabur ke perairan negara lain sebab ikan tidak punya agama dan kebangsaan.

Baca: Wanti-wanti Fadli Zon Menyasar pada Tjahjo Kumolo, Jangan Bikin Masalah Baru

Baca: KPK Kukuh Menolak Hadirkan Miryam ke DPR

Baca: Hujan Deras Bikin Lima Tanggul Jebol, Bupati Terapkan Status Siaga Darurat Hadapi Banjir

"Ya ikan mati, kita juga akan mati. Tapi ikan mati pasti bertelur dan beranak pinak dulu," ujar Susi saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Menurut Susi, ikan hidup di laut tidak akan langsung mati.

Dalam proses hidupnya, ikan akan berkembang biak agar populasinya meningkat. Bahkan ada itu jenis hermaprodit yang berubah bentuk hanya untuk beranak pinak.

"Tidak ada LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) di perikanan, tidak ada KB (keluarga berencana) di mahluk laut itu," kata Susi.

"Jadi itu (pernyataan Luhut) adalah statement yang lucu, absurd, dan tidak realistis," sambung Susi.

Terkait migrasi ikan, Susi mengatakan tidak semua ikan akan migrasi ke perairan lain.

Saat ini, hanya ikan tuna saja yang diketahui memiliki siklus migrasi.

Namun Susi meyakinkan tak perlu khawatir dengan migrasi ikan tuna.

Sebab wilayah migrasi tuna terutama tuna sirup kuning masih berada di wilayah Indonesia yakni Laut Banda.

"Indonesia tetap lebih menang karena zonanya ikan migratory yaitu yellow fin (tuna sirip kuning) itu 60 persen itu ada di Laut Banda," kata menteri nyentrik itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved