Kapal Tenggelam
Alhamdulillah, Akhirnya Basarnas Bisa Foto Mayat Korban KM Sinar Bangun, Bangkai Kapal Tampak Jelas
Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang pencarian KM Sinar Bangun selama berhari-hari, tim Basarnas KM Sinar Bangun
TRIBUN-MEDAN.com - Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang pencarian KM Sinar Bangun selama berhari-hari, tim Basarnas menemukan objek yang diyakini sebagai bangkai kapal yang tenggelam.
Hal ini diungkapkan oleh Humas Basarnas, Marsudi melalui keterangan tertulisnya yang disampaikan kepada Tribun Medan, Kamis (28/6/2018).
"Setelah melakukan pencarian selama 11 hari non stop tanpa lelah, alhamdullillah akhirnya pada hari ini pukul 12.39 kami berhasil mendeteksi obyek dan mengenali bahwa obyek tersebut adalah bagian dari KM Sinar Bangun VI," kata Marsudi.
Kapal tenggelam bisa dideteksi berkat peralatan canggih yang digunakan yakni robot Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dikirim sejak kemarin.
Menurut Marsudi objek bangkai kapal KM Sinar Bangun dapat terlihat dengan jelas, baik berupa foto maupun video.
Baca: Robot ROV Sukses Rekam Visual Jasad Korban KM Sinar Bangun di Dasar Danau Toba
"Baik korban, sepeda motor, maupun bagian kapal berupa kursi, tali yang terdeteksi pada posisi kordinat 247 04.144 N - 098 45 10.560 E," katanya.
Bangkai kapal KM Sinar Bangun ditemukan pada posisi kurang lebih sejauh 4,3 km barat daya pelabuhan Tigaras.
Baca: Robot Penyelam Temukan Jasad di Dasar Danau, 5 Fakta Terbaru KM Sinar Bangun Tenggelam
Sukses Cari Bangkai Pesawat AirAsia QZ8501
Robot Remotely Operated Vehicle (ROV) merupakan alat yang memiliki fungsi yang tidak kalah penting dalam pencarian di bawah lau.
Kegunaannya yakni melihat kondisi baik di bawah danau maupun laut, hanya saja, ROV menampilkan gambar visual bergerak secara jelas, langsung, dan dapat dikontrol di atas permukaan laut untuk memastikan yang ditemukan oleh ketiga alat sebelumnya.
Deputi TPSA BPPT Hammam Riza menerangkan bagaimana proses pencarian badan pesawat AirAsia QZ8501 ini.
Untuk langkah awal, Tim BPPT menurunkan Multibeam Echo Sounder dilanjut dengan Side Scan Sonar yang ditarik ditarik Kapal BJ I beberapa meter di bawah permukaan laut.
Hammam menceritakan bagaimana teknologi survei kelautan berperan besar membantu BPPT dalam pencarian kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Multibeam nantinya akan memotret kondisi morfologi di dalam laut. Bila ada gundukan yang berbeda dari sekeliling, bisa diperkirakan itu berasal dari bangkai AirAsia yang hilang,” jelas Hammam.
Selanjutnya, Side Scan Sonar akan memetakan objek yang sebelumnya terekam bentuknya oleh Multibeam Echo Sounder.
